Kenanga, Swakarya.Com. Bangka Belitung merupakan salah satu dari 17 provinsi yang menjadi perhatian untuk penguatan ketahanan pangan.
Hal ini disampaikan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung saat menemani kunjungan kerja Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo di PT Bangka Asindo Agri (BAA), Kenanga, Sabtu pagi (8/8/20).
“Saya sangat bersyukur Pak Menteri atas perintah pak presiden dapat berkunjung ke Babel dan mempersiapkan ketahanan pangan, khususnya di Bangka Belitung. Saya bersyukur lagi Bangka Belitung termasuk 17 provinsi yang menjadi perhatian untuk ketahanan pangannya,” ungkap Gubernur Erzaldi.
Hal ini dilihat dari aktifnya Bangka Belitung memanfaatkan dan mengirimkan hasil pertaniannya untuk melakukan ekspor dan pengiriman ke luar daerah.
Potensi ini dimunculkan atas koordinasi dan kerja sama antar pihak, baik di pusat dan daerah. Menurut Gubernur Erzaldi, di tengah-tengah Covid-19, yang paling aman dan yang paling berpeluang meningkatkan persentase pertumbuhan ekonomi adalah pertanian. “Kreativitas dan kolaborasi antara pusat dan daerah. Selama daerah bisa membuat, maka pusat akan mendukung,” ungkapnya.
Setelah ini, Gubernur Erzaldi telah mempersiapkan lahan seluas 30.000 ha lahan cadangan dan Menteri Syahrul Yasin Limpo segera mengundang khusus dari kabupaten, kota, dan provinsi untuk berkoordinasi dan bergerak bersama. Rencananya, minggu depan koordinasi dan gerakan bersama ini sudah dimulai.
Selain itu, rencananya pada bulan depan ekspor lidi nipah akan dilakukan kembali dengan jumlah empat kali lipat dari ekspor pertama, bulan November-Desember, Bangka Belitung akan memulai ekspor buah-buahan dan kembali mengekspor cangkang sawit sejumlah 10.000 ton. Jepang juga sudah mengajukan permohonan onggok kering dengan jumlah 250 ton perbulan.
“Saya terima kasih, hari ini, limbah sawit yaitu cangkang sawit kita ekspor sehingga tidak ada lagi yang terbuang percuma. Ini bentuk kerja luar biasa dari masyarakat Babel dan Pak Gubernur dan jajaran. Kalau ini semua kita lakukan, kita bisa tenang menghadapi situasi apapun termasuk Covid-19,” ungkapnya.
“Orang Babel mengenergi provinsi lain untuk bisa punya kekuatan. Babel salah satu yang memiliki potensi dan integratornya juga ada di daerah ini,” pungkasnya.
Kunjungan kerja ke PT BAA ini dilakukan dalam rangka melepas ekspor 10.000 ton cangkang sawit ke Jepang senilai Rp 11 miliar dan pengiriman tepung tapioka antar area di Indonesia. Selain itu, dalam kunjungan kerja ini dilakukan pencanangan brand “sagoome” sebagai wujud nyata inovasi anak bangsa dalam mendukung ketahanan pangan nasional di tengah pandemi Covid-19 yang bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan PT Langit Bumi Lestari. (***)