Singapura, Swakarya.Com. Mahasiswa Jurusan Agronomi Universitas Gajah Mada (UGM), Yusroni, putra asli Bangka Belitung (Babel) promosikan lada Babel di kegiatan Southeast Asia Startup Summit (SEASS) 2019 di Singapura bersama dua rekannya Nurul Wilda Aghni Khaqiqi dan Ailsa Nur Rahma.
Dalam kegiatan SEASS 2019 ini, merupakan acara yang terdiri dari seminar, coaching, competitions, dan startup pitching.
Acara ini sebenernya diperkarsai oleh Mahasiswa Jurusan Administrasi Keuangan dan Perbankan dari Program Pendidikan Kejuruan Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan BMICGBISA International di Singapura.
Kegiatan ini berlangsung pada 22 – 23 November 2019 lalu, di PSB Academy Singapore yang membawakan tema bertajuk “Build Competitive Startup in Asia Emerging Market” diikuti oleh masyarakat umum, mahasiswa, dan instansi swasta dari beberapa negara di Asia Tenggara.
Yursroni cs, perwakilan dari Fakultas Pertanian UGM berhasil lolos meraih Top 10 Startup Pitch Competition dan berkesempatan mempresentasikan gagasannya di hadapan para investor dan juri.
Melalui gagasannya tentang lada yang mereka sebut denga “LADANESIA”. LADANESIA ini merupakan sebuah aplikasi yang mengintegrasikan peran petani lada, stakeholder, perusahaan, dan eksportir dalam satu platform yang fokus pada edukasi budidaya, pemasaran, dan beberapa aspek lain terkhusus pada komoditas lada.
Yursroni selaku ketua tim menjelaskan kepada media swakarya.com saat diwawancarai melalui pesan singkat bahwa timnya memilih lada sebagai kajian untuk dipresentasikan di acara SEASS 2019.
Kajian itu pula berangkat dari komoditas lada di Indonesia merupakan pengekspor lada terbesar kedua setelah Vietnam.
“Padahal beberapa tahun yang lalu negara tersebut justru belajar dan merintis budidaya lada dengan berkiblat pada petani Indonesia khususnya petani Bangka Belitung,” jelas Yusroni pada tanggal 1 Desember 2019 lalu.
Untuk itu, ia mengatakan hadirnya aplikasi LADANESIA beranjak dari permasalahan tersebut.
Ia pun mengatakan hal ini dilakukan untuk membantu pemerintah Bangka Belitung dalam mengembalikan kejayaan lada Babel.
Aplikasi LADANESIA membawakan fitur utama berupa edukasi bagi petani lada Indonesia mengenai cara budidaya yang modern dan efektif.
Kemudian dilengkapi dengan fitur diskusi juga diharapkan dapat membantu petani untuk berdiskusi dengan lebih mudah, baik dengan sesama petani maupun dengan para ahli.
Bagi Yuroni, peningkatan konsumsi lada dunia menjadi peluang bagi petani Indonesia untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas lada yang dihasilkan.
“Harapanya agar kejayaan lada Indonesia di kancah dunia dapat kembali dan kesejahteraan petani lada semakin meningkat,” tutup Yusroni juga alumnus dari SMAN 1 Pangkalpinang ini.
Penulis: Tahir