Menyiapkan SDM Pemimpin Bangsa Melalui Pendidikan Karakter

Penulis : Muhammad Tahir

Swakarya.Com Pendidikan pada dasarnya adalah wadah atau alat untuk dapat mencapai kecerdasan bangsa dan negara demi perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di setiap negara yang ada di dunia. Pola pembelajaran dari negara satu dengan negara lain memiliki perbedaan tersendiri dalam metode dan kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah.

Menjadi refleksi sistem pendidikan di Indonesia agar pendidikannya lebih baik dan efektif untuk perkembangan SDM mesti ada kiblat yang dijadikan panutan sehingga dapat mencapai hal tersebut. Dalam hal ini kita mengacu pada Negara Jepang dalam sistem pendidikannya.

Salah satu warga Indonesia setelah  berkunjung ke Negara Jepang dalam rangka menghadiri undangan kerjasama yaitu Prof. Apridar, selaku Rektor Universitas Malikussaleh, Aceh Utara. Menceritakan sepintas mengenai Sistem pendidikan dasar yang diterapkan di Jepang.

Sistem pendidikan di Negara Jepang menekankan atau menitikberatkan pada kreativitas dan kearifan lokal, dalam bahasa mereka disebut penguatan karakter anak. Untuk itu ada beberapa hal yang diberikan pada murid agar dapat mengembangkan hal tersebut.

Pertama, Para murid tidak diberikan hafalan dan hitungan matematis yang berlebihan sehingga tidak memusingkan kepala peserta didik. Pada tataran ini, anak-anak dirangsang dengan permainan yang memiliki unsur edukasi, misalnya bagaimana mengenal sejumlah flora dan fauna. Kedua, menekankan pada kerjasama antar tim/kelompok dan ego anak untuk unggul sendiri terus dilakukan.

Keempat, program literasi, murid sekolah dasar telah diajak menyukai perpustakaan dengan memberikan kenyaman sehingga mereka dapat duduk berjam-jam dalam perpustakaan tersebut sembari melihat ratusan judul buku anak-anak. Kelima, dalam konteks teknologi, murid sudah diajarkan mengenal teknologi, bukan hanya sebagai konsumen melainkan apa fungsi teknologi tersebut.

Kemudian sistem pendidikan di Jepang juga mengaju pada guru yang mengajar atau tenaga pendidik. Di Negara Jepang  guru juga mengajar diluar kelas bukan hanya di dalam kelas, seperti halnya seorang guru sekolah dasar muridnya diajarkan tata cara naik bus, dari jadwal bus yang tertempel di halte dan tentang rute bus serta tata tertib dalam bus.

Oleh karenanya,  murid/Anak-anak di Jepang sejak dini sudah diajari soal tata cara, dibiasakan untuk mengikutinya sehingga Mereka sejak dini terbiasa untuk tahu, dan patuh. Dalam artian practical inteligence.

Oleh sebab itu, secara tidak langsung kejadian tersebut, sebuah bentuk pendidikan karakter. Pendidikan karakter sebenarnya adalah penajaman akal budi, sehingga kita punya semacam sensor untuk mendeteksi yang patut dan yang tidak patut dilakukan. Kemudian membangun kebiasaan untuk selalu berpegang pada yang patut.

Pendidikan karakter ini juga dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana di dalam lingkungan sekolah. Jika dibandingkan dengan harus diadakan latihan kepemimpinan dan segala macamnya di sekolah yang hanya didapatkan oleh murid tertentu saja.

Selain itu, pendidikan karakter berdasarkan moral, yang akan diajarkan (proses kognitif-sikou ryoku). Untuk mengetahui pemahaman anak-anak tentang pelajaran moral yang diajarkan, mereka diminta untuk membuat karangan, atau menuliskan apa yang mereka pikirkan tentang tema moral tertentu.

Kadang mereka juga diputarkan film yang memiliki muatan moral yang akan diajarkan atau ditanamkan, dan diajak untuk berdiskusi isi dari film itu. Jadi dalam pendidikan karakter tidak monoton atau kaku. Dengan demikian adanya ketertarikan anak untuk lebih aktif dan lebih santai dalam sebuah pendidikan untuk membentuk karakter mereka.

Pendidikan di Negara Jepang juga menerapakan konsep-konsep pemikiran Dewey banyak dipakai di “seikatsu-ka (living environmental study)” dan “sougou gakusyuu (integrated learning)” di Jepang. Dua hal yang menjadi inti pendidikan ala Dewey adalah pendidikan yang berfokus pada minat anak-anak dan pentingnya belajar melalui pengalaman langsung dan pendidikan tidak hanya didapatkan di dalam sekolah saja melainkan di luar sekolah atau lingkungan masyarakat. 

Dengan kata lain pendidikan karakter di Jepang, penekanannya lebih kepada nilai-nilai yang dianggap baik secara universal, seperti nilai-nilai kejujuran, kerja keras, menghormati hak orang lain, disiplin, rasa malu ketika tidak memenuhi kewajiban, dan sebagainya.

Dalam hal itu, Guru-guru di Jepang memang sangat berhati-hati dalam pembahasan masalah keagamaan. Karena urusan agama adalah urusan individu, jadi tidak berhak diajarkan oleh guru-guru di sekolah. Di Jepang sendiri, pendidikan moral yang didukung dengan sistem pendidikan, serta undang-undang yang fokus pada pembentukan karakter di sekolah dasar dan menengah, bisa sukses menanamkan nilai-nilai yang diajarkan diatas.

Pendidikan Karakter di Jepang dapat Mengembangkan IQ, Menumbuhkan EQ, dan Menanamkan SQ

Mengembangkan Kecerdasan Intelektual 

Proses pengembangan kecerdasan intelektual bangsa Jepang melalui pendidikan bisa dilacak sejak Restorasi Meiji (1852-1912), Hasil pendidikan para samurai adalah tingginya tingkat melek huruf orang Jepang di era Meiji yang mencapai 98%. Pada periode yang sama tingkat melek huruf Eropa ketika itu, paling tinggi masih sekitar 60-70% (Prasetyawan, 2006).

Pengembangan kecerdasan intelektual dilakukan melalui sistem pendidikan yang konsisten dan bermutu sejak Restorasi Meiji sampai sekarang. Jepang memiliki karakter yang rajin, terampil, gigih, tidak menyia-nyiakan waktu dan peluang.

Menumbuhkan Kecerdasan Emosional 

Penumbuhan kecerdasan emosional atau kesetiakawanan sosial di Jepang dapat berlangsung secara mudah karena Jepang merupakan negara yang benar-benar “satu nusa”, “satu bangsa”, dan “satu bahasa”. Hampir semua dari 127 juta penduduk Jepang adalah ras Mongoloid Asia sehingga masyarakatnya relatif homogen.

Dalam kecerdasan ini sangat membantu dalam pendidikan karakter yang dilakukan oleh seorang guru dalam memberikan pengajaran tentang nilai-nilai moral yang baik.

Menanamkan Kecerdasan Spiritual

Kedubes Jepang (2006) menjelaskan bahwa pada dasarnya kepribadian Jepang sangat dipengaruhi oleh semangat Bushido yang sangat asketik, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan. Bushido adalah etika moral bagi kaum samurai. Berasal dari zaman Kamakura (1185-1333), terus berkembang mencapai zaman Edo (1603-1867), bushido menekankan kesetiaan, keadilan, rasa malu, tata-krama, kemurnian, kesederhanaan, semangat berperang, kehormatan, dan sebagainya.

Penananam kecerdasan spiritual sangat dipengaruhi oleh semangat Bushido yang sangat asketik, berdisiplin tinggi, dan menjunjung tinggi kode etik dan tata krama dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh nilai-nilai leluhurnya.

Keterlibatan Partai Golkar dalam Memajukan Pendidikan Di Indonesia

Sudah sangat jelas dalam paparan di atas bagaimana kondisi pendidikan kita dengan pendidikan di luar negeri sehingga negara Indonesia terus berbenah dalam memajukan dunia pendidikan.

Memajukan pendidikan tidak semudah membolak-balikkan telapak tangan karena memang butuh waktu yang lama dan berjenjang dari paling bawah hingga paling atas begitu pula sebaliknya dari paling atas hingga paling bawah.

Nah, disinilah kita akan menjadi sebuah gagasan dan gerakan baru bahwa partai Golkar bukan hanya bergerak pada pendidikan politik  semata melainkan harus ikut memajukan pendidikan secara general untuk Indonesia.

Penulis merasa bangga bahwa partai golkar sudah melakukan terobosan baru dengan mendirikan sebuah perguruan tinggi  di Jakarta sesuai informasi yang didapatkan penulis saat mewawancarai Hendra Apollo selaku ketua DPW Partai Golkar Provinsi Bangka Belitung bahwa partai golkar sudah merancang sebuah universitas di Jakarta.

Maka patut kita apresiasi bahwa kesadaran terhadap pendidikan sudah muncul. Bagi penulis pendidikan adalah ujung tombak dari setiap momen yang kita inginkan dalam mewujudkan mimpi dan cita-cita bangsa, tanpa pendidikan kita bisa apa, dengan pendidikan kita bisa hebat dan dipandang oleh negara lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait