Kebutuhan Meningkat, PMI Basel Berharap segera Miliki Bank Darah

Toboali, Swakarya.Com. Hingga saat kebutuhan darah di Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) meningkat. Atas kondisi tersebut, Palang Merah Indonesia (PMI) Basel berharap bisa segera memiliki bank darah sendiri.


Dengan begitu, kata Kepala Markas PMI Basel M.M Iskandar, ketika masyarakat membutuhkan darah, minimal PMI sudah ada persediaan.


“Memang, untuk memiliki bank darah tidak semudah dibayang. Karena harga peralatannya yang cukup mahal. Namun, kalau kita sudah punya keinginan kuat, dan didukung oleh pemerintah daerah setempat, tentu bukan tidak mungkin ini bisa segera terwujud,” ujar Iskandar, Selasa (28/12/2021).


Iskandar menyebutkan, selama Januari sampai Juli 2021 kemarin, kebutuhan akan darah di Basel, khususnya di Toboali terdata mencapai 244 kantong darah.


Sedangkan kebutuhan darah di Toboali hingga bulan Desember 2021 ini, tercatat di PMI Basel sebanyak 488 Kantong darah, dengan rincian golongan darah B sebanyak 86 kantong, golongan darah O sebanyak 64 kantong, golongan A sebanyak 61 kantong, dan golongan darah AB sebanyak 33 Kantong.


“Karena kebutuhan darah ini cukup tinggi, melalui media ini, kami mengajak keluarga pasien yang dulu pernah meminta bantuan darahnya kepada PMI, untuk bisa turut mendonorkan darah untuk membantu keluarga pasien lain yang juga membutuhkan darah,” ajak Iskandar.


Kepada masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya guna menolong sesame, M.M. Iskandar mengimbau untuk bisa datang dalam aksi donor darah PMI Basel pada Kamis 30 Desember 2021.


“Aksi donor darah ini, dalam rangka memperingati hari relawan PMI tahun 2021 yang mengusung tema “Kebersamaan Kita tak Terhentikan”,” ujar Iskandar.


Berkenaan dengan waktu untuk donor darah, dijelaskan Iskandar, bagi laki-laki 60 hari setelah donor sudah bisa donor lagi, sementara untuk wanita harus 3 bulan.


Diakhir keterangannya, kepada masyarakat yang membutuhkan darah, Iskandar mengingatkan agar memberikan keterangan yang jelas, misalnya berapa kantong darah yang dibutuhkan, golongan darah apa saja, dirawat dimana, nomor kontak keluarga yang bisa dihubungi.

“Dengan ketidakjelasan data yang diberikan, tentunya akan menghambat pemenuhan darah oleh si pasien bersangkutan,” tutup Iskandar. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait