Pangkalpinang, Swakarya.Com. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman tak hentinya memotivasi Penyuluh dan Peneliti Pertanian di Babel. Dirinya mengatakan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) Babel merupakan salah satu potret keberhasilan kinerja peneliti dan penyuluh di Bangka Belitung.
“NTP bulan Maret 2021 kita tercatat sebesar 121,89. Ini naik sebesar 3,93 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 117,28. Begitu juga harga beberapa komoditi utama kita seperti lada dan karet mengalami kenaikan. Harga lada kita saat ini saja sudah Rp95 ribu, “ujar Gubernur Erzaldi saat membuka kegiatan Temu Tugas Peneliti dan Penyuluh Mengenai Akselerasi Hilirisasi Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian di Hotel Soll Marina, Selasa (4/5/2021).
Tidak hanya itu, saat ini tidak ada lagi daerah di Babel ini yang mengalami kerawanan pangan. Begitupun hasil gabah kita sudah mampu memenuhi 49 persen kebutuhan beras lokal.
“Ini artinya penyuluh kita sudah mampu berkolaborasi dengan petani kita. Jadi saya minta penyuluh kita ini jangan minder. Kalian punya peran penting untuk mentransfer ilmu bagi para petani kita. Pekerjaan kalian ini sangat mulia,” pesan gubernur menyemangati peserta yang hadir.
Kemudian Gubernur Erzaldi menekankan pentingnya penerapan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi dan produktivitas hingga peningkatan daya saing global.
“Di era 4.0 sekarang, penyuluh wajib memiliki kompetensi di bidang teknologi. Penyuluh pertanian juga harus memiliki kemampuan pendekatan interpersonal karena kalian ini adalah mitra terdekat dan yang paling dipercaya oleh petani,” terangnya.
Tidak hanya itu, gubernur yang kerap disapa Bang ER ini juga mendorong agar penyuluh memiliki kemampuan pemasaran dan mampu membaca peluang. Dikatakannya, Bangka Belitung memiliki banyak potensi pertanian, untuk itu penyuluh hendaknya memiliki wawasan yang luas.
Gubernur mengingatkan penyuluh pertanian di lapangan agar peka terhadap permasalahan pertanian di Babel. Salah satu yang jadi perhatian Pemprov. Babel saat ini menurutnya adalah permasalahan lada yang banyak dicampur sehingga menurunkan kualitas lada Babel.
“Hal ini mengakibatkan harga lada kita turun. Tapi dengan adanya buku putih Indikasi Geografis (IG) Lada Putih Muntok dari Kemenhumkam RI, tata kelola lada yang diperdagangkan dari Babel harus memakai IG tersebut. Sehingga tidak ada lagi pihak yang bisa mempermainkan harga lada dan melakukan ekspor lada sembarangan,” tegas gubernur.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Erzaldi sempat berdiskusi dengan peserta terkait permasalahan pertanian di Babel.
Salah satunya Sumantri, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Baskara Bakti Bangka Tengah yang menuturkan rendahnya harga sawit di Babel, dipicu karena masih terbatasnya jumlah pabrik begitu juga ketersediaan bibit dengan kualitas yang baik serta sistem manajemen penjualan dari petani ke pabrik masih melalui tengkulak.
Menurut gubernur, hal tersebut telah menjadi fokusnya bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemprov. Babel. Kepada penyuluh, dirinya berpesan agar dapat terus membantu petani di daerah sebagai agen perubahan dan dapat membantu produksi pertanian sesuai dengan target.
Untuk mendukung kinerja PPL, Gubernur Erzaldi juga memberi perangkat Android kepada beberapa peserta pelatihan.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta yang merupakan penyuluh dan peneliti yang bertugas di Babel serta menghadirkan narasumber dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.***