Soroti Nasib Petani di Tengah Pandemi Covid-19, Mahasiswi Agribisnis UBB: sebagai Bentuk Apresiasi, Bantuan Dana Khusus Petani Perlu Diberikan

Swakarya.Com. Sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020.

Banyak petani khususnya di wilayah Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang membutuhkan bantuan dan peran serta pemerintah dalam hal bantuan dana khusus petani, agar dapat membantu kesejahteraan keluarga petani.

Hal itu disampaikan oleh Devienta Dwi Riezka, salah satu mahasiswi Universitas Bangka Belitung (UBB) Jurusan Agribisnis.

Baca Juga: https://swakarya.com/teken-mou-dengan-rektor-ubb-ika-ubb-ingin-jalin-hubungan-yang-lebih-harmonis/

“Ayah saya seorang petani bawang perkebunannya di daerah Kerasak, Lubuk Pabrik, di sana masih banyak kehidupan petani yang tidak terpenuhi secara finansial ekonomi keluarga, hal ini perlu diperhatikan.

Harapannya bantuan pemerintah daerah maupun pusat mampu memberikan kesejahteraan hidup petani,” ungkapnya.

Ditambahkannya, bantuan dana khusus petani perlu diberikan sebagai bentuk apresiasi untuk petani yang telah berjasa dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga: https://swakarya.com/jelang-hari-sumpah-pemuda-dpd-knpi-bangka-gelar-kegiatan-sosial-hingga-lomba-3-hari-berturut-turut/

Selain itu sebagai upaya untuk mendorong semangat petani kecil bangkit di tengah pandemi Covid-19.

Diakuinya pula, bantuan pemerintah masih dirasa kurang untuk petani daerah, dan masih banyak petani yang hidup serba kekurangan di tengah kondisi Pandemi Covid-19.

“Fokus program pemerintah harusnya tak hanya fokus pada Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat yang tidak mampu saja, namun masih banyak lapisan masyarakat yang harus difokuskan terkhusus petani daerah pelosok seperti kami,” ujarnya.

Baca Juga: https://swakarya.com/kolaborasi-dengan-pt-timah-tbk-molen-ingin-jadikan-taman-sari-dan-sekitarnya-jadi-malioboronya-kota-pangkalpinang/

Petani daerah pelosok ujarnya, sangat berharap banyak dengan program pemerintah yang mendukung kesejahteraan taraf hidup kelompok petani kecil, sekaligus memperhitungkan kondisi saat ini untuk pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

“Hubungan pusat dan daerah harus menunjukkan sinkronisasi demi mewujudkan optimalisasi sektor agraris demi ketahanan pangan Indonesia,” tutupnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait