Pangkalpinang, Swakarya.Com. “Saya salut terhadap Pak Sarbini dan kawan-kawan yang sudah lama bergerak membudidayakan tanaman pinang tetapi baru membentuk koperasinya karena menyadari manfaatnya,” ungkap Gubernur Erzaldi.
Dikatakan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ini bahwa Koperasi jangan dibentuk hanya karena untuk memenuhi persyaratan bantuan pemerintah. Tindak lanjut, cek dan ricek, serta pemantauan koperasi harus terus dilakukan untuk melihat perkembangannya. Diingatkan Gubernur Erzaldi kepada Dinas Koperasi dan UKM Babel agar koperasi terus dibina, tidak perlu dibinasakan.
Sarbini asal Desa Jurung yang dikenal dengan nama Sinyo memiliki produk olahan pinang dengan merk Sinyo, tiga bulan terakhir membangun koperasi yang beranggotakan para petani pohon pinang bernama Koperasi Pinang Kite Semue.
Koperasi Pinang Kite Semue ini bertempat di Pangkapinang, beranggotakan 24 orang, petani pinang di Babel ini jumlahnya lebih dari 100 orang yang perlahan juga akan menjadi anggota Koperasi Pinang Kite Semue.
Saat bertemu langsung dengan Gubernur Erzaldi dalam perayaan Hari Koperasi ke 74 di Halaman Kantor Dinas Koperasi dan UKM Babel, Kamis (15/7/2021), Sinyo sebagai ketua perkumpulan petani pinang Babel, sekaligus Ketua Koperasi Pinang Kite Semue mengatakan ingin mengajak para petani dan masyarakat di Babel untuk menanam pohon pinang karena hasilnya memiliki pasar yang cukup luas.
“Sementara ini pasarnya dikirim ke Jambi. Ke depan kami akan ekspor sendiri dengan pembinaan dari Balai Kop UKM,” ungkap Sarbini.
Pada kesempatan bertemu Gubernur Erzaldi, disampaikan pula bahwa penyebaran perkebunan pinang wilayah Bangka Belitung, luasannya mencapai 180 hektar (ha), tersebar di berbagai daerah, 64 ha di Bangka Selatan, 31 ha Bangka Barat, 41 ha Bangka Tengah, dan 43 ha di Kabupaten Bangka.
Harga per 1 kilogram (kg) dibeli koperasi sebesar 15 ribu rupiah untuk pinang kering, jika masih basah, dibeli seharga 5 ribu rupiah.
Pohon pinang sudah bisa panen pada usia pohon setidaknya 3,5 tahun, dengan estimasi 1 bulan sekali panen, walau bisa dilakukan per setengah bulan sekali.
“Kami terbuka, untuk siapa pun yang ingin menanamkan modal, baik dari luar maupun dalam Babel Pak,” ungkapnya pada Gubernur Erzaldi.
Gubernur Erzaldi sendiri, spontan mengatakan ingin di sepanjang jalan komplek perkantoran Pemprov Babel dapat ditanami pohon pinang dengan dikelola oleh Koperasi Pinang Kite mulai dari menanam hingga hasilnya.
“Saya minta Dinas Koperasi dan UKM untuk rajin-rajinlah terus membina masyarakat, terjun ke masyarakat. Mulailah bekerja dengan hati maka rezeki akan datang dari pintu mana pun”, tegasnya agar Koperasi Pinang Kite Semua mendapat pembinaan yang tepat karena potensi pohon pinang cukup banyak termasuk produk turunannya.
Pohon Pinang dan Produk Turunannya
“Sudah dilakukan percobaan produksi dengan berbahan dasar pelepah daun pinang,” jelas Sarbini.
Gubernur Erzaldi saat melihat langsung beberapa produk turunan dari pelepah pohon pinang seperti box makan pengganti box styrofoam, selain piring atau alas gelas seperti ini harus tepat pembinaannya.
Pembinaan produk turunannya harus bisa dilakukan menurutnya, hingga menjadi industri kreatif yang dapat diproduksi secara masal.
“Selain buah kering dan basah, produk turunan ini juga harus dibina, kita harus menyiapkan bagian pentingnya yaitu pembeli,” ungkapnya kepada Kadiskop dan UKM dan Disperindag Babel yang turut mendampingi.
“Dulu, pohon pinang pernah dibuat program, bernama Gerakan Serentak Menanam Pinang, tidak berkelanjutan karena tidak memiliki pembeli. Sangat disayangkan,” ungkapnya mengingatkan.
Menindaklanjuti pertemuan ini, Bang ER (sapaan akrabnya) akan menyiapkan waktu dua hari mendatang untuk bertemu dengan para petani pohon pinang. Disampaikan kepada Sarbini untuk menyiapkan data termasuk kendala dari para petaninya.
“Setelah mendapatkan data, kita bisa targetkan berapa kemampuan luasan penanaman pohon pinang dan kemampuan produksi, baik buah pinangnya maupun produk turunannya,” ungkapnya.
Sarbini mengatakan bahwa produk turunan ini masih tahap percobaan produksi yang dibina oleh Balai Kop dan UKM.
“Percobaannya menggunakan peralatan dan mesin yang dibina oleh Pak Adi dari Balai Kop dan UKM provinsi,” ungkapnya.
Adi adalah seorang fungsional ASN yang juga telah membawa nama lidi nipah hingga bisa dibawa ke pasar ekspor.
Pohon pinang sebagai Junjung sahang
Pihaknya mengaku telah meneliti pohon pinang untuk dipadukan menjadi junjung pohon sahang/lada karena tidak saling mengganggu.
“Kami sudah mencoba langsung dan kedua tanaman ini tidak saling mengganggu,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Gubernur Erzaldi mengatakan akan menindaklanjuti penelitian atas perpaduan antar kedua tanaman ini. Jika berpotensi saling menguntungkan, satu lagi program Tasela (Tanaman Sela Lada) dapat dilakukan bersama dengan pohon pinang.***
Penulis : Nona DP
Foto: Iyas Zi
Editor : Lisia Ayu