PANGKALPINANG – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov. Kep. Babel) terus berupaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kep. Babel, termasuk di bidang kedokteran, supaya ke depan layanan kesehatan dapat terpenuhi sesuai harapan.
Upaya tersebut dibuktikan dengan seriusnya Pemprov. Kep. Babel mendukung untuk didirikannya Fakultas Kedokteran di Universitas Bangka Belitung (UBB) Kep. Babel yang sudah dicanangkan jauh hari sebelumnya. Alhamdulliah, keinginan untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di UBB Kep. Babel disetujui oleh pemerintah pusat, apabila syarat ketentuannya dapat dipenuhi.
Hal ini dikatakan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kep. Babel Ridwan Djamaluddin ketika melakukan diskusi yang bertema “Sumber Daya Kedokteran dan Layanan Kesehatan di Babel,” yang berlangsung di Rumah Dinas Gubernur Kep. Babel Jumat (25/11/22 ).
“Diskusi ini kita laksanakan terkait dukungan kita untuk mendirikan Fakultas Kedokteran di UBB, untuk itu kita undang para tenaga medis, rektor UBB, Ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia dari UI, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia di bidang kedokteran dan meningkatkan pelayanan medis,” ungkapnya.
Pj. Gubernur Kep. Babel Ridwan merasa bahagia karena pemerintah pusat menyetujui untuk mendirikan fakultas kedokteran di Kep. Babel.
“Untuk mendirikan fakultas kedokteran sebatas baru disetujui, dan ini kita dukung, kita jalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan keinginan kita tersebut,” katanya.
Dokter (dr) Setio Widi Nugroho dari UI, sebagai ketua Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia menuturkan bahwa, pihaknya mendukung keinginan Kep. Babel memiliki fakultas kedokteran dalam upaya untuk memenuhi tenaga kesehatan di Babel yang dinilai saat ini masih kurang. Namun hal semacam ini harus dipikirkan oleh semua pihak ke depannya, jangan sampai setelah tenaga dokter sudah melampaui batas, maka akan terjadi persaingan tidak sehat.
“Hasil presentasi dari calon prodi,bahwa Kep. Babel kekurangan 970 lebih dokter, yang perlu dipikirkan setelah kebutuhan dokter sudah terpenuhi, jangan sampai setelah dokternya banyak akan terjadi persaingan tidak sehat apabila kesejahteraan dokter tidak diperhitungkan. Untuk itu semua pihak harus duduk bersama seperti apa yang kita lakukan ini,” jelasnya.
Terkait RSUP untuk menjadi rumah sakit rujukan, dr. Setio Widi meminta pengelola RSUP segera berbenah diri, apalagi nantinya setelah Fakultas Kedokteran di UBB sudah terbentuk, rumah sakit tersebut juga akan menjadi rumah sakit pendidikan.
Perwakilan IDI Kep. Babel dr. Surya membenarkan apa yang ditegaskan dr. Setio Widi bahwa Pemprov. Kep. Babel dan semua pihak untuk memikirkan hal tersebut, karena dokter yang menumpuk tidak dapat menyelesaikan masalah kalau kesejahteraan dokter tidak terpenuhi.
“Supaya hal yang tidak diinginkan ini tidak terjadi, pemerintah provinsi, kabupaten/kota untuk saling memberikan support,” ujarnya.
Rektor UBB Ibrahim, berterima kasih kepada Pj. Gubernur Kep. Babrl yang sangat totalitas mendukung pendirian Fakultas Kedoteran di UBB, dalam upaya memenuhi tenaga kesehatan di Kep. Babel.
“Kami nersukur Bapak Pj. Gubernur Kep. Babel dan pimpinan tenaga kesehatan memberikan komitmennya untuk membantu UBB terkait terbentuk fakultas kedokteran,” tegasnya.***