Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Pelangas, Alexander Fransiscus: Jangan Mau Dipecah-belah dengan Isu Radikalisme

Simpang Teritip, Swakarya.Com. Tampak hadir narasumber Luna Febriani dan Alexander Fransiscus selaku Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dimoderatori oleh Wahyu Kurniawan dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang dihadiri oleh masyarakat seputaran Simpang Teritip, Senin, 25 November 2019.

Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menangkal isu radikalisme yang sedang hangat-hangatnya di negara Indonesia. “Harapannya, dengan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini akan semakin memperkokoh persatuan dalam keberagaman suku, etnis, maupun budaya,” ujar Alexander Fransiscus dalam paparannya.

Welly Wahyudi selaku Kapala Desa Pelangas dalam sambutannya mengatakan, Pelangas adalah miniatur Indonesia. Sebab, di Desa Pelangas terdapat ragam suku, agama, dan RAS. “Di sini kita bercampur aduk dalam perbedaan itu, namun tetap rukun dan saling toleransi,” ujar Wahyudi.

Alexander Fransiscus juga berpesan, jangan mau di pecah-belah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab lewat isu-isu radikalisme dan agama.

“Indonesia dibangun di atas keragaman itu. Jadi, Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini juga tidak hanya digaungkan dalam acara seminar saja. Namun harus dikampanyekan oleh berbagai pihak. Baik itu tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dan seluruh elemen masyarakat,” kata Alexander.

Dalam kesempatan yang sama, Luna Febriani selaku Dosen Universitas Bangka Belitung (UBB) dalam tanggapannya terhadap kegiatan tersebut saat diwawancarai oleh pihak wartawan swakarya.com usai kegiatan, mengapresiasi kegiatan ini.

“Karena dari sini kita bisa kembali membumikan pancasila, UUD 45, NKRI, serta Bieneka Tunggal Ika. Selama ini mungkin sempat tercabik oleh persoalan-persoalan seperti intoleransi, radikalisme, yang menjadi persoalan besar yang kemudian dapat memicu keretakan-keretakan sehingga dapat memicu konfik di dalam masyarakat,” terang Luna.

Selain itu, Menurutnya, melalui kegiatan seperti ini lah kita bisa memberi informasi tambahan kepada masyarakat, bahwa Indonesia itu beragam. Indonesia disusun oleh suku-suku, etnis-etnis, identitas yang berbeda yang kemudian menjadi satu atas nama Indonesia.

Penulis : Rachman
Editor : Tahir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait