Pangkalpinang, Swakarya.Com. Kegiatan seminar online kali ini merupakan sebuah bentuk respon yang datang dari kepedulian Yayasan Aksi Baik Babel atau ABB dan Ikatan Sosiologi Indonesia wilayah Bangka Belitung atau ISI Babel atas kondisi terkini yang terjadi khususnya di Indonesia dan juga di dunia secara global.
Kondisi yang sedang terjadi saat ini yaitu sebuah perubahan besar di seluruh sendi-sendi kehidupan, yang menggiring masyarakat untuk menerima bahwa kita harus segera merancang konsep pola kehidupan baru (New Normal Life).
Presiden Jokowi dalam pidatonya menyampaikan bahwa kehidupan normal baru merupakan kondisi yang harus dihadapi oleh masyarakat agar dapat hidup berdampingan dengan ancaman Virus Corona baru atau Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan sampai ditemukannya vaksin yang efektif.
Dengan Begitu, melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat segera merancang kehidupan normal baru dengan memperhatikan protokol kesehatan.
ABB dan ISI Babel mendatangkan narasumber yang berbeda keilmuan dalam menjawab tema kegiatan webiner ini. adapun narasumbernya yaitu Mazdha Ariefriyendho, M.Psi dan Prof. Dr. Bustami Rahman, M.Sc. Webinar dipandu oleh moderator yaitu Alfin D. Rahmawan, selaku kepala pemberdayaan Yayasan Aksi Baik Bangka Belitung (YABB) sekaligus juga ketua pelaksana dalam webinar.
Kegiatan tersebut, diikuti sebanyak 95 peserta dengan latar belakang yang beragam bahkan berdomisili di luar negeri seperti Taiwan dan Malaysia dan dalam negeri seperti Maluku Utara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Banten, Lampung, Bengkulu, Jambi, Aceh, dan Bangka Belitung.
Selain itu, latar belakang profesi peserta juga turut mewarnai webinar mulai dari ASN, guru, dosen, peneliti, mahasiswa, pelajar, pendamping sosial/desa, karyawan, freelancer, hingga wirausaha.
Alfin selaku ketua pelaksana dari kegiatan menyampaikan bahwa, webinar yang diselenggarakan oleh Yayasan Aksi Baik Babel dan Ikatan Sosiologi Indonesia Wilayah Bangka Belitung. Hal ini dilakukan adalah salah satu bentuk respon terhadap isu yang sedang terjadi di tengah masyarakat.
“Perlu dilakukan sebuah edukasi dengan menyiapkan ruang diskusi kepada masyarakat agar masyarakat benar-benar dapat mempersiapkan diri dengan kondisi saat ini”, pungkasnya.
Ketua ISI Babel, Fitri Ramdhani Harahap, M.Si dalam sambutannya, mengatakan kegiatan ini untuk memperluas wawasan kelimuan dari perbagai persepektif.
“ ISI Babel sangat menyambut baik kerjasama bermanfaat seperti webinar kali ini karena dapat member banyak informasi dan memperkaya ilmu bagi semua peserta yang ikutsert.” Ujar Fitri
A. Maalika Mulki selaku ketua Yayasan ABB mengapreasiasi acara ini yang merupakan kolaborasi pertama YABB dengan ISI Babel.
“Terima kasih kepada ISI Babel yang telah mau bersinergi dengan YABB dan semoga webinar kali ini bisa membuka cakrawala kita,” harap A. Maalika MUlki yang akrab disapa Uki.
Dalam paparan Mazdha dari perspektif psikologi menyampaikan bahwa kesiapan masyarakat untuk menghadapi kehidupan normal baru ini harus dimulai dari individu.
“Dengan meningkatkan kewaspadaan diri terhadap penularan virus Corona dengan memperhatikan protokol kesehatan serta tips penting yang dapat diterapkan yaitu berdamai dengan kondisi psikologis, mengelola emosi sehingga akan muncul sikap, pikiran, serta hal-hal yang positif,” Paparnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Bustami Rahman dari sudut pandang sosiologi menyampaikan bahwa ada teknologi sosial yang bisa diterapkan yaitu rekayasa sosial, bagaimana menerapkan strategi kehidupan normal baru ini di manapun di seluruh lapisan masyarakat.
“Misalnya bagaimana pemerintah memperkecil permasalahan ketika mengimplementasikan kebijakannya dengan terlebih dahulu berkolaborasi dengan ilmuwan,” pungkasnya
“Poin yang juga tidak kalah penting dari narasumber adalah bahwa di masa pandemi dan kehidupan normal baru ini sangat penting bagi kita untuk tetap melakukan aksi sosial sebagai bentuk kepedulian terhadap sekitar,” tambahnya.
Adapun aksi sosial yang direkomendasikan oleh Mazdha bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada orang lain menjadi volunteer atau relawan.
Bila menggunakan konsep Maslow, hal ini merupakan bentuk kebutuhan manusia. Aksi sosial ini dapat didorong lewat kampanye-kampanye viral di sosial media yang akan mengena langsung ke masyarakat.
Sedangkan menurut Prof. Bustami Rahman sendiri menyampaikan bahwa aksi sosial dapat dilakukan dengan semakin memperkuat solidaritas sosial masyarakat untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan satu sama lain, yaitu solidaritas sosial yang sudah lama mengakar dalam bentuk budaya tolong menolong.