Tanjung Pandan, Swakarya.Com. Beredarnya video audensi beberapa aktivis mahasiswa dengan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Abdul Fatah di Kantor Gubernur pada Senin (30/8/2021) lalu, menuai kritikan dari berbagai kalangan di media sosial.
Pasalnya, saat melakukan audensi itu, oknum mahasiswa ini tampak di dalam video menunjukkan perilaku yang tidak pantas atau tidak sopan di hadapan Wakil Gubernur Babel dan pejabat lain pendampingnya.
Padahal, Wakil Gubernur telah bersedia beraudiensi pasca para mahasiswa menggelar aksi representatif mengenai kenaikan tunjangan anggota DPRD di depan kantor gubernur.
Adab oknum mahasiswa yang tidak pantas itu salah satunya duduk di sofa dengan mengangkat kaki kirinya di hadapan wakil gubernur, selain menghadiri audiensi menggunakan celana jeans robek-robek.
Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Belitung, Budy Prastiyo angkat bicara. Ia menyayangkan adab yang kurang sopan ditunjukkan oknum mahasiswa dalam video viral audiensi tersebut.
“Dalam aksi mahasiswa kemarin yang mempersoalkan tentang kenaikan tunjangan DPRD Babel sebenarnya ini hal yang sangat wajar dalam proses demokrasi kita. Apalagi menyampaikan pendapat ini juga kan dijamin oleh undang-undang. Namun kami menyayangkan caranya yang kurang elok dalam menyampaikannya, apalagi kan Pak Abdul Fatah (Wagub) umurnya jauh di atas mahasiswa tadi. Harusnya kita anggap sebagai orang tua kita, sehingga adab harus diutamakan,” kata Budy kepada wartawan siang tadi, Rabu (1/9/2021).
Selain itu, Budy mengkhawatirkan dengan sikap kurang menghormati yang ditunjukan oknum mahasiswa tersebut justeru menjadi preseden buruk bagi hubungan masyarakat antara Bangka dan Belitung.
“Jangan sampai ini dianggap melecehkan masyarakat Belitung karena Pak Wagub asli orang Belitung, yang mempresentasikan masyarakat Belitung. Takutnya, ini akan memperkuat bayang-bayang diskriminatif yang dirasakan oleh masyarakat Belitung selama ini,” ungkapnya.
Namun demikian, anggota dewan dua periode ini menganggap persoalan ini harus disikapi dengan bijak oleh seluruh masyarakat Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Apalagi, menurutnya krisis identitas itu masih menjadi isu hangat. Sehingga ia mangajak seluruh masyarakat Bangka Belitung untuk dapat melewati krisis identitas ini secara bersama-sama.
“Tapi dari kabar terakhir yang kami terima alhamdulillah Pak Wagub tidak mempersoalkan lebih lanjut perihal ini. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari permasalahan ini. Bangka Belitung yang kuat hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah. Saling bahu-membahu dan saling bergandeng tangan dalam satu tujuan yaitu melewati krisis identitas ini bersama-sama dan menjadi provinsi yang maju dan madani masyarakatnya,” harap Budy.
Lebih lanjut, politisi Partai Golkar ini mengatakan masyarakat Bangka tetap saudara serumpun dengan Belitung. Begitupun sebaliknya, sehingga ia meminta kejadian seperti itu tidak terulang lagi.
“Semoga hal-hal seperti ini tidak terulang lagi kedepannya, dan anggapan-anggapan bahwa Belitung di-anak-tirikan bisa hilang,” tandasnya.
Disisi lain, Budy berharap pembangunan di Kabupaten Belitung lebih digeliatkan lagi, karena PAD Kabupaten Belitung paling besar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Dan demi kemajuan bersama dukungan penuh dari Provinsi (Pemprov Babel-red) kepada Belitung juga kami harapkan. Sebagai kabupaten yang memiliki PAD paling besar di provinsi, sudah selayaknya pembangunan yang merata diterima oleh masyarakat Belitung, termasuk urusan pimpinan daerah ke depan,” tutupnya. (Rilis.MPO-PG)