Rektor UBB Kaitkan Output MBKM dengan Sejarah Perkembangan Filsuf dan Ilmuwan

Pangkalpinang, Swakarya.Com. Universitas Bangka Belitung (UBB) telah melangsungkan pelepasan terhadap mahasiswa semester 7 yang akan mengikuti Program Kuliah Luar Kampus selama beberapa bulan ke depan.


Acara seremonial pelepasan ini dilangsungkan secara hybrid, di Balai Besar Peradaban Rektorat UBB dan melalui aplikasi Zoom Meeting, Senin, 16 Agustus 2021 kemarin. Hadir pada acara ini para pimpinan tingkat universitas, dekan, ketua jurusan, serta sekretaris jurusan.


Yang spesialnya, pelepasan ini juga turut dihadiri diberi sambutan secara daring oleh Diretur Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti), Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.d. IPU Asean Eng.


Duta Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang sekaligus sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UBB, Nanang Wahyudin, S.E., M.M., membuka acara dengan menyampaikan laporan sumber dana Program Kuliah Luar Kampus, yang mana berasal dari UBB itu sendiri dan Kemendikbud Ristek, serta Beliau juga mengutarakan detail dari jumlah mahasiswa UBB yang ikut di masing-masing program kuliah luar kampus tersebut.


“Total keseluruhan mahasiswa UBB yang melangsungkan Program Kuliah Luar Kampus dengan dana universitas adalah sebanyak 752 mahasiswa. Selebihnya para mahasiswa kita mengikuti program dari dana Kemendikbud Ristek yang berhasil didapatkan beberapa prodi di UBB, yakni Program Komptisi Kampus Merdeka (PPKM), Centre of Excellent (CoE), dan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D),” ujar Nanang Wahyudin.


Saat menyampaikan laporan, Nanang juga mengungkapkan bahwa ada 6 mahasiswa UBB yang berhasil lolos di Program Magang dan Studi Inpenden dari Kemendikbud Ristek, serta ada dua dosen UBB yang lolos menjadi dosen pembimbing lapangan di program Kampus Mengajar dan Program Modul Nusantara.

“Pada Program Kemendikbud Ristek, ada tiga mahasiswa UBB yang berkesempatan mengikuti program magang, yakni dari prodi Akuntansi ada 2 mahasiswa, dan 1 mahasiswa dari Teknik Sipil. Lalu, di program Studi Independen ada 3 mahasiswa juga, masing-masing dari Teknik Elektro, Kimia, dan Akuntansi,” tambah Nanang.


“Adapun dosen UBB yang lolos di program Kemendikbud Ristek, adalah Revi Safitry (Dosen Teknik Sipil) yang terpilih menjadi Dosen Pembimbing Lapangan program Kampus Mengajar, serta Pak Bob Morison (dari sastra inggris) di Program Modul Nusantara.,” pungkas Nanang.
Di dalam rangkaian acara pelepasan ini, sebelum Rektor UBB menyampaikan sambutan dan pesan-pesannya untuk para mahasiswa, berkesempatan juga untuk menyampaikan sambutan adalah Ibu Fournita (Ketua LPPM UBB) dan Prof. Nizam (Direktur Ditjendikti).


Ibu Fournita utamanya berpesan agar para mahasiswa yang menjadi delegasi UBB di Program Kuliah Luar Kampus ini bisa menunjukkan kontribusi postifinya untuk masyarakat dan beberapa perusahaan yang menjadi mitra. Bagi Beliau, yang terpenting senantiasa menjaga nama baik UBB.


Sementara itu, Prof. Nizam menegaskan bahwa, era Disrupsi teknologi saat ini menimbulkan dampak pada banyak dimensi kehidupan. Oleh kareanya, salah satu kebutuhan para mahasiswa di kampus saat ini adalah beradaptasi dengan mitra-mitra industri untuk siap menghadapi era disrupsi teknologi tersebut.
“Harapannya, program kuliah luar kampus ini bisa menciptakan SDM unggul untuk bisa menghadapi dunia kerja, dan bahkan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.


Ibrahim: Yang Namanya Ilmuwan harus Mengerti Segala Ilmu dan Berkarakter Fleksibilitas

Sebelum berbicara bagaimana MBKM yang digaungkan oleh menteri Nadiem Makarim ini mengarahkan para pelajar untuk memiliki karakter fleksibilitas dan adaptif, Ibrahim menyampaikan beberapa hal penting.

Pertama, Beliau mengatakan kalau Ditjen Dikti pernah secara khsus berterima kasih kepada UBB karena telah maksimal serta cepat dalam menerjemah dan mengaplikasikan program MBKM.
“Menurut Ditjen Dikti, UBB termasuk institusi kampus yang belajar dengan cepat, dan dianggap cukup pionir dalam pelaksanaan MBKM”, ujar Ibrahim

Kedua, Beliau menegaskan, dosen-dosen saat ini kebanyakan adalah generasi imigran digital. Maka dari itu harus mau, cepat berubah dan menyesuaikan dengan keadaan
“Para Dosen tidak mungkin mengajar dengan cara masa lalu. Karena kondisi dan rezimnya saat ini sudah berbeda,” tambahnya.

Ketiga Ibrahim yang dikenal dengan gayanya yang khas Milenial ini bersyukur punya program studi yang mau bekerja sama dan bekerja cepat dengan pihak universitas. Menurut Beliau, kelebihan UBB adalah program studinya mau membuka diri untuk belajar dan didukung oleh dekan-dekannya yang kompak dan adaptif.


Hal lain yang berkesan disampaikan oleh Ibrahim pada pidato sambutannya tersebut adalah bagaimana Beliau berbicara kalau sebetulnya output yang diharapkan dari MBKM ini mirip dengan realitas yang terjadi pada pemikir, filsuf atau ilmuwan di era Yunani sampai dengan Renaisans. Muaranya adalah sosok yang menguasai atau mengerti banyak ilmu dan memiliki karakter fleksibilitas.


“Dulu para filsuf seperti Socrates, Plato, Aristoteles dan para filsuf besar lainnya, mereka tidak hanya mampu berpikir folosofis, tapi juga menguasai banyak ilmu, seperti ilmu berhitung, Biologi, Politik, Hukum dan lain-lain. Makanya mereka juga bisa disebut sebagai Ilmuwan,” ungkap Ibrahim yang juga merupakan seorang doktor ilmu Filsafat.

“Hobbes, Auguste Comte dan Weber, mereka piawai bicara birokrasi, mereka mahir matematika dan mereka juga paham fisika. Yang dipentingkan oleh mereka adalah keluasan ilmu pengetahuan,” pungkas Ibrahim.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait