Menuju Kebiasaan Hebat: Menyatukan Tradisi Lokal dalam Gerakan Literasi Nasional

Oleh: Hatib Rachmawan
Pembina Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia (PUNDI), Dosen Universitas Ahmad Dahlan Y

Gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu’ti tentang Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah sebuah langkah monumental menuju perubahan besar dalam pendidikan dan pembentukan karakter anak bangsa. Tujuh kebiasaan ini bukan hanya sekedar anjuran, melainkan sebuah fondasi untuk mencetak generasi yang cerdas, disiplin, mandiri, dan berkarakter. Namun, meskipun ide ini terlihat sederhana, implementasinya bukanlah perkara yang mudah. Tantangannya tidak hanya terletak pada bagaimana membangun kebiasaan ini di kalangan anak-anak, tetapi juga bagaimana mengubah kebiasaan masyarakat secara keseluruhan, mulai dari orang tua hingga kebijakan di tingkat desa dan kota. Dalam hal ini, penting untuk mengaitkan kebijakan ini dengan budaya dan tradisi lokal yang telah ada, karena itulah kunci agar gerakan ini bisa membumi dan diterima dengan baik oleh masyarakat.

Kebiasaan Hebat dan Tantangan Implementasi

Gagasan tentang 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat memang tampak sederhana di permukaan. Kebiasaan-kebiasaan seperti bangun pagi, berolahraga, membaca buku, menulis, makan makanan sehat, berdoa, dan memiliki tujuan hidup yang jelas, adalah kebiasaan yang sudah semestinya dimiliki oleh setiap anak untuk membentuk karakter dan kedisiplinan. Namun, di balik kesederhanaannya, implementasi kebiasaan ini memerlukan perubahan signifikan dalam pola pikir dan perilaku tidak hanya dari anak-anak, tetapi juga orang tua, masyarakat, bahkan kebijakan pemerintah.

Dalam prakteknya, untuk membangun kebiasaan-kebiasaan ini, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Orang tua memiliki peran yang sangat besar, terutama dalam empat dari tujuh kebiasaan tersebut. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya, seperti dalam kebiasaan bangun pagi. Tanpa adanya keteladanan langsung dari orang tua, kebiasaan ini akan sulit diterapkan, apalagi di tengah ritme kehidupan yang semakin sibuk di kota-kota besar. Namun, justru di sini, tradisi lokal yang sudah ada dalam masyarakat kita bisa menjadi kunci untuk mendukung keberhasilan kebiasaan ini.

Peran Tradisi Lokal dalam Membangun Kebiasaan Hebat

Menghubungkan kebijakan ini dengan tradisi lokal adalah cara yang efektif untuk memastikan bahwa kebiasaan-kebiasaan ini bisa diterima dan diimplementasikan secara luas. Di beberapa daerah di Indonesia, kebiasaan yang mendukung kebiasaan-kebiasaan tersebut sudah terbentuk secara alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, di Kalimantan Selatan (Kalsel), masyarakat sudah memiliki tradisi bangun pagi untuk shalat subuh di masjid, kemudian melanjutkan dengan menikmati sarapan bersama di warung. Tradisi ini sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, bahkan sudah dianggap sebagai rutinitas yang tidak terpisahkan. Kebiasaan ini secara langsung mendukung dua kebiasaan yang diajarkan dalam 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yakni bangun pagi dan makan makanan sehat. Jika kebiasaan ini bisa diperluas dan disosialisasikan dengan baik, maka kebiasaan bangun pagi dan mengonsumsi makanan sehat bisa menjadi bagian dari kehidupan anak-anak Indonesia di seluruh daerah.

