Pangkalan Baru, Swakarya.Com. Sobari (50) masih terbaring lemah di rumah kontrakannya di Desa Air Mesu, Kabupaten Bangka Tengah, Jumat (24/9/2021). Suaranya masih lemah saat disapa, masih terlihat jelas guratan kesakitan saat dirinya mencoba untuk duduk di atas kasur lantai yang menjadi tempat pembaringannya.
Beberapa pekan lalu, Sobari baru saja menjalani operasi usus lantaran mengalami usus bocor. Ia merasakan sakit luar biasa saat bekerja sebagai buruh tambang hingga dilarikan ke salah satu Rumah Sakit di Pangkalpinang. Sobari divonis dokter menderita usus bocor sehingga harus mendapatkan tindakan operasi, jika tidak kondisinya akan terus menurun.
Melihat kondisi suaminya yang kian memburuk, Imas istri Sobari ingin suaminya ditangani sebaik mungkin. Berasal dari keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi, membuat keluarga Sobari tungganglanggang mencari biaya pengobatan operasi Sobari.
Biaya yang mencapai puluhan juta, ditambah tak memiliki jaminan kesehatan membuat keluarga Sobari kian sulit, jika tak dikeluarkan dari rumah sakit maka biaya akan semakin membengkak.
“Sama sekali enggak pegang uang, emang enggak punya uang. Udah nangis-nangis sekali tau enggak bisa pulang kalau enggak ada jaminan. Saya sama anak saja nangis berdua diluar, kami kan keluarga berlima, tidak ada siapa-siapa keluarga di sini karena kami berasal dari luar,” ujar Imas istri Sobari.
Sobari dengan rasa kepasrahannya pun meminta anaknya Rusdi untuk menyebarkan informasi mengenai kondisinya yang sangat membutuhkan uluran tangan dari orang-orang agar dapat mencukupi biaya pengobatannya.
“Jadi itu saya cerita ke Rusdi untuk minta bantuan sama siapapun atau berita koran atau apa kek karena Rusdi, siapa tau bisa bantu bayar biaya rumah sakit. Disitu saya sudah pasrah,” ucapnya dengan pelan.
Tidak tinggal diam, Rusdi pun meminta bantuan kepada temannya untuk menyebarkan informasi bahwa saat ini keluarga nya sangat membutuhkan uluran tangan para masyarakat untuk membantu meringankan biaya rumah sakit sang ayah.
Informasi tersebut disebarkan melalui media sosial facebook, membawa dampak positif bagi mereka dengan banyaknya donasi yang terkumpul.
“Donasi yang terkumpul baik dari tetangga sekitar dan juga dari postingan facebook itu, ada kira-kira sebesar Rp. 11.000.000, tapi enggak cukup biayanya ini untuk biaya operasi dan obat-obat,” beber Rusdi.
Rusdi juga saat itu melakukan berbagai upaya, seperti mengajukan proposal ke beberapa tempat untuk membantu biaya pengobatan, tapi belum membuahkan hasil.
“Saya ngajuin proposal minta bantuan, tapi kata mereka enggak bisa cepat karena harus ada proses paling enggka dua minggu. Kita kan butuh cepat, biar biaya enggak makin besar. Cuma PT Timah Tbk yang merespon cepat dan akhirnya kami bisa pulang dari Rumah Sakit,” katanya.
Selain mendapat batuan donasi, mereka dibantu oleh PT Timah Tbk untuk melunasi biaya pengobatannya ayahnya. PT Timah Tbk merespon cepat kendala yang dialami kelurga Sobari. Saat itu pula, keluarga Sobari mengucap syukur tanpa henti.
Selain itu, Imas yang tiba-tiba mendapatkan informasi bahwa akan dibantu oleh PT Timah Tbk, merasa sangat bersyukur walaupun mereka sekeluarga tak tahu siapa PT Timah Tbk.
“Sudah nangis-nangis diluar rumah sakit gimana ini caranya. Terus untung Rusdi ditelepon PT Timah. Alhamdulillah dari situ bersyukur banget. Udah ga bisa dikatakan dengan kata-kata lah karena udah ditolongin gitu,” Kata Imas.
Sobari dan keluarga yang merupakan perantau, dulu tak tahu seperti apa PT Timah Tbk, tapi bagi mereka PT Timah telah membantu keluarga mereka.
“Saya enggak tau apa itu PT Timah, karena pendatang kan. Tapi justru dalam keadaan sulit kami dibantu PT Timah. Semoga PT Timah Tbk makin maju, makin sukses, makin jaya, dan makin berkah,” tutup Imas.(rls/*)