Tanjung Gunung, Swakarya.Com. Ibrahim (70 tahun), salah satu nelayan di Desa Tanjung Gunung yang menjadi Mitra Binaan PT Timah Tbk mengaku sejak adanya wabah virus corona, para nelayan di lingkungan sekitarnya menunda untuk melaut, sehingga berpengaruh pada pengasilannya sebagai nelayan maupun sebagai pembuat alat tangkap melaut (bubu).
Ia pun sempat cemas, karena di kondisi ekonomi sulit seperti saat ini akibat virus corona harus membayar cicilan pinjaman modal usaha dari PT Timah. Ternyata PT Timah diakuinya memaklumi kondisi tersebut.
“Setelah datangnya corona semua usaha menjadi tidak terkendali yang menyebabkan tunggakan pembayaran kepada PT Timah. Kami berterima kasih kepada PT Timah karena tidak menekan kami bila telat dalam membayar. Hal ini kami alami sendiri, kami udah tiga bulan telat membayar, tetapi PT Timah tidak menekan kami seperti bank yang mengharuskan membayar tepat waktu,” ujarnya kepada Swakarya.Com di kediamannya.
Program mitra binaan harapnya dapat terus berlanjut agar bisa membantu lebih banyak lagi pelaku usaha kecil menengah atau orang yang baru merintis usaha seperti dirinya.
“Kami sangat mensyukuri adanya program ini, jadi kami berharap kepada PT Timah untuk tetap melanjutkan kegiatan yang bermanfaat ini kepada masyarakat terkhusus kepada kami juga,” imbuhnya.
Sebelum adanya pandemi virus corona, rata-rata dalam sekali melaut selama dua hari satu malam, hasil tangkapannya setelah dijual bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 400 ribu – Rp 500 ribu.
“Dengan keadaan yang tidak stabil ini adanya wabah corona menjadikan kami belum bisa melaut, sehingga pengasilan kami menurun,” pungkasnya.
Penulis: Kevin
Editor: Hun