Di beberapa daerah lain, seperti di Yogyakarta, juga ada tradisi yang mengajarkan kebiasaan belajar bersama di waktu-waktu tertentu. Pada tahun 2000-an, pernah diterapkan kebijakan jam belajar masyarakat di Yogyakarta, yang mengatur agar masyarakat belajar bersama pada pukul 18.00 hingga 21.00 malam. Masyarakat sangat tertib mengikuti kebijakan tersebut, bahkan keramaian yang terjadi di luar jam tersebut harus mendapatkan izin dari pihak berwenang. Meskipun kebijakan ini sudah tidak berlaku lagi, tidak ada salahnya untuk menggali kembali tradisi ini sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan dan menghidupkan kebiasaan belajar secara bersama-sama di kalangan anak-anak. Kebiasaan belajar yang dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan dan melibatkan seluruh keluarga ini bisa menjadi cara efektif untuk mendukung kebiasaan membaca dan menulis yang menjadi bagian dari program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Selain itu, ada banyak budaya lokal lainnya yang mendukung kebiasaan hebat ini, misalnya tradisi membaca di Minangkabau, di mana masyarakat sudah terbiasa membaca kitab-kitab klasik sejak usia dini. Bahkan, di beberapa daerah, seperti di Bugis-Makassar, terdapat tradisi menulis dalam aksara Lontara, yang bukan hanya mengajarkan keterampilan menulis, tetapi juga nilai-nilai moral dan sejarah yang penting untuk dibawa oleh generasi muda. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia, kebiasaan membaca dan menulis sudah ada dalam berbagai bentuk tradisional yang perlu digali dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman.

Dukungan Pemerintah dan Peran Kebijakan Lokal

Tidak hanya masyarakat, dukungan dari pemerintah juga sangat penting dalam menghidupkan kembali tradisi-tradisi literasi ini. Dalam hal ini, pemerintah daerah dapat mengambil peran besar dengan mengaktifkan kembali program-program yang pernah ada dan yang sudah terbukti efektif. Misalnya, seperti yang terjadi di Yogyakarta dengan kebijakan jam belajar masyarakat, atau mungkin dengan mengalokasikan dana desa untuk kegiatan literasi yang melibatkan anak-anak dan masyarakat. Program-program semacam ini tidak hanya akan menguatkan kebiasaan membaca dan menulis, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga masyarakat. Kebijakan semacam ini, yang mengintegrasikan tradisi lokal, sangat diperlukan agar kebiasaan hebat ini bisa berlanjut dalam jangka panjang.

Jika kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik, maka program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat tidak hanya akan menjadi slogan kosong, tetapi akan menjadi bagian dari budaya yang membentuk karakter bangsa. Seperti halnya dengan tradisi membaca di Minangkabau atau tradisi belajar bersama di Yogyakarta, kebiasaan ini akan menjadi rutinitas yang mendarah daging di kalangan masyarakat Indonesia. Dan yang lebih penting, jika program ini dijalankan secara konsisten dengan melibatkan budaya lokal, maka gerakan ini akan menjadi lebih efektif dan mudah diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Menghadapi Tantangan Global dengan Kebiasaan Lokal

Dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, terutama dengan adanya kemajuan teknologi dan digitalisasi, penting untuk mengingat bahwa kebiasaan yang terbentuk di masa lalu melalui tradisi lokal kita memiliki nilai yang sangat penting. Budaya literasi yang tumbuh dari tradisi ini mampu mengajarkan nilai-nilai disiplin, ketekunan, dan rasa tanggung jawab, yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global.

Namun, yang tidak kalah penting adalah keberlanjutan dari kebiasaan ini. Jika masyarakat sudah merasakan manfaat dari kebiasaan ini, maka mereka akan menjadikannya sebagai kebutuhan hidup yang tak terpisahkan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, kita membutuhkan gerakan yang berbasis pada kebiasaan-kebiasaan positif yang tumbuh dari tradisi lokal ini. Kebiasaan-kebiasaan tersebut harus dijalankan secara konsisten, dengan melibatkan semua elemen masyarakat, mulai dari orang tua, sekolah, pemerintah daerah, hingga kebijakan nasional.

Terintegrasi dengan Tradisi Lokal

Dalam rangka menciptakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, kebijakan ini harus terintegrasi dengan tradisi lokal yang telah terbukti efektif dalam membentuk kebiasaan baik dalam masyarakat. Dengan menghidupkan kembali tradisi-tradisi literasi lokal yang sudah ada, baik itu melalui kebiasaan bangun pagi dan makan sehat di Kalsel, kebiasaan belajar bersama di Yogyakarta, atau kebiasaan menulis dan membaca di Minangkabau, kita bisa menciptakan gerakan literasi yang benar-benar berakar dalam masyarakat.

Gerakan ini bukan hanya akan membentuk kebiasaan anak-anak, tetapi juga membentuk pola hidup baru yang lebih berkualitas dan berkelanjutan. Jika kita bisa melibatkan seluruh elemen masyarakat dan menjadikan kebiasaan ini sebagai kebutuhan hidup, maka Indonesia akan berhasil mewujudkan cita-cita besar untuk mencetak generasi emas di tahun 2045.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *