Kementerian Kominfo Ajak Orang Tua dan Guru Optimalkan Peran dalam Upaya Melindungi Anak Berselancar di Ruang Digital

Toboali, Swakarya.Com. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) menggelar rangkaian Kegiatan Literasi Digital untuk membangun dan menguatkan kemampuan literasi digital bagi masyarakat Indonesia.

Kegiatan dilakukan dengan mengadakan berbagai kelas daring dan pelatihan gratis untuk seluruh masyarakat.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan Kemenkominfo dalam Peta Jalan Literasi Digital 2021 – 2024.

Kabupaten Bangka Selatan merupakan salah titik yang rutin diadakan Webinar Literasi Digital.

Kali ini pada Kamis, 16 September 2021 dilangsungkan Webinar bertajuk “Kenali Upaya Melindungi Anak di Ranah Daring”.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.

“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4.

Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual.

Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen para mahasiswa dan peserta didik di wilayah Kabupaten Bangka Selatan ini diisi oleh para Narasumber yang berkompeten di bidangnya, diantaranya: Deden Mauli Darajat, M.Sc (Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Komunikasi dan Media (P2KM) UIN Jakarta),  Ardi Widi Yansyah S.Sos (Praktisi Komunikasi dan Editor Foto Majalah Gatra), Sasih Karnita Arafatun, M.Pd (Dosen Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung), Sriyati Dwi Astuti, M.Pd.I (Dosen Prodi PIAUD IAIN SAS Babel) dan key opini leader @Luluelhasbu (Owner Elhasbu Fashion, Spoke Person Wardah Beauty) dan moderator Izzah Fajrina Afani.

Sesi pertama, Deden Mauli Darajat memaparkan tentang Tips dalam Mendampingi Anak di Ruang Digital.

“Tantangan bagi orang tua di era digital saat ini adalah harus adaptif dengan perubahan dan perkembangan, contohnya menguasai media pembelajaran daring, kreativitas dalam pembelajaran, peduli dan berempati dan tidak mudah menyerah,” jelasnya.

Selain itu, orang tua diminta untuk mendampingi anak-anaknya dalam menggunakan internet sebagai sarana pendidikan untuk mendukung proses pembelajaran.

Sementara itu, Ardi Widi Yansah menyampaikan, bahwa menurut data UNICEF setidaknya ada 30 juta anak dan remaja di Indonesia yang menjadi pengguna Internet.

Internet menurutnya selain memiliki dampak positif dalam meningkatkan konektivitas, juga dapat menimbulkan dampak negatif jika disalahgunakan.

Oleh karena itu ujarnya, aktivitas internet harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna internet itu sendiri sesuai dengan usia dan profesi.

Selain itu lanjutnya, dampak negatif dari penggunaan Internet yakni Perundungan (Bullying) perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik maupun sosial yang diterima seseorang atau sekelompok tertentu, perdagangan orang, pencurian data pribadi, penipuan, pelecehan seksual dan pornografi, kekerasan, dan kecanduan.

“Maka dari itu orang tua mesti memberikan pemahaman soal keamanan digital yakni batasi informasi pribadi, batasi penggunaan gawai, kenali ancaman keselamatan, saring sebelum sharing.

Kemudian tetapkan beberapa aturan sebelum memberikan akses internet, dampingi anak menggunakan internet, gunakan komputer PC, Laptop, Smartphone hanya di tempat yang bisa terpantau orang tua, batasi waktu bermain internet agar tidak kecanduan, ajarkan literasi kepada anak sejak dini agar tidak mudah terpengaruh hal negatif,” jelasnya.

Sesi ketiga, Sasih Karnita Arafatun memaparkan tentang Kiat Mencegah Kecanduan Digital Terhadap Anak.

Menurutnya, Internet memiliki dampak negatif jika digunakan dengan tidak efektif dan tidak dibatasi, diantaranya: anak menjadi lebih emosional, individual, obersitas, dan cacat fisik (mata).

Untuk itu, diperlukan langkah-langkah untuk mencegah kecanduan digital pada anak yakni peran orang tua dan peran guru.

“Peran dari orang tua menjadi contoh yang baik, batasi penggunaan gadget, perbanyak aktivitas fisik dan tegas. Kemudian peran guru yakni merancang pembelajaran, eksperimen, demonstrasi, petunjuk kerja dan lembar kerja siswa,” paparnya. 

Sesi terakhir, Sriyati Dwi Astuti memaparkan tentang Melindungi Anak di Ruang Digital.

Masa kanak-kanak menurutnya adalah masa emas karena anak adalah penyerap yang sangat baik (absorbent mind) dan ‘mesin fotocopy’ yang canggih.

Dunia anak saat ini adalah dunia bermain. Namun saat ini ruang bermain anak tidak lagi di ruang nyata, kebanyakan dari mereka lebih asyik berselancar di ruang maya.

Meski anak saat ini adalah native digital, namun sebelum usia 18 tahun mereka masih anak-anak yang membutuhkan bimbingan, pengawasan, dan perlindungan dari orang tua.

“Ada resiko yang mengintai di ruang digital terhadap anak, diantaranya kekerasan atau konten sadis, konten pornografi, ujaran rasis dan kebencian. Bagaimana kita bisa melindungi anak-anak agar ruang digitalnya aman? Update digital skill orangtua, mengenalkan Cyber Ethic  dalam berinternet, dan membatasi waktu anak di ruang digital,” pungkasnya.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 12 webinar yang akan diselenggarakan di wilayah Kabupaten Bangka Selatan selama 2021.

Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi pada webinar-webinar yang akan dilksanakan pada akhir bulan September mendatang. (Sudja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait