Oleh: Suryani, Karlina, Riska Apriyanti, dan Tiara Dini (Mahasiswa Institut Citra Internasional)
Penyakit kritis, seperti jantung, stroke, kanker, dan gagal ginjal, menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah kasus penyakit ini terus meningkat, disertai dengan biaya perawatan yang sangat besar. Perawatan yang tepat sangat penting untuk mendukung pasien menghadapi kondisi kritis ini. Artikel ini akan membahas peran keperawatan dalam manajemen penyakit kritis, tantangan yang dihadapi, serta solusi untuk meningkatkan kualitas perawatan.
Gambaran Penyakit Kritis di Indonesia:
Berdasarkan data BPJS Kesehatan 2023, beberapa penyakit kritis dengan biaya terbesar meliputi:
- Penyakit Jantung: Mencatat lebih dari 13 juta kasus dengan biaya mencapai Rp 10,275 triliun.
- Stroke: Mengakibatkan lebih dari 2 juta kasus dengan biaya pengobatan mencapai Rp 2,549 triliun.
- Kanker: Menyumbang lebih dari 2,4 juta kasus dengan total biaya sebesar Rp 3,543 triliun.
- Gagal Ginjal: Melibatkan sekitar 1,7 juta kasus dengan pengeluaran mencapai Rp 2,321 triliun.
- Talasemia: Sebuah kondisi genetik dengan 224 ribu kasus yang membutuhkan biaya Rp 509 miliar.
Peran Keperawatan dalam Manajemen Penyakit Kritis:
Peran perawat sangat penting dalam mengelola pasien dengan kondisi kritis. Tanggung jawab mereka meliputi:
- Pemantauan Ketat: Perawat harus melakukan pemantauan yang terus-menerus terhadap kondisi vital pasien untuk mendeteksi perubahan yang memerlukan intervensi segera.
- Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang sering dialami oleh pasien kritis melalui pemberian obat yang tepat dan perawatan suportif lainnya.
- Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan informasi yang jelas dan edukasi kepada pasien serta keluarga tentang kondisi, perawatan, dan langkah-langkah yang harus diambil.
- Koordinasi Perawatan: Perawat berperan sebagai penghubung antara berbagai tim medis untuk memastikan perawatan yang holistik dan berkesinambungan.
Tantangan dalam Keperawatan Penyakit Kritis:
Perawatan pasien kritis menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:
- Kekurangan Tenaga Perawat: Rasio perawat terhadap pasien sering kali tidak seimbang, yang dapat memengaruhi kualitas perawatan.
- Keterbatasan Sumber Daya: Beberapa fasilitas kesehatan masih menghadapi keterbatasan alat medis dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk perawatan optimal.
- Beban Finansial: Biaya perawatan yang tinggi juga menjadi beban bagi pasien dan keluarganya, serta bagi sistem kesehatan nasional
Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Keperawatan:
Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
- Peningkatan Pelatihan dan Pendidikan: Meningkatkan pelatihan khusus bagi perawat dalam manajemen penyakit kritis untuk memastikan mereka memiliki keterampilan yang diperlukan.
- Optimalisasi Teknologi Kesehatan: Menggunakan teknologi terkini untuk membantu perawatan dan pemantauan pasien.
- Dukungan Psikologis: Memberikan dukungan psikologis yang memadai kepada perawat untuk membantu mereka menangani stres dan beban kerja yang tinggi.
Kesimpulan
Keperawatan memegang peran sentral dalam manajemen penyakit kritis. Dengan tantangan yang ada, peningkatan pelatihan, dukungan teknologi, dan manajemen yang lebih baik akan membantu memastikan bahwa pasien menerima perawatan terbaik. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk mempertimbangkan asuransi kesehatan sebagai proteksi finansial terhadap risiko penyakit kritis yang semakin besar.