PT Timah Pada Kinerja Triwulan II 2020 Menunjukkan Trend Postif, Arus Kas Mulai Optimal

Pangkalpinang, Swakarya.Com. Prognosa kinerja PT Timah triwulan II 2020 menunjukkan trend yang positif. Hal ini ditandai dengan kembali lancarnya arus kas perseroan dan konsistensinya dalam pelunasan kewajiban hutang.

Hingga triwulan II, anggota holding industri pertambangan ini terus mengoptimalkan posisi arus kas untuk menjaga keesehatan posisi keuangan sekaligus mengurangi beban bunga.

Sebelumnya, kinerja PT Timah sempat terkoreksi dampak dari perang dagang (trade war) antara China dan AS, serta pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya permintaan logam timah dunia.

“Cashflow perusahaan pada triwulan I sangat baik dimana arus kas operasi positif sebesar Rp 1,3 triliun dengan posisi saldo kas akhir sebesar Rp 934 miliar,” kata Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Wibisono, Rabu malam (15/7/2020).


PT Timah, kata dia terus berusaha aktif melakukan rencana bisnis untuk meningkatkan profitabilitas. Prognosa kinerja sampai dengan semester I 2020 mengalami peningkatan secara signifikan baik dari segi laba kotor, EBITDA maupun laba bersih di triwulan II jika dibandingkan dengan kinerja triwulan I 2020.

“Selain itu perseroan juga berhasil menjaga arus kas positif dari operasional guna menjaga kesehatan posisi keuangan sekaligus mengurangi outsanding pinjaman yang berimplikasi pada penurunan beban bunga,” katanya.

Ia menambahkan, PT Timah telah memiliki sejumlah strategi untuk menghadapi kondisi pasar yang belum stabil ini diantaranya melakukan manajemen biaya, dengan menurunkan biaya produksi per unit melalui perolehan biji timah yang lebih selektif dan kompetitif.

“Mengoptimalkan persediaan termasuk penglogaman backlog, melakukan skema kerjasama dengan mitra yang lebih menguntungkan. Serta melakukan upgrade teknologi dan optimalisasi aset lainnya. Kita juga melakukan efisiensi beban operasional dan beban lainnya sampai dengan 30 persen dari biaya operasional perseroan,” katanya.

Upaya efisiensi dilakukan dengan penghematan biaya maintenance dan optimasi pemakaian suku cadang dan biaya bahan bakar dengan selektif menggunakan peralatan penambangan yang berkinerja prima untuk efektifitas.

Melakukan reprofilling pinjaman melalui Supply Chain Financing (SCF) untuk menjaga term of payment perseroan agar lebih besar dibandingkan AR Collection.

“Upaya untuk membukukan arus kas positif melalui efisiensi biaya modal dengan memprioritaskan anggaran belanja modal yang terkait langsung dengan produksi, menunda proyek pengembangan usaha, mempercepat proses restitusi pajak dan penagihan piutang usaha (receivable turnover),” katanya.

Lebih lanjut, Wibisono menyampaikan, PT Timah juga melakukan penundaan capex yang tidak berkaitan dengan core bisnis perusahaan. Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi tekanan cash flow yang negatif pada masa lalu.

Disisi lain, PT Timah Tbk telah membayar utang perseroan hingga Rp1,6 triliun hingga triwulan I 2020. Pembayaran utang ini merupakan salah strategi perusahaan untuk menyehatkan kinerja keuangan perusahaan tahun ini.

“Kami akan mengurangi total utang jangka pendek secara bertahap, hal ini dilakukan dengan mengoptimalkan arus kas sekaligus mengurangi beban bunga,” kata Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Wibisono.

Selain itu, PT Timah secara bertahap mengalokasikan dana sampai dengan Rp 600 miliar guna melunasi hutang obligasi yang jatuh tempo pada September mendatang. Penjelasan atas rencana pelunasan hutang obligasi sudah disampaikan secara tertulis kepada Pefindo maupun pihak terkait.

“Pelunasan utang ini kita peroleh dari restitusi pajak dan kas internal, untuk obligasi kita sudah alokasikan anggarannya,” katanya.

Wibisono menyebutkan, PT Timah juga melakukan langkah-langkah perbaikan untuk peningkatan kinerja melalui efisiensi di setiap lini bisnis, optimalisasi alat produksi, serta menjaga kinerja produksi dan penjualan agar cashflow tetap optimal. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait