Pangkalpinang, Swakarya.Com. Komunitas Dakwah Al-Azhar (KDA) Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung (FH UBB) menyelenggarakan kegiatan ‘NYABAR’ (NYAntui BAReng) melalui akun instagram @kdafh_ubb bertajuk “Puasa di Tengah Pandemi Covid-19”, dengan menghadirkan Pendiri KDA, Abdul Fakih sebagai narasumber dan Adri Ahmad Nafaran, mahasiswa FH UBB sebagai moderator, Sabtu (09/05/2020) siang.
Pandemi Covid-19 ini merupakan ujian dari Allah SWT bagi orang-orang yang beriman dengan tujuan untuk menguji kadar keimanan seseorang.
“Rasulullah SAW pernah bersabda: besarnya pahala bersama dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya ketika Allah menyukai suatu kaum, maka Allah memberi cobaan kepada mereka. Dan barangsiapa yang yang ridho, maka baginya ridho Allah. Dan barang siapa yang murka, maka baginya murka Allah,” ujar Fakih membacakan hadis yang diriwayatkan oleh Ibni Majah.
Kendati kondisi saat ini umat muslim di dunia dihantui dengan wabah Covid-19, namun esensi dari ibadah di bulan Ramadan itu sendiri tidak boleh hilang.
“Kita manfaatkan momentum terbaik ini agar kita semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya yang beruntung di hadapan Allah hanyalah orang yang bertakwa saja,” ujarnya.
Selain itu tambah Fakih, Ramadan ini juga sebagai momentum untuk memperbanyak bermunajat kepada Allah agar wabah Covid-19 segera berakhir.
“Karena sesungguhnya orang beriman tidak akan diuji oleh Allah kecuali sesuai dengan batas kemampuannya. Apalagi saat berpuasa, doa orang iman pasti mustajabnya. Mudah-mudahan Allah SWT, memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita untuk senantiasa mendapatkan keridhoan dariNya,” imbuhnya.
Di bulan Ramadan ini, Fakih juga mengajak agar senantiasa semangat dalam mengerjakan ibadah sunah melebihi bulan selain Ramadan, sebab setiap 1 amal kebaikan dilipatgandakan oleh Allah menjadi 10 kali sampai 700 kali lipatan.
Dan utamanya di tengah pandemi Covid-19 ini kata Fakih, masyarakat supaya tetap istiqomah dalam menjalankan anjuran dari pemerintah dan beribadah DiRumahSaja sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Kalau aku sederhana prinsipnya, anggap diri kita terpapar Covid-19, pasti kita akan lebih tertib dalam menjalankan physical distancing dan social distancing seperti yang dianjurkan oleh pemerintah, contohnya dengan tidak mengerjakan salat tarawih berjamaah di masjid, cukup Di Rumah Saja. Toh nilai pahalanya sama, kita juga sudah termasuk turut andil dalam mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekitar,” pungkasnya.