Pentingnya Batasi Diri, Bijak dalam Bersosial Media

Penulis : Alvira Cika Topani / mahasiswa Hukum UBB

Swakarya.Com. Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Di zaman ini, penggunaan social media sangat meluas. berbagai macam aplikasi media sosial ditawarkan untuk publik contohnya seperti, instagram, twitter,facebook,whatsapp dan banyak lagi.


Penggunaan sosial media ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari manusia terutama orang dewasa,remaja dan bahkan anak-anak. Semenjak pandemi covid-19 juga penggunaan sosial media meningkat. sarana bekerja dan belajar pun dilakukan dari rumah dan mengandalkan social media serta jaringan internet.


Dengan adanya sosial media membuat pekerjaan, pendidikan, interaksi dan kehidupan sehari-hari manusia mudah dan terpenuhi. banyaknya dampak positif akan sosial media membuat penggunanya nyaman dan tidak memikirkan dampak negative yang ada.

Beragamnya penawarkan yang disuguhi media sosial ini membuat banyak penggunanya menjadi kecanduan. Kecanduan yang dimaksudkan adalah terlalu berlebihannya dan tidak adanya batasan diri dalam bermain social media.

Dari banyaknya penelitian menyatakan penggunaan sosial media yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negative. seperti peningkatan risiko depresi, kecemasan, kesepian, menyakiti diri sendiri, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Sosial media memberikan kenyamanan bagi penggunanya karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Penggunaan yang berlebihan akan memicu masalah kontrol impuls, peringatan dan pemberitahuan konstan yang dapat memengaruhi konsentrasi dan fokus, juga dapat mengganggu kualitas tidur, dan membuat pengguna tidak dapat lepas dari smartphone.

Sama seperti kecanduan narkotika atau alkohol, penggunaan social media dapat menciptakan keinginan psikologis. Saat menerima atau melihat sesuatu yang menyenangkan hati hal itu dapat memicu pelepasan dopamin di otak, zat kimia yang memberikan sensasi kesenangan.

Jika hal ini dibiarkan terus-menerus ternyata dapat berbahaya bagi kesehatan mental. Karena akan terus-menerus menginginkan dan menggantungkan diri kepada hal-hal yang gampang berubah dan tidak pasti.

Pengguna social media dapat merasa kurang akan diri sendiri atau insecure dan selalu membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat sempurna.

Walaupun kadang beranggapan jika orang lain hanya memanipulasi dirinya di sosial media dengan hanya mengunggah saat tampil cantik atau hal-hal menarik saja. Tapi, Pada akhirnya, akan selalu ada perasaan kurang dan tidak puas yang bersumber dari unggahan-unggahan di sosial media.

Dampak negative selanjutnya adalah dapat menimbulkan kecemasan hingga depresi. Hasil penelitian mengamati rasa kecemasan umumnya dipicu oleh sosial media. Kecemasan itu ditandai dengan perasaan gelisah/khawatir, serta kesulitan untuk tidur dan berkonsentrasi.
Timbulnya depresi dari penggunaan social media seperti suasana hati yang rendah dan perasaan tidak berharga dan putus asa. hal ini berkaitan dengan interaksi online.

 Alasan timbulnya depresi ini seperti adanya penindasan dunia maya (cyberbullying), memiliki pandangan yang buruk tentang orang lain, dan merasa waktu yang dihabiskan selama ini terbuang sia-sia.

Penggunaan social media yang terlalu sering dapat membuat kualitas tidur menjadi buruk. Kebiasaan begadang atau tidur larut malam karena bermain smartphone membuat jam tidur tidak menentu.

Apalagi seringnya terpapar pencahayaan buatan sepanjang siang dan malam. Para peneliti mengatakan hal ini dapat menghambat produksi hormon melatonin tubuh yang memfasilitasi tidur.

Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar smartphone dapat membuat tidur terasa gelisah yang disebabkan oleh gairah fisiologis sebelum tidur, dan cahaya terang dari perangkat elektronik bisa menunda ritme sirkadian.

Dampak buruk pengunaan social media berdampak juga pada hubungan interaksi antar manusia dikehidupan nyata. Yang berarti, karena seringnya berinteraksi didunia maya, kadang manusia lupa dan segan untuk berkomunikasi atau memulai pertemanan dikehidupan nyata. Hal ini menjadikan manusia itu susah beradaptasi dengan lingkungan aslinya.

Terlalu membuka diri dan tidak memiliki batasan privasi di social media juga dapat menjadi ancaman untuk diri pengguna. Karena dengan membuka identitas terlalu berlebihan dapat menimbulkan hal-hal jahat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Contohnya, data diri dapat diambil secara diam-diam dan digunakan untuk hal-hal yang tidak benar.

Banyaknya pengguna social media membuat kita sulit memilah mana yang baik dan buruk. Tidak semua pengguna social media jujur akan identiasnya dan juga tidak semua pengguna memiliki tujuan yang baik. Banyaknya kejadian penculikan bahkan pembunuhan terjadi salah satunya karena berkenalan di sosial media.

Maka dari itu, kita sebagai pengguna social media yang cerdas haruslah memerhatikan batasan diri dari penggunaan media social. Kita harus mempunyai kontrol diri dalam mengakses social media agar bermanfaat dan tidak merugikan kita.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait