Jakarta, Swakarya.Com. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman membahas 7 poin pendistribusian Bahan Bakar Minyak di Bangka Belitung bersama Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Kuningan, di Jakarta Selatan, Selasa siang, (26/1/2021) kemarin.
Poin-poin yang dibahas pertama, mengenai rencana pemindahan Fuel Terminal Pangkal Balam; kedua, terkait pendirian Pertashop dan pangkalan khusus usaha mikro di tiap-tiap desa; dan ketiga, program Langit Biru di Bangka Belitung (penjualan pertalite dengan harga premium untuk kendaraan pelat kuning).
Unuk poin keempat yaitu, penghilangan premium di Bangka Belitung; kelima, penyediaan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) di SPBU; keenam, penambahan tabung LPG 3 kg perdana, mengingat adanya ribuan tabung LPG yang tenggelam saat pengiriman ke Belitung dan adanya usulan pangkalan baru di desa-desa; serta ketujuh, mengenai pengendalian LPG 3 kilogram menggunakan kartu dengan melibatkan pihak perbankan.
Untuk program Langit Biru, Gubernur Erzaldi menjelaskan bahwa, program ini dilaksanakan dalam rangka percepatan penghilangan premium.
“Untuk itu kami meminta dukungan, namun ada beberapa hal yang harus dikondisikan. Pertama, pastikan pertashop harus kita dirikan terlebih dahulu, seiring waktu kita sudah menyiapkan langkah-langkah dalam rangka mengambil kebijakan untuk menghapus premium ini,” ujarnya.
Gubernur Erzaldi juga berharap adanya target waktu untuk merealisasikan perta shop dan penghilangan premium. Untuk percepatan program ini, pihaknya segera mengadakan pertemuan dengan Hiswana Migas dan Bumdes, guna memastikan perta shop dan melihat kebutuhan integrasi wilayah sehingga kebutuhan akan BBM tidak terputus.
“Terkait Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), terus terang, hal ini didorong oleh KPK agar program mobil listrik selaras dengan pemerintah daerah dan ini juga selaras dengan program Langit Biru,” tegasnya.
Gubernur Erzaldi juga bercerita bahwa, dirinya baru saja melakukan audiensi ke Dirjen Migas Kementerian ESDM untuk meminta tambahan kuota gas LPG 3 kg, sekaligus memberlakukan fuel card juga untuk LPG 3 kg ini.
Mengenai pemberlakuan penghilangan premium, Gubernur Erzaldi meminta agar kendaraan angkutan umum tetap diberikan harga premium untuk pembelian pertalite, khususnya di SPBU yang telah ditunjuk dan mempunyai komitmen, serta mau bekerja sama dengan Pemprov. Babel dengan tujuan pengawasan dapat dilakukan bersama-sama.
Terakhir, Pemprov. Babel akan melakukan pembangunan pelabuhan dengan reklamasi di muara Pelabuhan Pangkal Balam, tepatnya sebelum Jembatan Emas. Untuk itu, dirinya menawarkan 23 hektar dari 33 lahan yang direklamasi kepada pihak Pertamina.
Menanggapi usulan dan tawaran tersebut, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mas’ud Khamid yang hadir pada acara ini mengungkapkan rasa senangnya.
Dijelaskannya bahwa perta shop ini merupakan konsep ketahanan energi hingga ke desa-desa dengan tidak mematikan SPBU yang sudah ada. Program Perta Shop ini rencananya dilaksanakan melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Mengenai pangkalan LPG, Dirut Mas’ud Khamid menyambut gembira akan hal ini karena sebelumnya, disinyalir adanya monopoli oleh beberapa orang di Babel sehingga jika ada satu orang bermasalah, maka akan menyusahkan masyarakat lainnya.
Penambahan infrastruktur juga tidak lepas dari bahasan, dirinya menugaskan jajarannya untuk melakukan pengecekan, karena sebelumnya pernah terkendala oleh lahan. Pihaknya juga akan menjadikan ini sebagai program prioritas yang akan memgikuti blue print dan master plan infrastruktur yang telah direncanakan oleh Pemprov. Babel.
Turut mendampingi Gubernur Erzaldi dalam audiensi ini yaitu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov. Babel, Yanuar dan Ketua Hiswana Migas Babel, Suhendra.***