Komunitas Sastrabilitas Hadir dalam Mendidik Anak-anak Disabilitas

Pangkalpinang, Swakarya.Com. Akhir pekan biasanya dihabiskan dengan liburan atau aktivitas rekreasi lainnya. Namun, tidak dengan sekelompok anak muda ini yang merelakan waktu mereka untuk mengajar anak-anak disabilitas melalui Door To Door.

Para relawan yang rata-rata masih mahasiswa ini tergabung dalam Komunitas Sastrabilitas. Mereka rela tidak dibayar untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak itu.

Annisa Nastiti mengisi hari liburnya sejenak dari kesibukannya mengajar di SMPN 2 Koba, Sabtu, 26 September 2020 pagi.

“Kami akan mengajar anak-anak disabilitas dengan mendatangi rumah anak-anak tersebut dari pintu ke pintu,” ujar alumnus Univeritas Ahmad Dahlan ini.

Caca (sapaan akrab Annisa Nastiti-Red) dan rekannya, Rianto saat ini dipercayakan untuk memimpin Komunitas Sastrabilitas, sebuah perkumpulan relawan yang mengajar anak disabilitas.

“Kebanyakan pengajarnya dari duta bahasa, maka fokus bahan ajarnya, yaitu sastra dan literasi. Makanya nama komunitas ini Sastrabilitas,” ujar Caca.

Rianto pun menambahkan kegiatan ini juga diselingi dengan hiburan. “Kegiatan ini sejatinya inisiasi dari duta bahasa Babel 2020 di bawah naungan kantor bahasa Babel. Selain sastra dan literasi, kegiatan komuitas ini diisi juga dengan menyanyi dan membacakan cerita,” tambah Rianto.

Saat Ini Belum Rekrut Relawan

Wanita cantik ini mengaku mengelola Komunitas Sastrabilitas bersama dengan duta bahasa Babel, namun ada juga relawan dari kalangan mahasiswa dan umum yang ikut bergabung.

Hal ini terkait dengan bagaimana kesinambungan proses pembelajaran bagi anak-anak.

“Karena para pengajar ini adalah relawan, maka kita sepakati agar belum melakukan rekrut relawan. Supaya program bisa berjalan aktif dan terbentuk dulu pondasi komunitas yang kuat,” ujarnya.

Saat ini, relawan yang terdata berjumlah 10-15 orang. Sedangkan, yang datang setiap akhir pekannya untuk mengajar tidak menentu.

Caca mengatakan, agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, maka sebelum memulai pembagian lokasi, perlu pembekalan dan arahan kepada para relawan.

Hal itu dimaksudkan agar para pengajar mengetahui kondisi anak-anak peserta didik, dan juga terkait dengan materi yang akan diberikan.

“Hal ini mengingat para relawan ini bisa bergantian datang setiap minggu. Sehingga kami kawal bagaimana metode pembelajaran dan materi ajar,” tambah pemenang I Duta Bahasa Babel 2020 ini.

Dalam pertemuan setiap hari Sabtu dan itu, selain belajar ada juga waktu untuk bermain. Setelah itu, dilakukan evaluasi antar pengurus Komunitas Sastrabilitas terkait kegiatan hari itu.

Penulis: Ryannico

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait