Toboali, Swakarya.Com. Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bangka Selatan kembali digelar pada Kamis, 07 Oktober 2021 dengan tajuk “Cerdas dan Cakap Digital dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)”.
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ini bertujuan mendorong masyarakat agar menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Itu artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.
“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4.
Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual.
Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo menjadi agenda yang amat strategis dan krusial dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.
Pada webinar yang menyasar target segmen para pendidik dan peserta didik di wilayah Kabupaten Bangka Selatan ini menghadirkan para Narasumber yang berkompeten di bidangnya, yakni Rasianna Br Saragih (Dosen Ilmu Komunikasi UNIB), Dr. Lintang Ratri Rahmiaji (Dosen Ilmu Komunikasi Undip, Japedi), Ervawi (Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Babel), Hery Haryono (Kepala Cabang Dinas Pendidikan Prov. Kep. Bangka Belitung Wilayah I), dan key opini leader @wahyuwiwoho (senior anchor metro TB), serta dipandu oleh moderator Astrid Anggraini.
Narasumber pertama, Rasianna Br Saragih memaparkan, guru dan siswa harus terampil dalam belajar daring (online).
Oleh karena itu, menurutnya digital skill sangat penting dimiliki karena berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Melawan berita bohong dalam aplikasi percakapan dan media sosial yakni aplikasi berbalas pesan populer di Indonesia yakni lakukan verifikasi informasi pada sumber yang valid, pahami maksud informasi dengan melakukan seleksi dan identifikasi dari informasi yang kita terima, jangan asal menyebarkan pesan tanpa memastikan kebenarannya terlebih dulu,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, keterampilan abad 21 yakni communication, critical thinking, collaboration, dan creativity.
“Kompetensi yang harus dimiliki guru di era digital yakni berpikir kritis dan memecahkan masalah, komunikasi dan kolaborasi, berpikir kreatif dan inovatif, dan melek literasi teknologi dan informasi,” ujarnya.
Narasumber kedua, Dr. Lintang Ratri Rahmiaji memaparkan terkait menyiapkan talenta yang cerdas, kreatif dan bijak di era digital.
“Tujuan pembelajaran jarak jauh yakni mendorong kolaborasi orang tua, guru dan murid. Memanusiakan hubungan praktik pembelajaran yang dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif yang saling memahami antara guru, murid dan orang tua,” ujarnya.
Narasumber ketiga, Ervawi memaparkan terkait Penerapan Etika dalam Ruang Digital.
Menurutnya, aspek kehidupan tidak terlepas dari kemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Hal itu menyebabkan bergesernya pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam akses dan distribusikan informasi, “masyarakat indonesia semakin mudah dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital,” jelasnya.
Selain itu, harus ada pembagian peran antara orang tua, masyarakat, sekolah, dan pemerintah dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) jarak jauh atau online.
“Peran orang tua mengawasi dan memberikan bimbingan, peran masyarakat mengawasi (membantu pemerintah), peran sekolah mengarahkan dan memberikan motivasi kepada peserta didik, dan peran Pemerintah membuat aturan/ batasan (preventif),” ujarnya.
Narasumber keempat, Hery Haryono memaparkan terkait keamanan digital.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Markplus Insight, jumlah pengguna internet Indonesia didominasi oleh generasi muda usia 15 – 30 tahun yang disebut “netizen”.
Kiat-kiat dalam menjaga keamanan digital yakni melakukan logout, membuat susunan password, menjelajahi informasi di internet dengan aman, menghapus history penelusuran internet, dan meminimalisasi penggunaan free wifi.
Dengan menjaga keamanan digital katanya, privasi dan informasi pribadi pengguna akan lebih terjaga,
meminimalisasi tindakan pembajakan akun, dan menghindari tindakan cyber bullying.
Berikut tips internet yang aman:
1. Tunjukkan perilaku baik di dunia maya;
2. Periksa pengaturan akun dan kata sandi;
3. Jangan menyebarkan rumor;
4. Tidak sembarang menerima permintaan pertemanan;
5. Pikirkan dahulu sebelum mengirim sesuatu;
6. Verifikasi berita sebelum dibagikan.
Sementara para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.
Webinar ini merupakan satu dari rangkaian dua belas webinar yang akan diselenggarakan di wilayah Kabupaten Bangka Selatan selama 2021.
Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif pada webinar-webinar yang akan dilksanakan pada pertengahan Oktober mendatang.***
Penulis: Sudja
Editor: Fakih