Mahasiswa STISIPOL Pahlawan 12 Gagas Buku Milenial Bicara

Sungailiat, Swakarya.Com. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Pahlawan 12 Sungailiat Bangka terus berupaya melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi di massa pandemi Corona Virus Diseases (Covid-19).

Salah satu upaya tersebut yaitu dengan menerbitkan buku Milenial Bicara, terkait tinjauan kritis terhadap permasalahan daerah yang ditulis oleh 12 mahasiswa dan 4 orang dosen STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka.

Yudi Septiawan selaku Koordiantor Tim Penulis mengatakan bahwa inisiasi penerbitan karya antologi mahasiswa dan dosen STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka ini berawal dari diskusi dan komunikasi secara intensif bersama beberapa dosen dan ketua kampus.

Hasil diskusi rutin tersebut mengerucut pada satu program penerbitan karya buku Milenial Bicara yang bertujuan untuk mewadahi beragam opini dan artikel yang telah bertebaran di media-media cetak Bangka Belitung.


“Buku ini banyak memuat berbagai ulasan, mulai dari persoalan tuntutan inovasi birokrasi dan pelaksanaan kebijakan daerah yang kompatibel dengan era 4.0. Selain itu, desakan hadirnya milenial yang berdaya saing di Era Post Truth hingga berbagai suguhan solutif dalam rangka pemeliharaan dan kebijakan berkelanjutan terkait lingkungan merupakan sebuah ramuan sederhana yang dikompilasikan dalam sebuah karya untuk kemudian dikenalkan kepada khalayak,” katanya.

Yudi Septiawan juga menyampaikan, buku antologi mahasiswa dan dosen STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat tersebut meruapakan bentuk apresiasi dunia keilmuan, khususnya Ilmu Komunikasi dan Ilmu Administrasi Negara.

Hal tersebut, juga ditegaskan kembali oleh Darol Arkum selaku Ketua STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka. Ia mengatakan bahwa buku tersebut adalah salah satu bentuk upaya STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka dalam memfasilitasi pemikiran mahasiswa dalam meyalurkan prespektif untuk mencermati ragam isu pembangunan.

“Para mahasiswa STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka merupakan generasi milenial yang mempunyai gagasan dan perspektif. Mereka adalah kelompok milenial yang mempunyai kreatifitas, gagasan dan idealisme yang harus kita mediasi,” tuturnya.

Darol Arkum kembali melanjutkan, buku tersebut sangat menarik karena melibatkan latar belakang mahasiswa dalam berbagai prespektif keilmuwan, sehingga menghasilkan cara pandang yang berbeda-beda.

Buku tersebut merupakan langkah awal dan terus berkelanjutan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar mereka terus memberikan kontribusinya berupa ide dan gagasan pembangunan di daerah.

“Buku ini akan kita bedah secara bersama-sama, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Kita akan melibatkan seluruh penulis di sebuah forum diskusi pemikir milenial, melibatkan kelompok-kelompok ahli, para dosen, dan para pakar untuk melihat dan membedah beberapa pemikiran yang tertuang dalam buku ini,” ngkapnya.

“Rencananya buku ini akan di pasarkan keseluruh perpustakaan di level regional maupun nasional. Kita juga akan melakukan kerja dengan pihak penerbit untuk di suplai agar bisa di baca oleh semua lapisan masyarakat,” tutupnya.

Dari 16 kontributor dari buku MilenialBicara tersebut yaitu, Cherina Putri Messhandy, Eqi Fitri Marehan, Topandra, Arfidiya Ika Rahmawati, Aldo Giovani, Sintia, Yuni Ayu Izma, Angga Adi Saputra, Yeni Sri Rohana, Rahul Sadewa, Pradipta Saputra, Rudiansyah, Bambang Ari Satria, Hermianto, Iksander, dan Yudi Septiawan.

Penulis: Iso

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait