Toboali, Swakarya.Com. Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bangka Selatan kembali digelar pada Rabu, 29 September 2021 dengan tajuk “Belajar Agama di Dunia Digital”.
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ini bertujuan mendorong masyarakat agar menggunakan internet secara bijak, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat dalam mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.
“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4.
Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual.
Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.
Pada webinar kali ini menyasar target segmen para pendidik dan peserta didik di wilayah Kabupaten Bangka Selatan.
Webinar kali ini juga diisi oleh para Narasumber yang berkompeten di bidangnya, yakni Dr. Muhtadi, M.Si (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif hidayatullah Jakarta), M.Muhaimin, S.IP., M.A (CEO Nextup.id), Supiandi, M.Pd (Kepala SMA Muhammadiyah Toboali), Dr. Zaprulkhan, M.Si (Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN SAA Babel) dan key opini leader @meganovelia (Mompreneur, owner kelas main @rumahmandar), dan dipandu oleh moderator Ayu Amelia.
Pemateri pertama Muhtadi memaparkan, digital skill adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital.
Ia menjelaskan, ada sepuluh kompetensi litetasi digital diantaranya: japelidi, mengakses, menyeleksi, memahami, menganalisis, memverifikasi, mengevaluasi, mendistribusikan, memproduksi, berpartisipasi, dan berkoloborasi.
Terkait konteks belajar agama di ruang digital, menurutnya guru menjadi hal penting dalam pembelajaran agama di ruang digital, sebab guru itu luas keilmuanya dan memiliki sanad keilmuan.
“Kita harus memilih sikap beragama yang moderat yakni memahami realitas, memahami fiqih realitas, memberikan kemudahan kepada orang lain dalam beragama, memahami teks keagamaan secara komprehensif, bersikap toleran dan memahami sunnatullah dalam penciptaan,” jelasnya.
Selain itu, konten yang harus dihindari di ranah digital yakni memprovokasi dan mengadu domba, tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan, menghina orang lain dan diskriminasi, serta tidak menghargai nilai-nilai kearifan lokal.
Sesi kedua M. Muhaimin memaparkan tentang fitur keamanan di aplikasi dan media sosial.
Menurutnya, saat menggunakan aplikasi di media sosial, setiap orang harus memahami resiko dan konsekuensi dari penggunaan internet.
“Resiko ini dapat berupa kerugian keuangan, gangguan operasional, masalah hukum dan tanggungjawab, atau rusaknya reputasi usaha/pribadi,” jelasnya.
Oleh karena itu, agar hal tersebut tidak terjadi, ada lima indikator yang perlu ditingkatkan dalam membangun keamanan digital jelasnya, yakni pengaman perangkat digital, pengamanan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejal digital, dan memahami keamanan digital bagi anak.
Selain itu, setiap pengguna media sosial harus bisa mewaspadai penipuan digital yakni scam, spam, phising, hacking.
Ada 8 tips penggunaan internet yang sehat dan aman yakni:
(1) memahami aturan/policy setiap aplikasi digital;
(2) membatasi pemberian informasi, (3) tidak merespon phising, spam dan tidak asal mengklik;
(4) lakukan pengecekan ulang dan sumber informasi di internet;
(5) batasi pemasangan foto dan video pribadi di internet;
(6) jangan terpancing untuk menambahkan teman sebanyak-banyaknya di internet;
(7) tidak melakukan bullying, berkelahi, adu argumen di internet;(8) dan melakukan pengawasan terhadap anak-anak saat menggunakan internet.
Sesi ketiga Supiandi mengatakan, bahwa tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Bahkan saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Untuk itu, ia mengajak untuk berbahasa yang benar dan beretika di ruang digital.
“Masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar,” ujarnya.
Etika bahasa menjadi hal yang penting sebagai suatu kaidah normatif dan menjadi pedoman umum dalam penggunaan internet yang di dalamnya ada kompetensi lisan dan tulisan.
Selain itu, bahasa yang baik dan benar di ruang digital menjadi penting untuk para content creator maupun pengguna ruang digital untuk diterapkan.
“Bahasa yang baik dan benar menjadi kunci dalam mengedepankan etika berbahasa pada era digital,” imbuhnya.
Sesi terakhir, Zaprulkhan mengajak untuk membuat konten yang positif di media sosial.
Dalam membuat konten di media sosial pun katanya harus memiliki mindset terbuka, humanis, moderat, dan inklusif, serta harus menguasai materi yang ingin disampaikan.
“Narasikan dengan bahasa yang ringan, kaya perspektif dan komparatif ‘global mindset hidden connection’,” ujarnya.
Dari pantauan Swakarya.Com, tampak para peserta mengikuti kegiatan webinar ini dengan antusias. Hal itu terlihat dari banyaknya respon dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.
Untuk diketahui, webinar literasi digital ini merupakan satu dari rangkaian 12 webinar yang akan diselenggarakan secara bertahap di Wilayah Kabupaten Bangka Selatan selama tahun 2021.
Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi pada webinar selanjutnya yang rencananya akan dilaksanakan pada pertengahan Oktober mendatang.
Penulis: Sudja
Editor: Fakih