Bangka, Swakarya.com. Pangkalan LPG 3 kg milik Syahrial (66) warga lingkungan Parit Padang yang berlokasi di kampung Baru Limbang Jaya RT 03 agen PT Karya Gas Kencana tertangkap tangan menjual gas di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp. 18.000/tabung ke warga lingkungan Jelitik untuk dijual kembali, Rabu (23/10).
Sebanyak 21 tabung yang dibeli salah seorang warga Jelitik dari pangkalan tersebut langsung diamankan oleh Satpol PP Bangka.
Diketahui, pengungkapan tersebut berawal dari laporan masyarakat yang diterima Dinperindag Bangka terkait kesulitan warga Limbang Jaya mendapatkan gas 3 kg dari pangkalan milik Syahrial yang diperuntukkan bagi warga sekitar tempat pangkalan itu berdiri.
Atas laporan yang didapat, petugas Disperindag melakukan investigasi kelapangan dan pada Rabu (23/10) pagi terlihat aktifitas mencurigakan di sekitar pangkalan yang mana 1 unit mobil Avanza warna putih masuk ke dalam pekarangan pangkalan tersebut.
Setelah mobil tersebut berada di dalam halaman pekarangan pangkalan, pemilik pangkalan langsung menutup pintu garasi lalu mengisi puluhan tabung ke dalam mobil yang dimaksud.
Tak lama berselang, mobil Avanza yang mengangkut puluhan tabung gas 3 kg pergi meninggalkan pangkalan lalu dibuntuti oleh petugas hingga menuju salah satu warung yang ada di lingkungan Jelitik.
Saat hendak memarkirkan kendaraan, petugas langsung melakukan pemeriksaan terhadap muatan yang terdapat didalam mobil Avanza yang dikendarai oleh Aloy, warga Jelitik.
Kepada petugas Aloy mengakui puluhan tabung gas 3 kg tersebut ia dapat dengan cara membeli di pangkalan LPG 3 kg milik Syahrial yang berlokasi di Kampung Baru, Limbang Jaya seharga Rp. 18.000/tabung.
“Ku beli di pangkalan yang ade di kampung baru. Ku beli a Rp18 ribu/tabung dan gas ini akan ku jual kembali Rp20 ribu/tabung untuk warga sekitar sinilah,”akunya dihadapan petugas.
Aloy mengaku ia terpaksa melakukan hal tersebut lantaran banyak masyarakat sekitar tempat tinggalnya yang selalu mengeluhkan kesulitan mendapatkan gas 3 kg dan meminta dirinya membantu masyarakat dengan menjual gas itu kepada masyarakat.
“Maka dari tu, ku cuma bantu warga bai. Karna setiap warga datang, jorang galak nanya gas di toko ni. Karna pangkalan yang ada di Jelitik, warga ngaku banyak dak kebagian. Tapi ku dak pernah jual lebih dari Rp20 ribu/tabung kek warga,” katanya.
Kendati apapun alasan yang dilontarkan Aloy, petugas meminta kepada Aloy untuk tidak melakukan hal yang sama mengingat pendistribusian pangkalan di kampung baru itu peruntukkannya buat warga sekitar.
Petugas juga menyarankan kepada pemilik warung untuk membuka pangkalan gas ditempat usaha ketimbang membeli gas di pangkalan lain. (Lio)