Pangkalpinang, Swakarya.Com. Dikutip dari akun media sosial Facebook @Lpmp Babel, bahwa admin Facebook LPMP Kepulauan Bangka Belitung mengaku menerima ‘surat’ melalui pesan Messenger yang dikirimkan oleh Delvin Pratama.
Di dalam surat yang dikirim dini hari tersebut, Delvin mengaku alumni MAN 1 Tanjungpandan Belitung Tahun 2020. Pemuda kelahiran 22 Januari 2003 ini tinggal di Desa Terong, Sijuk, Belitung.
Semula Delvin sempat ragu untuk mengungkapkan identitasnya, meminta untuk tidak menampilkan namanya. Akhirnya setelah ia mendapat penjelasan, Delvin bersedia.
Ia mengatakan, ingin menyampaikan aspirasinya saja. Karena sebagai calon mahasiswa baru di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dia merasa kesulitan untuk memenuhi ketentuan di situasi pandemi Covid-19.
“Keluh kesah atas biaya Rapid Test yang berkisar ratusan ribu rupiah. Itu saja Min,” pintanya yang dikirim melalui pesan Messenger kepada akun Facebook @Lpmp Babel.
Berikut isi suratnya yang telah disunting oleh admin seperlunya yanh dikutip dari postingan akun Facebook @Lpmp Babel:
“Assalamu’alaikum Admin.
Saya Delvin Pratama. Asli Belitung.
Saya Kebetulan Insyaa Allah. Calon Mahasiswa Baru yang akan ke luar daerah untuk belajar di sana. Tetapi, saat kondisi seperti ini, rasanya tidak mungkin. Dikarenakan syarat keluar masuk kota rasanya sulit bagi kami yang ekonominya terbilang tidak mampu.
Jika masalah ongkos keberangkatan okelah, itu bisa dimaklumi. Tetapi, persyaratan sekarang sudah tidak bisa kami capai. Apa lagi biaya rapid test yang berkisar Ratusan Ribu. Bagi kami, di kondisi yang seperti ini, dan dalam kondisi lowongan kerja susah, serta pekerjaan orang tua kami macet. Kami minta Min, agar saran kami sebagai Pelajar ditampung, dan dibicarakan. Kami ini generasi yang belajar keluar, lalu kembali ingin membangun daerah ini.
Kami juga ingin seperti daerah-daerah lain yang kami baca, bahkan mereka digratiskan untuk rapid test. Kami juga ingin sekolah Min. Kami bukan mengemis kepada pemerintah. Hanya saja saat kondisi seperti ini, kami sebagai Calon Mahasiswa, atau Generasi (muda-red) Di Bangka Belitung ini juga butuh dukungan agar kami dimudahkan dalam urusan transportasi saja untuk ke tempat tujuan kami.
Mohon sekiranya dipertimbangkan bagi masyarakat yang berprestasi, tetapi terbilang tidak mampu min.
Saya Ini termasuk Siswa yang berprestasi Min di sekolah. Saya sering mengikuti kegiatan di tingkat kabupaten, provinsi bahkan pernah membawa Belitung ke (tingkat-red) Nasional dalam ajang Fisika.
Tetapi, sampai saya kuliah bantuan dari pemerintah bisa dihitung jari. Lainnya adalah perjuangan sendiri dan orang tua. Bahkan sampai diterima di perguruan tinggi juga murni hasil belajar dan keringat orang tua.
Dan kali ini, saya bicara. Bahwa kami juga Punya Hak untuk sekolah dengan mudah. Dan lebih didukung dari lembaga ataupun pemerintah yang ada di bangka belitung. Perhatikan siswa-siswi yang berprestasi tetapi tidak mampu langsung di lapangan. Jangan hanya percaya dengan laporan. Kami Menunggu aspirasi kami sebagai pelajar ditampung dan dibicarakan Min.
Terima kasih”.
Delvin berharap suratnya ini dibaca, didengar oleh pihak-pihak yang berpengaruh, dan bisa dicarikan jalan keluar. (Red)