Curhatan Peternak Ayam Kampung di Masa Pendemi Covid-19, Ada Apa?

Penulis : Buya Al Kahfi Hisbullah/Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung

Swakarya.Com. Dimasa pandemi ini dapat kita ketahui bahwa kehidupan masyarakat saat ini semakin memburuk karena virus covid-19. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya karena di PHK. Dan juga mempengaruhi perekonomian yang ada di masyarakat Indonesia.

Tetapi bukan hanya masyarakat saja yang mengalami kesulitan perekonomian dimasa pandemic ini. Para peternak ayam kampung pun terkena dampak kerugian akibat covid-19 yang sedang melanda Indonesia saat Ini.

Para peternak ayam kampung pun harus mengalami kerugian saat ini karena hasil panen ayam kampung dijual dengan harga yang sangat murah. Dan covid- 19 juga berdampak bagi sektor perekonomian dan peternakan saat ini.

Wabah covid- 19 saat ini membuat masyarakat sangat khawatir, karena perekonomian semakin memburuk. Bahkan peternak ayam kampung harus mengalami kerugian karena turunnya harga dagaing ayam dipasaran.

Peternak ayam kampung pun harus mengatur pengeluaran mereka supaya dapat lebih hemat dalam kondisi pandemi saat ini. Bahkan disaat pandemi sekarang banyak peternak ayam kampung yang rugi sampai puluhan juta yang disebabkan turunnya harga daging ayam kampung.

Turunnya harga daging ayam kampung bukan hanya berimbas bagi peternak ayam kampung saja tetapi juga berimbas bagi pengepul bahkan bagi pedagang ayam kampung yang berjualan dipasar akibat harga daging ayam kampung yang terus menurun.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan salah satu peternak ayam kampung Bapak Budi, berusia 28 tahun yang berada di daerah pangkalpinang (selindung). Menjelaskan bahwa harga daging ayam kampung di kondisi normal biasanya 50.000/kg dan dimasa pandemi saat ini turun hingga 35.000/kg.

Para peternak juga mengatakan dengan rendahnya harga daging ayam kampung, dapat membuat peternak mengaami kerugian yang besar karena hasil yang ia dapatkan tidak sebanding dengan yang dikeluarkannya seperti biaya pakan yang begitu besar seperti ( jagung,pelet,dedak dan obat-obatan ayam). Ditambah dengan kondisi cuaca sekerang yang sering hujan dapat membuat ayam kampung rawan sakit.

Dan banyak peternak lainnya juga mengalami kerugian yang sangat besar dan membuat mereka gulung tikar karena pemasukan dan pengeluaran yang tidak seimbang akibat pandemi covid- 19 saat ini.

Para peternak pun mengatakan untung ia dan anaknya sendiri yang mengelolah peternakan jadi pengeluaran yang dikeluarkan tidak terlalu banyak seperti membayar pekerja karena dimasa pandemi saat ini pemasukan tidak sebanding dengan pengeluaran.


Menurutnya harga daging ayam mengalami penurunan sejak bulan Januari lalu. Bahkan disetiap minggunya harga daging ayam sering turun dan tidak setabil.

Bagi mereka hal ini sangat tidak sebanding dengan ongkos yang dikeluarkan setiap harinya dan belum lagi ongkos pekerja untuk yang bertugas untuk mengantar daging ayam ke pengepul dan pedagang ayam yang ada dipasar.

Kerugian itu pun semakin dirasakan oleh Bapak Budi, kerena Covid- 19 bulum juga hilang dan harga jual daging ayam yang terus menurun.

Sehingga Bapak Budi berharap agar wabah Covid- 19 ini segera berakhir agar perekonomian masyarakat dan khususnya peternakan bias kembali stabil.


Penulis pun dapat menyimpulkan bahwa tak sedikit peternak yang mengalami kerugian yang cukup besar, sehingga ada beberapa peternak yang terpaksa berhenti beternak sambil menunggu wabah covid- 19 ini cepat berakhir.

Penulis berharap kedepannya harga daging ayam kampung bisa kembali stabil dan mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat mengembalikan perekonomian peternak ayam kampung dan juga penulis berharap supaya wabah covid- 19 ini cepat berakhir dan dapat menjalankan kehidupan secara normal kembali.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait