Pangkalpinang, Swakarya.Com. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman melakukan pertemuan santai dengan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari seluruh Universitas di Kepulauan Bangka Belitung, bertempat di Rumah Dinas Gubernur Babel, Minggu (5/9/2021) kemarin.
Obrolan yang berjalan santai ini dibuka oleh salah satu perwakilan dalam organisasi ini yaitu Rama yang merupakan pembentuk Aliansi BEM Babel ini sejak tahun 2016. Terdapat tiga poin yang disampaikan yaitu, yang pertama terkait perbuatan salah satu perwakilan mahasiswa yang sedang viral belum lama ini. Rama ingin agar para teman-teman BEM mengetahui cerita yang sebenarnya dari gubernur.
Kemudian terkait ide-ide dari teman-teman BEM yang ingin melaksanakan kegiatan sosial agar bersinergi dengan Pemprov. Babel dan juga gerakan-gerakan dari mahasiswa. Rama mengatakan pertemuan ini agar ke depannya mahasiswa bukan hanya melakukan aksi tetapi juga menerapkan tridarma perguruan tinggi.
“Kita harus menjadi mahasiswa yang reformis, kritis, dan membangun. Di sini Rama mengumpulkan adik-adik ini, agar ke depannya mahasiwa ini bukan hanya aksi-aksi saja tapi juga tridarma perguruan tinggi, pengabdian masyarakat,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, gubernur pun membenarkan kegiatan yang seperti ini dilakukan dalam menyampaikan aspirasi.
“Intinya dalam menyampaikan sesuatu tidak perlu dengan demo. Karena demo jika tidak terkontrol, bisa mengakibatkan dampak buruk, bisa saja yang beretika menjadi lupa dengan etikanya,” ujarnya.
Gubernur juga mengaku selalu menerima jika ada yang ingin menyampaikan aspirasi. Tapi tetap kedepankan etika dan pas waktunya.
“Jika ada ada aspirasi tidak apa-apa silahkan disampaikan, tapi tolong tetap beretika. Karena jika pemimpin pun tidak dihormati, siapa yang akan menjaga marwah ini. Karena ini berdampak tidak baik ke depannya, jika generasi kita pemberontak seperti ini. Memimpin negara dan daerah tidak semudah seperti memimpin sebuah rumah tangga,” jelasnya.
Salah satu perwakilan dari anggota BEM ini, Presiden Mahasiswa dari Universitas Muhamadiyah Bangka Belitung, Muhammad Firdaus juga ikut memberikan pendapatnya, bahwa sebagai mahasiswa yang paham akan pendidikan, selayaknya tidak membiarkan hal-hal buruk terjadi.
“Mahasiswa adalah aktivis yang paham organisasi, sebaiknya kita memikirkan untuk bagaimana sebagai seorang mahasiswa aktivis bisa membantu pemerintah untuk kemajuan Babel,” ujarnya.
Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Babel, Ahmad Yani yang mempertemukan para mahasiswa dalam diskusi ini juga mengungkapkan bahwa, tugas seorang gubernur tidaklah mudah.
“Ada 1.498 juta manusia di pundak beliau, kami pun sangat menghormatinya. Jika kalian ingin mencoba, satu hari saja mengikuti kegiatan beliau, nanti saya buat programnya. Kalau jatuh dan pingsan jangan salahkan saya,” terangnya.
Selain itu, menanggapi masukan-masukan mahasiswa yang ingin membantu pemerintah, gubernur mengatakan bahwa hal tersebut boleh, tetapi harus ada MoU (Memorandum of Understanding), karena ini akan menjadi pertanggungjawaban pemimpin proyek.
Pesan gubernur kepada para mahasiswa, cobalah untuk menanamkan tujuan dari suatu gerakan, itu bukan hanya untuk mencari uang, tetapi juga pengalaman. Karena itu lebih berharga.
“Kalian adalah penerus kami, jadi pemimpin harus siap dengan hati terbuka. Kita harus saling memahami sisi satu sama lain,” pungkas orang nomor satu di Babel.***
Penulis : Aci
Foto : Saktio
Editor : Lisia Ayu