Pangkalpinang, Swakarya.Com. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia (RI) menggelar kegiatan web seminar dengan tema “Aksi Nasional Pencegahan Korupsi” yang diikuti oleh para menteri, DPR RI, seluruh kepala daerah, gubernur, bupati, wali kota, seluruh kepala desa, serta undangan lainnya, Rabu (26/8/20).
Ketua KPK RI Firli Bahuri dalam sambutan mengatakan, sesuai amanat presiden bahwa KPK tetap memegang sentral dalam pemberantasan korupsi, karena itu KPK harus didukung kewenangan dan kekuatan yang memadai dan harus kuat dibandingkan dengan lembaga-lembaga lain dalam pemberantasan korupsi.
Ketua KPK RI menjelaskan, hal ini selaras dengan tujuan nasional Indonesia, yaktu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.
Maka, untuk mewujudkan itu semua pimpinan KPK berdasarkan kajian, telah melaksanakan kegiatan sesuai program yang dicanangkan oleh Presiden RI sebagai berikut, membangun SDM, membangun infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, dan transformasi ekonomi. Seiring dengan hal tersebut, KPK juga telah merumuskan fokus area.
“Fokus area KPK terkait korupsi terkait bisnis, korupsi terkait penegakan hukum dan reformasi birokrasi, korupsi terkait politik, korupsi terkait pelayanan publik, dan korupsi terkait SDA,” ungkapnya.
KPK juga merumuskan pemberantasan korupsi melalui tiga pendekatan, pendekatan pendidikan masyarakat, pendekatan pencegahan, dan pendekatan penindakan.
Presiden RI Joko Widodo dalam arahan menyambut baik kepada KPK RI mengadakan kegiatan aksi nasional pencegahan korupsi, karena upaya pencegahan korupsi harus dilakukan secara besar-besaran guna mencegah tindak pidana korupsi.
“Perintahkan kepada KPK agar ditindak tegas setiap terjadi korupsi, jangan pandang bulu,” ujarnya.
“Kita harus membangun tata kelola pemerintahan yang baik dan cepat, yang produktif, yang efisien, dan di saat yang sama
juga harus akuntabel dan bebas dari korupsi,” ungkap Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo mengaku, bahwa untuk melakukan pemberantasan korupsi tidak mudah dan ini menjadi tantangan bagi seluruh elemen masyarakat untuk bersatu memerangi korupsi.
Untuk itu presiden mengajak para peserta rapat untuk terus membenahi regulasi nasional dengan tujuan ke depan kehidupan bernegara lebih baik.
“Yang suka memeras inilah yang membahayakan akidah pembangunan nasional kita, yang seharusnya dapat dikerjakan secara cepat, menjadi lambat akibat dikarenakan ketakutan-ketakutan itu,” ujarnya.
Presiden RI Joko Widodo berharap, kegiatan aksi nasional pencegahan korupsi dapat mencegah terjadinya korupsi di tanah air, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat sejahtera. (***)