Mahasiswa KKN UNIMAL Edukasi Masyarakat DiRumahAja Tapi Tetap Menghasilkan Uang, Ini yang Dilakukan

Penanggalan Barat, Swakarya.Com. Berawal dari kondisi melonjaknya harga masker kesehatan yang dijual di Apotek karena stok yang terbatas, Safitri Maya, salah satu mahasiswa KKN Universitas Malikussaleh (Unimal) akhirnya berinisiatif untuk memproduksi sendiri makser kain dengan melibatkan masyarakat sekitar.

Masker yang diproduksi tidak kalah manfaatnya dengan model masker kesehatan, karena masker yang dibuat mengunakan filter busa untuk membatasi masuknya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) ke mulut sehingga model masker ini jauh berbeda dengan masker kain lipat seperti biasanya.

“Saya membuat masker ini karena melonjaknya harga masker yang dijual di Apotek, sehingga saya berinisiatif untuk mengajak warga bersama-sama membuat masker, karena selain mereka bekerja di rumah juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan omset setelah terjadinya PSBB di Indonesia,” ujarnya kepada redaksi Swakarya.com.

Safitri menceritakan, langkah awal yang ia lakukan adalah dengan mengajari masyarakat sekitar membuat masker, mulai dari cara memotong kain, menjahit, sampai dengan proses pemasaran masker.

Safitri mengaku, programnya ini dapat berjalan dengan lancar juga tidak lepas karena dukungan Aparatur Desa dan masyarakat sekitar sehingga kegiatan pembuatan masker ini bisa memiliki dampak yang besar di Desa Penanggalan Barat, serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak bagi masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini.

“Saya merasa senang sebab saya bisa mengajak masyarakat untuk berdiam diri di rumah, namun tetap memiliki penghasilan untuk kehidupan sehari hari, sebab untuk pembuatan masker yang sudah saya lakukan ini dengan masyarakat, saya mampu menjual masker dengan beberapa dinas di Subulusalam, Koperasi BUMN Subulussalam, Satlantas, dan TNI, bahkan pemasaran sampai ke luar daerah.

“Saya berharap dengan kegiatan ini masyarakat sadar untuk tetap mengunakan masker dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan di rumah saja,” imbuhnya.

Sementara itu, Dosen pembimbing lapangan (DPL) Universitas Malikussaleh, Dwi Fitri, MA mengatakan skema KKN yang dipilih mahasisiwa atas nama Maya ini berjenis individu Balik Kampung (BK) dimana kreatifitas dan sinergitas peserta dengan kampungnya sangat amat diharapkan untuk tujuan pembangunan.

“Seperti saat ini, masker yang dibuat adalah masker dasar untuk pencegahan. Selanjutnya bisa dikembangkan lagi menjadi masker yang lebih baik lagi dari segi bahannya atau jumlah lapisan yang akan dirancang,” tutup Dwi Fitri. (Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait