Penulis: Rozi, Dosen Tetap Prodi Ekonomi FE UBB
Swakarya.Com. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan. Banyak sekali keistimewaan-keistimewaan di bulan tersebut. Salah satu di antaranya adalah Lailatul Qodar, yakni satu malam yang oleh Alquran disebutkan dengan malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Yang menjadi pertanyaan adalah apa dan bagaimana malam itu? Apakah ada penjelasan kitab yang memprediksi kapan kemunculannya?
Sebagaimana diketahui bersama bahwa malamLailatul Qodar adalah malam yang sangat didambakan oleh banyak orang. Mengingat keistimewaannya yang begitu besar.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci Alquran, yakni surah Al-Qadr yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam Al-Qadr. Dan tahukah kamu apakah laylat Al-Qadr itu? Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan. Turunlah malaikat-malaikat dan Ruh padanya dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh dengan keberkahan sampai terbit fajar”. Dalam kitab tafsir Al-Mishbah oleh M. Quraish Shihab disebutkan bahwa masa turunnya ayat ini masih diperselisihkan.
Ada yang berpendapat bahwa ayat ini turun sebelum Nabi berhijrah, ada juga yang memiliki pendapat bahwa sesudah Nabi berhijrah. Menurut perhitungan ulama Madinah, Bashrah dan Kufah bahwa ayat dalam surah ini berjumlah 5 ayat. Sedangkan perhitungan ulama Mekkah dan Syam, ayat tersebut berjumlah 6 ayat.
Terlepas dari itu semua, pastinya adanya Lailatul Qodar harus diyakini oleh umat Muslim sebagaimana termaktub dalam Alquran.
Laylat Al-Qadr terjadi pada bulan Ramadhan, karena kitab suci Al-Qur’an menginformasikan bahwa malam itu diturunkan oleh Allah SWT pada bulan Ramadhan.
Malam itu merupakan malam yang sangat mulia, tidak mudah diketahui berapa besar kemuliannya karena saking besarnya kemulian di dalamnya. Malam Al-Qadr pertama kali ditemui atau menemui Nabi, ketika beliau menyendiri di Gua Hira, merenungi tentang diri beliau dan masyarakat.
Ketika beliau telah mencapai tingkat kesuciannya, turunlah Ruhul Amin (Jibril as) membawa ajaran dan membimbing beliau sehingga terjadilah perubahan total dalam perjalanan hidupnya bahkan perjalanan hidup umat manusia.
Kemunculan Lailatul Qodar pernah dibocorkan oleh Rosulullah SAW bahwa hendaknya mencari malam kemuliaan itu pada sepuluh hari terakhir di bulan Romadhan. Karena saat itu diharapkan jiwa manusia yang berpuasa dua puluh hari sebelumnya sudah mencapai satu tingkat kesadaran dan kesuciaan yang memungkinkan malam mulia itu berkenan mampir menemuinya.
Maka dari itu pula Rosulullah SAW sangat menganjurkan untuk ber-i’tikaf (berdiam diri dan merenung di masjid) pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Salah satu doa yang paling sering Nabi hayati maknanya yaitu: Robbana atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannaar (Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa Neraka).
Adapun kemunculan Lailatul Qodar menurut Imam Syafi’i yaitu pada sepuluh malam yang ganjil diakhir bulan Ramadan. Imam Nawawi dalam Majmu’ dan Fatawa, berpendapat bahwa kemunculannya yang paling mungkin pada malam ganji yaitu tanggal 21 dan 23 dan tidak berpindah-pindah. Pendapat yang lain bahwa Lailatul Qodar terdapat di sepuluh hari terakhir yang ganjil di bulan Ramadan dan itu berpindah-pindah.
Sedangkan Ahl Sufi pernah mengeluarkan syair yang mana syair tersebut dikutip pada kitab Risalah Asroris Shoum yang disusun oleh Al-Haji Muhammad Syukri bin Unus bin ‘Ali Al-Banjari (1985 – 1405 H), yang mana syair tersebut artinya: “Apabila puasa dimulai hari Jumat maka Lailatul Qadr jatuh pada malam ke 29. Jika puasa dimulai hari Sabtu maka Lailatul Qadr jatuh pada malam ke 21. Jika puasa dimulai hari Minggu maka Laylat Al-Qadr jatuh pada malam ke 27. Jika puasa dimulai hari Senin maka Lailatul Qadr jatuh pada malam ke 29. Jika puasa dimulai hari Selasa maka Lailatul Qadr jatuh pada malam ke 25. Jika puasa dimulai hari Rabu maka Lailatul Qadr jatuh pada malam ke 27. Jika puasa dimulai pada hari Kamis maka Lailatul Qadr jatuh pada malam ke 21 atau 23”.
Jika merujuk dari syair tersebut, diketahui bahwa puasa kita dimulai dari hari Minggu (terkecuali Muhammadiyah yang mengawali puasanya di hari Sabtu) maka dapat dipastikan bahwa kemunculan Lailatul Qadr tepat pada malam ke 27 bulan Romadhon.
Namun terlepas dari dugaan atau prediksi tersebut di atas setidaknya yang perlu dipahami dan disepakati bersama bahwa Lailatul Qadr adalah malam yang sangat istimewa dan ditunggu-tunggu oleh banyak sekali manusia. Semoga kita semua mendapatkan keberkahannya.***