Revolusi Hati Dengan Hentikan Korupsi Di Indonesia

Swakarya.Com. Sama halnya seperti mahasiswa, pemerintah juga memiliki nilai IPK atau Indeks Persepsi Korupsi. Nilai inilah yang jeblok di Indonesia. Bahkan mantan koruptor bisa menjadi caleg pada pemilu kemarin dan akan mencalonkan diri pada pilkada mendatang. Apakah sebegitu bobroknya Indonesia? Ada apa dengan Indonesia?

Kalau dilihat-lihat Indonesia sangat berprestasi karena bisa menempati peringkat 3, tetapi sebagai negara terkorup se-ASEAN dan peringkat 90 sedunia. Bahkan Indonesia bisa menghabiskan uang ratusan triliun untuk dikorupsi setiap tahunnya. Bahkan KPK memprediksi dana APBN Indonesia akan dikorupsi sebesar 10% yang bearti kurang lebih 200 triliun rupiah pada tahun 2019.

Sebagai masyarakat awam, sering kali kita melihat kasus korupsi di media informasi sudah seperti halnya tayangan infotainment. Kalau kita berpikir lebih jauh (kritis), uang sebanyak itu bisa digunakan untuk menyekolahkan anak-anak di Indonesia sampai lulus sarjana.

Berkaca dari dari negara Brazil yang mengalami krisis ekonomi. Salah satu faktor utamanya adalah terungkapnya kasus korupsi terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Brazil sehingga membuat sepertiga anggota kabinet diselidiki oleh KPK Brazil dan membuat 13.000 orang di PHK. Hal ini bahkan berimbas pada tujuh negara tetangganya. Di negara-negara lain yang menyandang tingkat korupsi tinggi, seperti Sudan, Afganistan, Korea Utara, Yaman dan sebagainya membuat perekonomian negara tersebut menjadi terhambat.

Lalu bagaimana memberatas korupsi? Kita tidak bisa membasminya seperti tikus disebuah ladang. Tidak bisa menghilangkannya secara cepat dan total. Perlu proses panjang dan konsisten. Tapi kita bisa berkaca pada negara seperti Singapura dan Finlandia yang menanamkan bahwa ‘Orang Jujur Pasti Selalu Menang’ pada sistem pendidikannya. Hongkong yang sangat mendukung masyarakatnya untuk mencium dan melaporkan indikasi korupsi.

Gaji besar bukan jaminan seseorang tidak akan melakukan korupsi. Merasa tidak puas akan selalu ada dalam diri manusia. Yang paling dasar untuk menghilangkan korupsi berawal dari diri sendiri. Korupsi bisa ada karena ketamakan manusia. Ketamakan membuat rasa tidak puas sehingga bisa melahap hak orang lain. Jadi yang paling utama adalah untuk merevolusi hati. Menanamkan sikap jujur dan merasa puas adalah pondasi awal yang harus dibangun. Sikap merasa puas (cukup) membuat seseorang mensyukuri apa yang ia miliki. Memiliki rasa syukur bearti membuat apa yang kita miliki menjadi berkah dan kebaikan. Sikap ini yang seharusnya digemborkan oleh pemerintah sejak dini.

Daripada dikorupsi bukankah sebaiknya uang tersebut kita gunakan untuk membangun sekolah dan jaringan internet yang kuat di pedesaan terpencil. Membantu orang yang hampir mati karena tidak bisa membayar perawatan dirumah sakit yang mahal. Ditambah ribetnya administrasi dan deskriminasi untuk orang yang tidak mampu. Bahkan bisa membangun infrastruktur. Tidak hanya di kota tapi juga desa. Tidak hanya di ibu kota tapi juga Papua.

Penulis: Oca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait