Pangkalpinang, Swakarya.Com. PT Timah Tbk menyerahkan bantuan oksigen medis sebanyak enam ton atau sebanyak 1000 tabung oksigen berkapasitas enam meter kubik untuk diserahkan kepada delapan rumah sakit di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung (Babel khusunya di Pulau Bangka.
Bantuan ini sebagai upaya untuk membantu penanganan Covid-19 dan membantu pemenuhan kebutuhan oksigen di rumah sakit.
Sebaran bantuan oksigen tersebut dibagikan kepada Rumah Sakit Bakti Timah Group sebanyak 200 tabung, Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah sebanyak 100 tabung, Rumah Sakit Depati Bahrin sebanyak 100 tabung, Rumah Sakit Dr Eko Maulana Ali sebanyak 100 tabung, Rumah Sakit Umum Daerah Sejiran Setason sebanyak 100 tabung, Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah sebanyak 100 tabung, Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Selatan sebanyak 100 tabung, dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.C. Ir. Soekarno sebanyak 200 tabung.
Penyerahan bantuan oksigen ini dilakukan secara bertahap ke masing-masing rumah sakit mulai Jumat (27/8/2021).
Penyerahan pertama dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Bahrin, Kabupaten Bangka.
Direktur RSUD Depati Bahrin, Yogi Yamani mengapresiasi bantuan oksigen dari PT Timah Tbk, pasalnya bantuan ini datang di waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini, khususnya pasien Covid-19.
“Luar biasa sekali bantuan dari PT Timah Tbk, seperti kita menunggu hujan ditengah kemarau. Oksigen ini bantuan hidup bagi pasien Covid-19, fungsi oksigen ini sangat vital,” kata Yogi Yamani usai menerima bantuan oksigen dari PT Timah Tbk, di Kawasan RSUD Depati Hamzah, Jumat (27/8/2021).
Ia menceritakan dalam beberapa minggu ini kebutuhan oksigen di Kabupaten Bangka dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kasus Covid-19. Belum lagi supplier sangat terbatas sekali. Sehingga bantuan ini sangat membantu pasien Covid-19.
“Satu hari kebutuhan oksigen kita butuh 150 tabung dengan kapasitas enam meter kubik. Oksigen kita dipasok dari PT Igas karena kita tidak memiliki liquid base dan generator gas, jadi suplaynya dalam bentuk tabung enam meter kubik ini. Saat ini kebutuhan oksigen kita hanya cukup untuk lima hari ke depan,” katanya.
Menurutnya, oksigen merupakan kebutuhan vital bagi pasien Covid-19, pasalnya pasien Covid-19 yang memiliki saturasi oksigen dibawah 93 harus sudah harus mendapatkan terapi oksigen. Dalam satu hari, bahkan satu pasien Covid-19 bisa menghabiskan dua hingga tujuh tabung oksigen.
“Pasien yang dirujuk ke rumah sakit itu memiliki gejala sedang hingga kritis, kalau saturasi oksigen 93 persen, pasien harus mendapatkan terapi oksigen. Satu pasien itu kebutuhan oksigennya tergantung kondisi dan alat bantu nafas yang digunakan. Kalau menggunakan alat bantu nafas HFNC atau NRM bisa sampai 7-8 tabung per hari,” katanya.
Ia mengakui, pada akhir Juli hingga Agustus ini pihaknya kesulitan untuk mendapatkan pasokan oksigen, karena terganggunya proses distribusi oksigen lantaran faktor cuaca yang membuat kapal tak bisa masuk. Tak ayal, hal ini membuat pihak rumah sakit kerepotan.
“Bantuan PT Timah ini sangat tepat dan responsive sesuai dengan kebutuhan saat ini, khususnya untuk penanganan pasien Covid-19, PT Timah hadir membantu tepat waktu,” katanya.
Sebelumnya, kata dia PT Timah Tbk juga pernah menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke rumah sakit yang dipimpinnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk, Anggi Siahaan mengatakan, PT Timah Tbk sejak pandemi Covid-19 terus konsisten untuk membantu penanganan Covid-19 di wilayah operasional perusahaan.
“Saat ini oksigen menjadi kebutuhan untuk membantu penanganan Covid-19, sehingga Perusahaan berupaya untuk membantu menyediakan ini kepada rumah sakit yang melayani dan menangani pasien Covid-19. Semoga bantuan ini dapat membantu rumah sakit dan meringankan beban pasien Covid-19,” katanya.
Anggi menambahkan, PT Timah Tbk terus berkolaborasi dan bersinergi untuk membantu penanganan Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk itu, dirinya mengajak masyarakat bersama-sama untuk menerapkan protokol kesehatan sehingga dapat mengurangi potensi penyebaran Covid-19.***