Muntok, Swakarya.Com. Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bangka Barat Mulai bergulir. Pada selasa, 1 agustus 2021 pukul dua siang telah dilangsungkan Webinar bertajuk “Transformasi Dunia Pendidikan di Era Digital”
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.
“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual.
Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.
Pada webinar yang menyasar target segmen pimpinan sekolah dan komite sekolah di Bangka Barat dan sukses dihadiri 357 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Inna Dinovita, S.TP (CEO Saesha Cantika Indonesia), Asrul Sani, S.T, M.Kom., M.T (Operational Manager PT. Mega Laras Lestari), Dr. Drs. Sudarman, MMSI (Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), Drs. H. Muhammad Soleh, M.M ( Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung).
Pegiat media sosial yang juga seorang jurnalis, Amaratih, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya.
Pada Sesi pertama, Inna Dinovita, S.TP menjelaskan bahwa era digital yang kita rasakan saat ini menuntut kita untuk beradaptasi dengan dunia digital dan teknologi.
Proses perbuhan pola pikir manusia dalam melakukan transfer pengetahuan dengan bantuan teknologi canggih. Setiap stakeholder pada sektor pendidikan maupun pemerintah harus bergerak ke arah digitalisasi dunia pendidikan.
Digital Skils merupakan kemampuan dibidang digital dengan memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi serta produktivitas dalam suatu pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi dan bisnis.
Selain itu, tiga aspek yang juga dibutuhkan dalam pengembangan digital skills yaitu, literasi digital, kompetensi, dan karakter.
Para pendidik dituntut untu terus berinovasi dengan dunia digital dengan mengginakan platform e-learning. Sudah banyak sekali platform belajar daring yang dapat kita akses dan kita berikan kepada para peserta didik kita.
Giliran pembicara kedua, Asrul Sani, S.T, M.Kom.,M.T mengatakan bahwa saat ini transformasi digital adalah proses menciptakan sesuatu, transformasi ini menggunakan teknologi dan meningkatkan pengelaman kita.
Jika dilihat dari sisi transformasi ada empat hal penting yaitu, persiapan, menyiapkan strategi, mengidentifikasi transformasi, dan merealisasikan transformasi digital.
Banyak sekali platform belajar yang dapat kita akses, mudah sekali untuk kita membuat aplikasi seperti itu, akan tetapi tetap memperhatikan keamanan data kita.
Banyak orang yang tidak tahu sebenarnya kalau mereka sedang dihack, utnuk semua pengguna akun, pasword adalah hal yang paling penting.
Kejahatan digital banyak sekali kita temukan saat ini, dengan demikian kita harus selalu waspada, hindari mengklik tautan yang belum diketahui sumbernya, hindari akses publik yang ditakutkan data kita akan diretas oleh yang tidak bertanggungjawab.
Jika kita menemukan konten negatif dan tidak mendidik segera laporkan hal demikian agar data kita aman dan selalu bijak dalam menggunakan media sosial.
Tampil sebagai pembicara ketiga, Dr. Drs Sudarman, MMSI menuturkan bahwa secara umum, etika dan aturan memiliki korelasi definisi yang sama yaitu pedoman hidup agar tertib dan tidak sewenang-wenang dalam bermasyarakat yang berkaitan dengan norma dan kesopanan.
Teknologi informasi dan komunikasi saat ini mempunyai simulasi kehidupan yang mirip dengan kehidupan nyata. Penerapan etika dan aturan dalam peradaban digital tidak hanya sebatas pada norma berinternet yang baik dan santun saja, akan tetapi masuk ke dalam ranah hukum, kalau di Indonesia ada UU ITE guna mencegah cyber crime yang berdampak lebih luas.
Pembicara keempat, Drs. H. Muhammad Soleh, M.M menegaskan bahwa pandemi ini memunculkan kebiasaan baru, ini terlihat dari semua lini kehidupan.
Covid-19 memaksa pemerintah untuk mempercepatg transformasi digital yang selama ini berjalan lambat atau bahkan belum dijalankan sama sekali.Digital skills dinilai menjadi modal utama untuk mewujudkan Indonesia maju.
Keberhasilan digitalisasi pendidikan di Indonesia bergantung pada kesiapan semua aspek, baik lembaga maupun sumber daya manusianya.
Saat ini kita melihat kondisi cakap digital bagi pendidik, pemimpin selanjutnya harus dapat menjadi role model, membuat keputusan, memberikan arahan yang jelas, memperkuat komunikasi dengan peserta didik, memberi apresiasi, mendukung perkembangan peserta didik, meningkatkan kompetensi diri, menciptakn inovasi baru.
Transformasi digital harus dilakukan pemerintah untuk menghadapi berbagai tantangan terkini. Dengan demikian, saya mengimbau kepada para pendidik untuk beradaptasi dengan teknologi digital saat ini.
Oleh karena itu, kita harus menyiapkan 5 infrastruktur dalam mempersiapkan literasi digital, yaitu: platform e-learning, school information system, Kurikulum berbasis steam, artficial intelligence and machine learning, dan perangkat digital.
Ratih sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan bahwa saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan zaman dan sudah masuk ke era digitalisasi.
Bicara mengenai transformasi digital di Indonesia, kita dituntut beradaptasi karena saat ini semua lini kehidupan kita tidak lepas dari dunia digital, mulai dari belajar sampai wisudapun sekarang sudah dilaksanakan secara virtual.
Kalau saya melihat dari lingkungan terdekat saat ini, banyak sekali kendala pembelajaran daring yang dirasakan oleh peserta didik, pendidik, dan orang tua. Akan tetapi, seharusnya yang demikian membuat kita semakin termotivasi untuk belajar, karena kita sudah harus terbiasa belajar kapanpun dan di mana pun.
Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.
Jilan, menanyakan bagaimana jika nanti kita bersosialisasi secara virtual dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki budaya digital yang berbeda? dan dijawab oleh oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Dr. Drs. Sudarman, MMSI).
untuk itu kita harus mengetahui terlebih dahulu budaya di tempat tersebut, intinya apapun yang kita lakukan di dunia maya tidak menimbulkan provokasi, dengan demikian kita mengetahui terlebih dahulu apa yang akan kita unggah dan sebisa mungkin tidak menyinggung perasaan orang lain.
“Karena teknologi diciptakan bukan untuk kejahatan, akan tetapi bagaimana kita bisa membagikan hal-hal positif di media sosial guna memudahkan kita bersosialisasi,” katanya.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian empat kali webinar yang diselenggarakan di kabupaten Kabupaten Bangka Barat. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.***