Internet bagi Pelaku UMKM Penyelamat dalam Menghadapi Krisis di Tengah Pandemi Covid-19

*Pelaku UMKM dianjurkan untuk mulai mengikuti perubahan era digital dengan memasarkan produk secara online.

Toboali, Swakarya.Com. Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) gencar menyelenggarakan Webinar Literasi di berbagai daerah di Indonesia sebagai upaya untuk mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Dengan penggunaan internet secara bijak, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat dalam mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan saat membuka kegiatan Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bangka Selatan bertajuk “Peran Literasi Digital di Toko Online (Market Place)”, Selasa, 24 Agustus 2021.

Berdasarkan data Kominfo, pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. “Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital,” ujarnya.

Hasil survei literasi digital yang dilakukan Kominfo bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. “Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” ujarnya.

Webinar literasi digital menurutnya menjadi agenda yang amat strategis dan krusial dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen para pendidik/ siswa, Pelaku UMKM dan mahasiswa ini diisi oleh para Narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing, diantaranya:

Mayrianti Annissa Anwar, SP., M.Si (Kerjasama Badan Riset dan Inovasi Nasional), Anwar Sadat, ST.,MT (Praktisi & Akademisi TIK), Drs. H. Yulizar Adnan, M.Si (Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Prov. Kep. Babel), dan Dr. Ari Agung Nugroho, SE,MBA (Dosen FE UBB), serta Key Opion Leader @seerasafira (News Presenter, Journalist TV One, Moderator/MC) dan dipandu oleh moderator Ayu Amelia.

Sesi pertama, Mayrianti Annissa Anwar menyampaikan materi ‘peran Literasi Digital di Toko Online (Market Place)’ serta tips dan trik jualan online.

Ia menjelaskan, literasi digital pada marketplace sangat berperan penting sebagai pengarsipan digital, dapat membuat pendokumentasian berupa foto dan video, peningkatan usaha dan kewirausahaan dengan berbagai fitur, mempermudah dalam transaksi jual beli, dapat membantu dalam mengolah informasi yang diterima, dapat menjaga keamanan dunia maya, promo dan gimmick yang menarik dan interatif.

Perkembangan marketplace dimulai pada tahun 1995 mulai dari ebay amazon.com, alibaba.com, kaskus, tokobagus.com (olx), wallet, lazada,  matahari mall, jd.id, zalora, tokopedia, bukalapak, blibli.com,  shoppe dan lainnya.

Ada beberapa tips dan trik jualan sukses secara online menurut Mayrianti Annissa, diantaranya: harus mengenali nilai jualan produk (unique swlling points), memiliki website toko online sendiri, pelajari dan pahami data soal penjualan (riset produk dan selera pasar), strategi content marketing konten relevan yang bisa menarik audiens dalam jangka panjang, aktif di media sosial, strategi email marketing, word of mounth marketing, bisnis lewat facebook, promo, deskripsi produk yang unik dan menarik.

Sesi kedua, Anwar Sadat memaparkan topik mengenai aman bertransaksi digital.

Ia menjelaskan, selama pandemi masyarakat sangat terbantu dengan adanya usaha kecil menengah karena menjadi penyelamat ekonomi bangsa di tengah pandemi Covid-19.

“Di era digital kita sangat terbantu dengan marketplace,” ujarnya.

Selain itu, tren transaksi online dengan pemakaian uang elektronik juga terus meningkat pesat. “Kalau dulu sistem pembayaran online yakni dengan transfer melalui rekening dan payment melalui kartu kredit, tapi hari ini banyak menggunakan E-Wallet: Paypal, google, OVO, Gopay, Shopee Pay, Link Aja dan virtual account,” jelasnya.

Sistem pembayaran online aman yakni ada gerbang pembayaran yakni ada tiga standar keamanan untuk transaksi online yaitu standar keamaan PCI DSS,  sistem verifikasi alamat, kode keamanan: card security, 3D security.

“Kenapa gerbang pembayaran banyak digunakan karena metode pembayaran variatif,  instalansinya mudah. Ketika kita transaksi maka kita akan menjaga keamanan bisnis online dengan tahu kebutuhan pasar, manfaatkan e-commere platform,  perbanyak metode pembayaran, pilih jasa pengiriman aman, hati-hatu pesanan borongan,” paparnya.

Dalam bertransaksi online yang aman, masyarakat diminta untuk jelih dalam memilih toko online.

“Carilah rekomendasi, cari informasi sebanyak-banyaknya, jangan mudah percaya dengan harga murah dan diskon, testimoni bukan jaminan, simpan bukti semua transaksi,” pungkasnya.

Dilanjutkan dengan sesi ketiga, Yulizar Adnan menjelaskan topik tentang ‘Pemanfaatan Marketplace bagi UMKM di Era Revolusi 4.0′.

Ia menjelaskan, bahwa akibat adanya pandemi terjadi pola konsumsi barang dan jasa yang dulu offline beralih ke online.

Oleh karena itu, Pelaku UMKM juga dituntut untuk mulai mengikuti perubahan era digital dengan memasarkan produk secara online.

Marketplace merupakan platform perantara yang bertugas menghubungkan pihak pembeli dan penjual.

Sementara itu, online shop merupakan situs pribadi milik perusahaan yang di dalamnya melakukan penjualan tanpa perantara.

Di Indonesia ini, anak berusia 15 tahun sudah bisa berbelanja online. Internet bagi UMKM merupakan penyelamat dalam menghadapi krisis yang diakibatkan oleh Covid-19,” ujarnya.

Sesi terakhir disampaikan oleh akademisi Fakultas Ekonomi UBB Dr. Ari Agung Nugroho, S.E, M.BA.

Ia memaparkan tentang budaya digital yakni Table of Contents: Pemahaman Budaya Digital, Penggerak Budaya Digital, Membangun Budaya Digital, Masyarakat Digital, dan Kewirausahaan.

Budaya digital menurutnya menjadi tatanan kehidupan baru masyarakat. Hal itu menimbulkan kebiasaan baru, seperti menggunakan media sosial, berbelanja online, melakukan pembayaran digital, pendidikan online, dan work from home (WFH).

“Budaya digital sebagai gagasan yang bersumber penggunaan teknologi dan internet. Hal ini membentuk cara masyarakat berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi sebagai manusia dalam lingkungan masyarakat,” ujarnya.

Untuk itu lanjutnya, dibutuhkan kemampuan literasi informasi untuk menemukan suatu informasi dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan dan penyelesaian suatu masalah.

Dalam hal kewirausahaan, pemanfaatan literasi informasi dapat menghasilkan profit dan kemandirian ekonomi rakyat.

”Ibu-ibu rumah tangga misalnya, dapat memanfaatkan waktu senggangnya dengan berbisnis online. Sebab bisnis online dapat dilakukan di rumah, bahkan di mana saja, tanpa harus menyediakan kantor atau toko di dunia nyata,” ujarnya.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 12 webinar yang akan diselenggarakan di wilayah Kabupaten Bangka Selatan selama Tahun 2021.

Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif pada webinar-webinar yang akan dilksanakan pada awal September mendatang. (Sudja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait