Pangkalpinang, Swakarya.Com. DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kepulauan Bangka Belitung bersama dengan Tim Pembina Usaha Bersama (TPUB) dan Forum Komunikasi Usaha Bersama (Forkom UB) Babel, turut serta dalam kegiatan Sarasehan Nasional UB yang diselenggarakan oleh Departemen Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat DPP LDII.
Sarasehan ini digelar secara online atau daring melalui Zoom Meeting, dan diikuti oleh peserta dari 34 provinsi se-Indonesia pada hari Minggu, 14 Februari 2021.
Adapun peserta dari Forkom UB Babel yang hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya:
- UB Manshurin Koba,
- UB Amanah Bangka;
- UB Jaya Bersama Bangka Barat;
- UB Maju Barokah Pangkalpinang;
- UB Manshurin Pangkalpinang;
- UB Lancar Barokah Toboali; dan
- UB Berkah Mandiri Lubuk Besar.
Ketua DPP LDII Dr. Ardito Bhinadi dalam sambutannya mengatakan,
UB merupakan salah satu program LDII yang menyertakan seluruh warganya sebagai pemilik saham dalam menjalankan usaha berbasis syariah.
“UB dijalankan dengan sistem syariah sehingga terjamin kehalalannya,” ujar Pakar Ekonomi Syariah ini yang juga Dosen Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jogjakarta.
Mendirikan UB tambahnya, tidak hanya sebagai ikhtiar di bidang ekonomi, tapi ada unsur ibadah ketika mampu memberi manfaat bagi umat. “Ruginya saja untung, apalagi untung,” tuturnya.
Ia berpesan, bagi UB yang sudah besar dan berhasil, dianjurkan untuk membentuk badan hukum (PT/Koperasi/ Yayasan) sehingga pergerakan ekonominya lebih luas.
Acara yang digelar sejak pagi hingga pukul 12.00 WIB ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Ketua Departemen EPM DPP Ari Wibisono, Pioner UB pertama di Indonesia H. Bambang Kusumanto serta Lilik Istanta yang menjelaskan tentang Akuntansi dan Perpajakan.
Ari Wibisono dalam paparannya menjelaskan tentang Rencana Kerja UB (RKUB) dan 5 level pengusaha UB, yaitu level 1: employee/UKM, level 2: Manager, level 3: Direktur, level 4: Investor dan level 5: Pengusaha sejati.
Narasumber lain, H. Bambang yang ikut mendirikan UB pertama kalinya tahun 1998 sejak krisis ekonomi ini memberikan materi Sejarah dan Filosofi UB.
“Dulu UB dibangun dalam kondisi ekonomi belum stabil sehingga banyak yang gagal. Namun sekarang sudah semakin maju terutama adanya teknologi yang mempermudah pemasaran,” tuturnya.
H. Bambang Kusumanto juga bercerita tentang sejarah UB didirikan oleh 11 orang warga LDII pada tahun 1998.
“Banyak tantangannya dan bahkan beberapa UB rugi sehingga bangkrut. Terutama karena salah mengelolanya disebabkan kurangnya SDM saat itu,” papar Bambang.
Kegiatan sarasehan sebagai upaya menggali pemikiran dari berbagai elemen Usaha Bersama (UB) mengenai peluang meningkatkan peran, operasional dan kinerja UB di berbagai daerah di Indonesia.
Sarasehan Nasional UB ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah berdirinya UB dan dilaksanakan secara daring atau online serta diikuti lebih dari 500 peserta yang terbagi dalam beberapa titik studio di 34 provinsi dan ratusan kabupaten/ kota.
Setelah kegiatan Sarasehan Nasional UB usai, di tingkat lokal dilanjutkan dengan presentasi Rencana Kerja Usaha Bersama (RKUB) Tahun 2021 bertempat di Masjid Ar-Royyan, Kota Pangkalpinang.
Dewan Penasehat (Wanhat) DPW LDII Babel, H. Zulkarnain berharap, kegiatan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para Pengurus UB sebagai forum sharing sehingga bisa menggali potensi dan mencontoh kesuksesan UB di daerah lain.
“Kita sangat berharap Pengurus UB bisa memperjuangkan UB ini, apalagi kita memiliki banyak potensi, banyak dari Pengurus UB saat ini diisi oleh generasi Milenial yang berkompeten di bidangnya,” tuturnya yang juga merupakan salah satu TPUB Bangka Belitung.