Nelayan Ini Sebut Sektor Pertambangan dan Perikanan Dapat Berjalan Berdampingan, Ini Syaratnya

Swakarya.Com. Akhir-akhir ini, nelayan di Pulau Bangka dihebohkan dengan gejolak pertambangan timah di wilayah pesisir dengan Kapal Isap Produksi (KIP), namun faktanya pertambangan ini sudah dilakukan sejak dulu di wilayah pesisir Pulau Bangka, yang pada akhirnya nelayan pun tidak mati. Para nelayan pun tetap bisa melaut dan mendapatkan penghasilan dari hasil tangkapannya.

Perjalanan para nelayan, dari mulai nelayan pancing hingga nelayan jaring yang ada di Provinsi Bangka Belitung, khususnya di Pulau Bangka yang wilayah perairannya terdapat KIP yang beroperasi hingga saat ini. Mereka dapat berdampingan, bahkan nelayan jaring diuntungkan dengan adanya KIP.

Nelayan pancing Syamsudin yang tinggal di Dusun Penganak, Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat memberikan keterangan bahwa dirinya tidak merasa terganggu dengan adanya aktivitas tambang timah atau Kapal Isap Produksi di wilayah perairan tempat mereka menangkap ikan.

Menurutnya, nelayan dengan pertambagan bisa saling berdampingan dengan kesepakatan yang sudah dibuat, misalnya jarak oprasional KIP tidak melebihi batas jarak yang sudah ditentukan dengan jarak 5 mil dari wilayah pemancingan mereka.

Jika pun ingin berpindah mesti ada koordinasi agar para nelayan dapat memindahkan lokasi pemancingannya sekitar satu mil ke depan.

“Kami nelayan pancing tidak merasa terganggu dengan adanya aktivitas tambang timah di perairan laut kami, kalau ditanya para nelayan gak bisa melaut kalau ada aktivitas tambang, itu bohong, kalau di tempat kami ya seperti itu, buktinya kami masih bisa melaut, hanya saja di waktu sekarang lagi musim yang gak baik,” kata Syamsudin yang juga Wakil Ketua dari Kelompok Nelayan Nampan Penganak didampingi ketuanya Hijrat.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa faktor utama nelayan tidak bisa melaut adalah cuaca, sebab bagi mereka jika ingin memancing melihat keadaan juga apakah ikan makan atau tidak.

“Ya itu sudah pasti adalah cuaca, jadi alam yang memberikan izin kepada kita untuk bisa melaut, kalau cuaca baik dan bagus mereka melaut, kalau cuaca gak baik, seperti bulan sekarang masuk masa air bah banyak, jadi ikan tidak begitu makan dan gelombang tinggi,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait