Refleksi 73 tahun HMI, Perkuat Pengkaderan Dalam Menanamkan Semangat Ke-HMIan

Penulis : Adhy Yos Perdana

*Ketua umum HMI cabang Bangka Belitung*

“Paham akar paham buah, jika akar mulai tak kuat jangan heran jika buah banyak busuk”

Swakarya.com. Dalam suatu pengantar maka perlu kita ketahui bersama bahwa kita kader patut berbangga masuk didalam keluarga besar HMI yang berarti wadah yang begitu besar.

Sudah sejak lama malang melintang dikanca pergerakan mahasiswa Indonesia sedari belia hingga kini HMI masih tetap konsisten mengawal keberlangsungan negara Republik Indonesia, hal tersebut baik dilakukan oleh kader-kader HMI maupun alumni HMI, karena HMI adalah organisasi kader.

Kemudian tiba lah saatnya kita akan menemukan dan dihadapkan pada dilema, apakah kita masuk didalam wadah yang sebegitu besarnya sehingga kita merasa kecil dan tak paham, atau karena saking besarnya sehingga kita tak paham apa saja isinya dan esensi nya dan tak dikenalkan esensi keberadaan tatkala baru bergabung di wadah yang diberikan nama HMI ini.

Maka tak muluk-muluk tatkala saya beri sampul “Paham akar paham buah, jika akar mulai tak kuat jangan heran jika buah banyak busuk”.

Hal tersebut setidaknya sedikit memberikan gambaran kondisi wadah kita sekarang yang bernama HMI ini. Artinya jangan heran tatkala kondisi yang sekarang ini terjadi, karena kita lihat tema ataupun sampul awal lihat akar maka jumpai hasilnya, yaitu buah itu sendiri.

Hari ini yang terjadi adalah akibat dari akar yang bermasalah beberapa kurun waktu lalu, maka tak heran jika buahnya hari ini ya demikian adanya seperti yang kita lihat.
Tapi disini saya tak akan membahas terkait buahnya, karena buah akan selalu di perbarui.

Saya ingin mengajak kawan-kawan pembaca ataupun melihat dan mengetahui seksama akar ataupun esensi dari wadah ini, serta perjuangannya sebagai sepirit dan semangat bahwa perbaikan akan segera hadir dalam wadah yang kian besar ini. Maka itu yang harusnya kita pikirkan dan kita jemput bersama sebagai generasi yang progresif dan revolusioner.

Tak lupa di hari yang bahagia ini Rabu, 5 Februari 2020 kepada Kawan-kawan kader HMI dan alumni HMI baik yang tergabung di KAHMI ataupun tidak, saya ucapkan selamat milad HMI ke-73.

Semoga semakin besar dan sukses serta terus melahirkan generasi pembaharu yang diharapkan masyarakat. Kenapa saya turut mengucapkan selamat milad HMI untuk KAHMI? Tentu saja demikian saya ucapkan karena KAHMI sebagai lembaga formal yang menghimpun alumni HMI . Artinya orang-orang yang telah berproses dan turut serta dalam membesarkan HMI ini.

Di Usia yang ke-73 tahun tentu bukan belia atau muda lagi bagi HMI selaku organisasi Mahasiswa yang diharapkan berperan aktif dalam peranannya mengembangkan peradaban manusia.

Tentunya HMI mau tidak mau akan di kenang dan dikenal, hal ini yang harus kian menjadi perhatian bagi kader HMI dalam perjuangannya yang komprehensif.

Dalam sebuah kenangan, HMI telah berkiprah menjadi organisasi moderat dan perjuangan dengan misi keislaman dan keumatan yang menjadi pondasi kuat berdirinya organisasi ini.

Dikarenakan bukan merupakan suatu kebetulan atau hanya kehendak kepentingan ataupun perut elite perlu di perhatikan secara mendasar dan di ingat kembali secara bersama, Bahwa HMI lahir dan didirikan oleh Mahasiswa dari berbagai kampus dari berbagai daerah di tanah air.

Kemudian para mahasiswa tersebut bermusyawarah di Jogjakarta sebagai kota pusat intelektual, yang di prakarsai oleh Lafran pane kala itu.

Hal yang kemudian melatarbelakangi Lafran pane dan kawan-kawan bermusyawarah adalah karena risaunya mereka Melihat kondisi masyarakat Indonesia dan bangsa Indonesia kala itu yang masih bingung dalam sebuah kemelut pertempuran ideologi dunia.

Maka musyawarah tersebut melahirkan keputusan untuk mendirikan organisasi mahasiswa tanggal 14 rabiul awal 1366 H atau 5 Februari 1947 M di jogjakarta, yang kemudian diberi nama HMI atau himpun mahasiswa Islam yang kita kenal sekarang ini.

Dengan membawa misi yang mulia sebagai awal berdirinya yaitu yang pertama “mempertahankan kemerdekaan Indonesia”, dan yang kedua “meninggikan derajat umat Islam di Indonesia dan meninggikan derajat bangsa Indonesia”.

Hal tersebut dikarenakan kala itu kondisi umat Islam di Indonesia mayoritas tak paham akan ajaran Islam akibat kolonialisme Belanda dan Jepang selama berabad-abad.

Doktrin dari Belanda dan Jepang bahwasanya masyarakat Indonesia adalah kaum bawahan. Ini yang menjadi kesedihan dan akhirnya didirikan HMI ditengah kemelut pertikaian ideologi dunia kala itu yang sedang melanda Indonesia dan guncangan maha dahsyat yang sedang di alami bangsa Indonesia sesaat pasca 2 tahun di proklamirkan kemerdekaan bangsa ini.

Harapannya agar kemudian HMI mampu mengawal dan memperbaiki kondisi yang ada.

Melalui sebuah komitmen yang besar, kader-kader HMI pun turut serta dan terlibat dalam berbagai pertempuran, sebagai bentuk komitmen juang HMI dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran-pertempuran yang dilakukan HMI Baik dalam menghadapi agresi militer yang dilakukan Belanda, maupun menghalau gerakan-gerakan pemberontakan seperti melawan pemberontakan PKI dan pemberontak lainnya yang mengancam kemerdekaan Indonesia, hal tersebut HMI lakukan untuk tetap mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dalam proses perjuangan HMI yang bersenjata ini maka dikenang HMI sebagai perjuangan fase bersenjata dalam sejarah perjuangan HMI.

Tak heran HMI banyak melahirkan tokoh-tokoh pejuang peradaban dan pejuang bangsa yang demikian militan untuk kemajuan bangsa Indonesia, serta melahirkan segenap pemikiran yang mampu mengeskalasi peradaban manusia di Indonesia umumnya.


Ketika HMI mengambil peran ditengah masyarakat maka dengan sendirinya sebagai bonus kemudian HMI dikenal dan dikenang di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai peranan yang telah dilakukan.

Bukan suatu hal yang mudah bagi HMI dalam menjalankan tugas dan perannya, Partai komunis Indonesia (PKI) yang merupakan partai politik besar kala itu yang segenap anggotanya masuk dalam kabinet dwikora (kabinet kepemimpinan presiden Soekarno) menghasut presiden untuk segera bubarkan HMI.

Ini merupakan tantangan yang kian di terima oleh HMI kala itu. “Jika PKI tidak mampu membubarkan HMI maka pakai sarung saja”, ujar D.N. Aidit ketua umum PKI saat itu.

Ya, melalui hasutan yang dilakukan PKI terhadap presiden Soekarno HMI bahkan di bubarkan oleh orang nomor 1 di Indonesia saat itu, yaitu presiden Soekarno melalui Mentri agama Saifuddin Zuhri.

Hal tersebut dilatarbelakangi Karena presiden Soekarno menerima berbagai informasi bahwa HMI tidaklah baik, karena di anggap terus mengkritisi dan melakukan gerakan perubahan, yang pada hakikatnya hal tersebut karena merupakan jiwa muda kader HMI yang bersemangat dan terus memperjuangkan kebaikan bersama.

Terinspirasi dari pidato-pidato presiden Soekarno yang membangkitkan semangat juang anak muda dalam perbaikan untuk Indonesia. Hal tersebut juga yang kemudian dijelaskan oleh Mentri agama bapak Saifuddin Zuhri tatkala menolak untuk membubarkan HMI, dikarenakan alasan yang kurang logis yang disampaikan oleh presiden Soekarno.

Namun setelah Berbagai pertimbangan dan melihat potensi serta gerakan intelektual HMI yang terus membawa pelita perbaikan dan harapan bagi masyarakat Indonesia. Maka presiden Soekarno pun berkata “HMI tidak akan saya bubarkan, karena HMI merupakan organisasi Mahasiswa yang progresif dan revolusioner”.

Jendral Sudirman pun berkata ” HMI adalah harapan masyarakat Indonesia”. Yang artinya HMI betul-betul menjadi harapan bagi segenap bangsa Indonesia melalui pemikiran dan pergerakannya.

Perjuangan yang demikian panjangnya itu dan akan terus berlangsung selama kader-kader HMI masih bernafas dilandaskan kesadaran HMI akan ketuhanan yang maha esa, pengertian ketuhanan yang maha esa bagi kader HMI sendiri bukan hanya tentang mengahargai berketuhanan yang plural bagi pemeluk nya yang ada di Indonesia.


Melainkan ketuhanan yang maha esa yang akan melahirkan kejernihan yang terpancar pada sifat manusia yaitu berprikemanusiaan.

Hal ini kian menarik tatkala segenap manusia yang ada di dunia ini paham esensi daripada perikemanusiaan artinya memahami hakikat kemerdekaan dirinya sebagai manusia, atau manusia lainnya sebagai suatu pribadi yang harus dihargai.

Ketika kemerdekaan manusia tersebut telah direnggut oleh pihak yang tak beradab atau tak berperikemanusiaan, Maka HMI hadir melalui suatu perjuangan yang komprehensif untuk menumpas nya sebagai bentuk kerja amal (Amaliyah) yang merupakan kewajiban sebagai umat manusia untuk melindungi manusia lainnya.

sebagai mahluk sosial/ masyarakat (zoon politicon) dan didasari dari prikemanusiaan yang terpancar dari ketuhanan yang maha esa, serta ditunjukkan untuk suatu kebenaran mutlak yang kita kenal sebagai tuhan (Allah SWT).

Namun perlu diingat hal-hal yang disampaikan di muka adalah sejarah perjuangan (perjalanan) dan esensi daripada HMI itu sendiri.


Kemudian yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah sekarang kader-kader HMI paham akan ke-hmi an nya (esensi hadirnya HMI)? dan masihkah kita (HMI) berada didalamproses perjuangan guna mencapai mission HMI?


Mari kita pertanyakan kepada diri kita sebagai renungan dan kita siapkan langkah solutif kita selaku kader HMI yang berkewajiban untuk memperjuangkan perbaikan melalui wadah HMI.

Dengan keadaan dinamika dan pergolakan serta tarik ulurnya kepentingan berbasis ideologis, maupun kapitalis yang arusnya nyaris tak terbendung dalam kondisi seperti sekarang ini.

HMI diharapkan dapat memahami kondisi yang ada dan dapat kembali menjadi pelita penerang yang memberikan solusi di tengah gundah gulana yang terjadi di masyarakat.
Bukan malah terseret dalam arus kepentingan dalam sebuah rekayasa modernisasi. Tetapi kader HMI melalui literasi dan proses kaderisasi yang kuat sejak di baiat di MAPERCA ataupun LK 1, sampai dengan baiat jenjang training formal paripurna LK 3 kader HMI yang menjadi agent dalam rekayasa sosial menuju suatu perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik lagi.

Dengan perjuangan terus mendekati tujuan dr mission HMI, terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

Terus perkuat akar dan wadah guna menopang berlarinya sebuah wadah.


Yakinlah ini jalan perjuangan kita yang kita persembahkan untuk sesuatu yang benar yaitu tuhan, tuhan yang maha esa, yaitu Allah SWT.
Salam semangat..
Yakin Usaha Sampai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *