Produktif Disaat Pandemi Covid-19

Penulis: Hanadyan

Hari-hari berganti, kini cintapun hadir, malihatmu… memandangmu bagai bidadari…
eiiitts! Jangan dilanjut lagu Admesh ini. Hehe …

Ya … hari-hari berganti, makin banyak korban virus corona. Corona yang membuat gempar sampai ada orang yang batuk sedikit langsung dijauhi, bersin dikit bukannya didoakan ‘Yarhamukallah’ malah ‘Yahkorona’ dalam hati, Hayo siapa yang su’udzon begini?

Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan untuk pencegahan virus ini, meski masih banyak yang bandel tidak mau mengikuti.

Kebijakan pemerintah tersebut salah satunya adalah himbauan kepada masyarakat untuk #dirumahaja, hanya boleh keluar untuk keperluan yang mendesak saja. Mungkin ini akan menjadi cobaan untuk beberapa orang ekstrovert yang tidak bisa kalau hanya di rumah saja. Namun, inilah berkah bagi mereka yang memang betah di rumah, orang-orang mager atau yang sering kita sebut sebagai kaum rebahan. Hmm…

Boleh aja sih di rumah, tapi bukan berarti malas-malasan. Terutama jangan tinggalkan sholat. Mungkin wabah ini adalah hikmah agar kita dapat betah di rumah dan menjauhi pergaulan yang tidak baik.

Di rumah bukan berarti cuma ngemil sambil khataman berpuluh-puluh judul drama korea. Ini sih emang gak kena virus corona, tapi telah terpapar virus oppa korea.

Selain bekerja, kegiatan belajar mengajar pun kini harus dilakukan secara online. Terutama perkuliahan.

Perjuangan kuliah daring dimulai. Hal ini adalah bagian dari implementasi pendidikan jarak jauh antara dosen dengan mahasiswa sebagai wujud andil dalam kebijakan #dirumahaja, kebijakan yang diharapkan dapat mengurangi resiko dari penyebaran virus corona selama wabah ini masih ada.

Menurut saya, proses belajar mengajar dengan cara sistem daring ini cukup efektif meski dalam praktiknya masih terdapat beberapa kendala, seperti sinyal yang lemot di daerah tertentu yang membuat kegiatan sedikit terhambat, kuota yang semakin boros benar-benar menguji kesabaran dan keikhlasan kita. Betul?

Tak hanya itu, para mahasiswa sering menyampaikan rasa keberatan dengan tugas yang diberikan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, terlihat dari curhatan-curhatan di sosmed yang semakin banyak.
Hingga muncul kalimat ‘Kuliah lockdown, tugas smackdown, mahasiswa down’. sampai ada banyak harapan supaya ada ganti rugi dari UKT yang telah dibayarkan.

Mahasiswa merasa semakin dituntut ekstra belajar agar dapat memahami materi yang disampaikan dalam keadaan serba terbatas ini, banyaknya tugas menambah jam aktivitas alias begadang, beberapa di antara mereka sampai jatuh sakit karena kurang tidur, bahkan ada yang stres karena kondisi ini. Mereka berharap agar para pendidik dapat memberikan tugas sewajarnya saja, lebih utamanya adalah tetap memberi edukasi mengenai COVID-19. Sesungguhnya, mereka yang bersedia #dirumahaja itu sudah hebat, aksi yang luar biasa karena telah mampu melawan kebosanan, dan secara tidak langsung kegiatan tersebut telah membantu dalam partisipasi memutus mata rantai penularan virus corona. Bukankah yang terpenting adalah keselamatan jiwa dan kesehatan bersama?

Mungkin ada baiknya jika mereka tidak melulu membersamai tugas, semisal dengan adanya quality time bersama keluarga atau menguatkan iman dengan merajinkan diri tadarus Qur’an.

Terlepas dari persoalan para mahasiswa, ternyata para pendidik pun juga dituntut untuk berjuang, merelakan waktunya, meninggalkan sejenak urusan rumah tangganya untuk melayani para murid agar sesuai dengan kebijakan yang diarahkan Pemerintah. Para guru maupun dosen harus ekstra berusaha mencari cara pembelajaran terbaik dalam kondisi seperti ini, bahkan mungkin mereka sampai rapat online demi kita.

Oleh karena itu, dalam kondisi seperti ini perlu adanya komunikasi antara murid dengan pendidik. Murid dapat menyampaikan saran atau pendapat dengan cara yang sopan, sedangkan pendidik dapat menjadi pendengar sekaligus pemberi solusi yang baik. Ingat… Ini bukanlah liburan, tapi waktunya kita belajar. Terutama tentang pentingnya menjaga ego masing-masing. Kita dituntut untuk saling mengerti.

Beberapa tips bagi para murid dalam menghadapi keadaan ini:

  1. Tanamkan sedalam-dalamnya dalam lubuk hatimu bahwa keikhlasan penuh dalam menuntut ilmu ini akan membawa hasil terbaik. Aku percaya kita mungkin sama-sama perindu papan tulis. Namun, ayo ikhlaskan bahwa saat ini kita harus online. Ikhlaskan belajar karena ibadah, kawan. Kuy! Coba dibaca QS. Al Bayyinah ayat 5.
  2. Jangan berhenti berdoa, jadikan doa sebagai salah satu senjata kita. Mohonlah kepadaNya agar kita mendapat segala ilmu yang bermanfaat. Aamiin
  3. Teruslah bersungguh-sungguh dan fokus terhadap ilmu. Belajarlah supaya kamu menjadi bibit unggul. Hehe. Tetap bersungguh-sungguh dalam kebaikan. Hauslah, seperti kamu butuh minum. Terdapat Sabda Rasulullah Shalallahu Awalaihi Wasallam yang intinya yaitu, “Dua orang yang rakus yang tidak akan pernah kenyang: pertama adalah orang yang rakus terhadap ilmu, kedua adalah orang-orang yang serakah akan dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR. Baihaqi).
  4. Kuatkan imun dan iman. Jangan lupa jaga kebersihan, makan dan minum, olahraga, begadang kalau ada perlunya saja, seperti kata Bang Haji Rhoma Irama. ‘Begadang jangan begadang,’ jrengjrengjreng, eaak. Waspadalah dengan godaan setan medsos, tetap fokus kalau lagi online, juga waspada akan gaya gravitasi kasur yang mungkin semakin kuat. Kamu harus kuat, Gaes!
  5. Tetap semangat bantu orangtua, ya!

Tidak ada penyakit yang menular (HR. Muslim no.2223)

Yap! Suatu penyakit tidak menular dengan sendirinya, tapi menular dengan kehendak dan takdir Allah. Sekarang, marilah kita berikhtiar, ikuti apa yang seharusnya dilakukan, terutama #dirumahaja untuk mencegah penyebaran virus, mintalah pertolongan Allah seperti firmanNya dalam QS. al Baqarah ayat 45 yaitu:
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’

Bersabarlah menghadapi apa-apa yang harus serba online, belanja online, belajar online, dan juga dia yang gak bales chat padahal lagi online. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *