Pangkalpinang, Swakarya.com. Pasca pelantikan kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) oleh Presiden Joko Widodo beberapa hari yang lalu, Founder Agropreneur Indonesia, Edi Setiawan, SP., M.Si meminta Kepala Bapanas untuk segera melakukan reformasi tata niaga pangan dalam upaya menciptakan stabilisasi harga serta penguaatan buffer stock pangan.
“Tataniaga ini sangat krusial karena sangat mempengaruhi fluktuasi harga pangan dan kesiapsiagaan cadangan pangan baik tingkat masyarakat maupun pemerintah”, ungkapnya dalam release diterima redaksi. Lebih lanjut dikatakannya, formulasi kebijakan tataniaga yang baik akan mendorong stabilisasi harga sehingga akses masyarakat dalam pemenuhan pangan terjangkau, kontinu dan aman dikonsumsi.
Selain itu pengaturan tataniaga ini akan mendorong penguatan cadangan pangan sebagai buffer stock yang sangat penting untuk pemenuhan hak-hak dasar masyarakat di bidang pangan terlebih dalam kondisi darurat akibat produksi dan kondisi bencana alam .
“Daerah surplus pangan dan defisit pangan penting dibangun hubungan koneksitas yang baik sehingga harga dan pasokannya terjamin”, jelasnya.
Kelembagaan pangan yang dibentuk berdasarkan UU No. 18 Tahun 2012 tentang pangan ini sesungguhnya sudah mengakomodir spirit dasar Negara yang melindungi masyarakata dalam pemenuhan kebutuhan pokok. “Fungsi Bapanas yang diatur dalam Perpres nomor 66 tahun 2021 ini sangat jelas, tinggal komitmen dan konsistensi dalam implementatifnya”, lanjut penggagas sekolah lapang agropreneur ini.
Delapan komiditi pangan yang menjadi wilayah tanggungajwab Bapanas yakni beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, bawang, telur unggas, daging ruminansia, daging unggas dan cabai. Tantangan berat bagi Bapanas sekarang adalah mengkonsolidasikan seluruh potensi stakeholder pangan untuk meningkatkan ketersediaan, akses dan konsumsi pangan.***