Susahnya Pemasaran di Tengah Pandemi, Tim KKN UBB Bantu UMKM Desa Air Duren Rancang Strategi Pemasaran Produk Olahan Nanas

Mendo Barat, Swakarya.Com. Desa Air Duren yang terletak di Kecamatan Mendo Barat ini merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Bangka yang hampir semua penduduknya memiliki perkebunan nanas.

Desa ini memiliki tanah perkebunan yang tidak terlalu subur untuk ditanami berbagai jenis sayuran, karena itu sebagian masyarakat berprofesi sebagai petani nanas yang umumnya bisa ditanami di semua jenis tanah.

Memiliki tujuan mulia untuk memajukan perekonomian masyarakat desa setempat, Hj. Mariana selaku Ketua Kelompok UMKM Produk Olahan Nanas di Desa Air Duren membentuk kelompok usaha yang memproduksi berbagai jenis produk olahan kreatif dari nanas.

“Dengan mengolah nanas menjadi produk-produk menarik, maka harga jual nanas juga akan meningkat, selain itu ibu-ibu Desa Air Duren juga bisa lebih aktif berkegiatan.

Hampir semua ibu-ibu di desa ini terlibat dalam UMKM. Daripada hanya diam di rumah, lebih baik bersama-sama memproduksi olahan nanas di pabrik yang sudah disediakan, mereka bisa mendapatkan pekerjaan dan penghasilan dari hasil produksi olahan nanas ini,” ungkapnya yang diterima redaksi Swakarya.com, Senin (17/08/2020).

Produksi produk-produk olahan dari nanas ini dimulai pada bulan Mei Tahun 2015. Saat itu produk yang diproduksi masih terbatas pada 3 produk saja yaitu wajid nanas, dodol nanas, dan sirup nanas dengan modal yang sangat minim sebesar Rp3 juta.

Selang kurang lebih satu tahun setelah UMKM sepenuhnya berjalan, modal utama yang digunakan untuk bahan baku meningkat seiring dengan jumlah permintaan yang terus meningkat.

Di tahun pertama pengeluaran untuk modal menjadi Rp8 juta dan jenis produk juga bertambah seperti sambelingkung atau abon nanas, permen nanas, kerupuk nanas, dan stik nanas.

Selain memproduksi olahan nanas, pabrik ini juga memproduksi olahan lainnya yang bukan berbahan baku nanas seperti sirup jeruk kunci dan minuman sari jahe.

Menurut Ketua UMKM, Mariana, awalnya produksi hanya dilakukan secara manual di salah satu rumah anggota UMKM.

“Setelah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa mesin dan dana modal akhirnya produksi dipindahkan ke pabrik khusus yang dibangun tepat di depan kantor kepala desa,” terangnya.

Sebelum adanya virus corona, produksi produk biasanya dilakukan 3 sampai 4 kali dalam seminggu. Tapi karena munculnya wabah Covid-19 ini produksi sempat terhenti dan permintaan juga mengalami penurunan drastis. Produksi baru kembali dilanjutkan setelah lebaran Idul Adha ini.

Ditemui saat baru akan memulai proses produksi nanas untuk pertama kali setelah sempat terhenti karena Covid-19, mahasiswa KKN ikut membantu memproduksi produk yang akan dipasarkan lebih luas oleh tim KKN Desa Air Duren.

Produksi produk-produk olahan nanas kali ini dilakukan oleh beberapa anggota UMKM dan dibantu oleh mahasiswa KKN.

Mulai dari pengupasan nanas, proses pelumatan, proses pemasakan, dan pengemasan dilakukan secara higienis.

Saat ini, produksi olahan berjalan saat ada pemesanan saja dan pemasaran produk ini masih sedikit tersendat karena pasarannya yang belum begitu luas.

Diungkapkan secara langsung oleh Zainuddin yang merupakan Kedes Air Duren, kendala untuk produk UMKM ini masih terjadi pada bidang pemasarannya.

“Selama ini pemasaran produk hanya dilakukan dari mulut ke mulut saja, jadi pasarannya belum begitu luas,” ungkapnya.

Karena itu, menjawab permasalahan terkait pemasaran, Tim KKN UBB memutuskan untuk memperluas pasar produk-produk olahan nanas dari Desa Air Duren Kecamatan Mendo Barat ini.

Ega selaku Ketua KKN UBB Desa Air Duren mengatakan, produk-produk olahan nanas ini memiliki potensi yang besar sebagai oleh-oleh yang bisa dibawa pulang oleh wisatawan yang berlibur ke pulau Bangka.

“Kami berencana untuk membantu memasarkan produk ini dengan menitipkan ke toko oleh-oleh dan toko-toko snack di berbagai daerah seperti Acn Snack, Rini Snack, Kp. Katak Snack. Tujuannya agar produk ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas,” katanya.

Produk ini katanya, bisa saja menjadi produk ciri khas untuk pulau Bangka karena belum banyak UMKM yang mengolah produk olahan kreatif dari nanas seperti ini.

Selain itu, buah nanas yang digunakan sebagai bahan baku merupakan hasil pertanian dari masyarakat lokal.

Selain memiliki rasa yang enak dan unik, 5 produk dari UMKM ini juga sudah memiliki sertifikat halal. Produk yang sudah memiliki sertifikat halal antara lain seperti sirup nanas, jeruk kunci, minuman sari jahe, dodol nanas, dan wajid nanas.

“Harapan kedepannya semoga produk olahan nanas dari UMKM Desa Air Duren ini bisa menembus pasar yang lebih luas tidak hanya di Bangka saja tapi juga bisa go nasional dan dikenal diseluruh Indonesia”, ungkap Mariana.

Dengan kemajuan teknologi sekarang, Tim KKN UBB juga akan merancang pemasaran produk-produk ini secara online. Dengan begitu akan lebih mudah untuk memasarkan produk ini hingga keluar daerah. (Rls)

Editor: Fakih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait