Pilkada, Ajang Adu Gagasan atau Pencitraan?

Oleh: Sabpry Ariyanto, Kordinator Wilayah JPPR Bangka Belitung

Pilkada sudah seharusnya menjadi ajang adu gagasan antar kandidat karena masing-masing harus mengeluarkan ide-ide tentang arah daerah yang akan dibawa.

Pilkada harus diisi dengan politik gagasan, adu solusi terkait persoalan daerah yang sedang dihadapi. Ranah ide dan gagasan sudah seharusnya menjadi prioritas utama dalam politik, dan menjadi indikator kepentingan dalam setiap perhelatan pilkada.

Pilkada serentak 2020 kali ini sangat menarik, para figur bakal calon sudah mulai mengambil dan mendaftarkan diri ke berbagai partai politik baik kader internal parpol maupun non kader parpol sudah ramai membawa tujuan besar untuk kemajuan Daerah.

Dalam perhelatan pilkada serentak kali ini saya mengajak masyarakat berpikir lebih maju untuk kemajuan daerah, bahwa dalam tataran pilkada bakal calon kepala daerah tak hanya sebatas pencitraan ceremonial saja, akan tetapi untuk mencoba terobosan baru yakni bertarung dalam gagasan untuk membangun menghadirkan adu ide, gagasan, dan adu solusi terkait permasalahan daerah.

Namun realitanya berbeda, setiap ajang pilkada mau memasuki tahapan pilkada bakal calon kepala daerah hanya bikin heboh di media sosial (pencitraan) hal ini malah politik nihil adu gagasan. Pertanyaan kita kapan masyarakat menjadi cerdas kalau tidak dihadirkan sebuah politik dalam tataran pilkada adu gagasan, adu ide, adu solusi.

Dalam era masyarakat yang terkena dampak arus posmodern, globalisasi, dan dunia digital, ada sebuah siasat politik baru yang menjadi senjata andalan para pemain politik. Ialah permainan persepsi dan rekayasa pencitraan. sedangkan publik menginginkan para bakal calon harus adu gagasan yang memberikan solusi daerah ini Berkemajuan. Karena sejatinya, politik merupakan tentang gagasan. Gagasan tentang apa yang dinilai baik dan adil bagi publik. Oleh karena itu, politik yang tidak bermuatan gagasan sesungguhnya telah melenceng jauh dari hakikat politik.

Kompetisi pencitran bikin suatu Daerah sulit maju dan menjadi daerah yang besar. Kasihan masyarakat kita, masyarakat kita ingin maju ingin makmur tapi kompetisi yang disajikannya hanya kompetisi pencitraan semata. Sudah saatnya kita fokus pada adu gagasan dan penawaran solusi untuk kemajuan Daerah.

Selera publik hari ini, sangat menginginkan pemimpin yang memiliki karakter kepemimpinan yang berpihak pada kepentingan masyarakat banyak. Artinya, publik selalu haus perubahan. Dalam konteks pilkada serentak 2020, publik mencari sosok yang berbeda dari sosok yang memimpin pada saat ini. Demikian juga dalam upaya melahirkan pemimpin daerah yang berintegritas dan amanah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *