Bangka, Swakarya.Com. Dengan dicabutnya izin PT Pulomas oleh Gubernur Babel membuat alur muara air kantung Sungailiat terus mengalami pendangkalan.
Akan hal tersebut, banyak nelayan Sungailiat yang mengeluh lantaran kesulitan melakukan aktifitas bongkar muat di muara air Kantung yang dijadikan sebagai tambatan perahu nelayan.
Seperti halnya yang diutarakan oleh salah satu nelayan Sungailiat, Zainudin, Kamis (28/10).
Kepada sejumlah wartawan Zainudin mengaku, sejak aktifitas pengerukan PT Pulomas di hentikan oleh Pemerintah Provinsi Babel, nelayan setempat yang pulang melaut dan hendak berlabuh ke muara air kantung kesulitan masuk ke dalam muara lantaran alur muara mengalami pendangkalan.
“Sejak dihentikan dua bulan lalu, imbasnya kami yang rasakan. Muara dangkal, kami kesulitan melakukan bongkar muat,” katanya.
Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca buruk sehingga membuat alur muara mengalami sedimentasi dan lagi lagi nelayan setempat kesulitan keluar masuk alur muara.
“Setelah dihentikan waktu itu, cuaca buruk, jadi kondisi alur muara susah untuk dilewati. Kalau seperti ini terus, kami sebagai nelayan jadi korban,” katanya.
Seiring dengan kondisi alur muara yang terus mengalami pendangkalan, Zainudin bersama puluhan nelayan lainnya sempat mendatangi pihak Pulomas agar membantu nelayan melakukan alur muara yang mengalami pendangkalan.
“Sempat dua hari dilakukan pengerukan oleh pihak Pulomas. Namun setelah ada datang alat berat dari pemerintah, Pulomas menarik kembali alat berat. Sayangnya, pengerukan oleh pemerintah waktu itu hanya beberapa hari saja. Setelah itu alat beratnya mereka ditarik kembali dan kondisi alur muara kembali mengalami pendangkalan,”katanya.
Bahkan kata dia, nelayan setempat merasa terbantu dengan keberadaan Pulomas yang melakukan pengerukan terhadap alur muara air kantung Sungailiat.
“Kami sebagai nelayan merasa terbantu atas kinerja Pulomas yang telah membantu kami melakukan pengerukan alur muara sehingga kami para nelayan dapat melakukan aktifitas bongkar muat di muara itu,” katanya.
Kedepannya kata dia, nelayan setempat tidak memikirkan pihak mana nantinya akan ditunjuk untuk melakukan pengerukan. Karena yang terpenting bagi nelayan, kondisi alur muara tidak mengalami pendangkalan dan nelayan dapat melakukan aktifitas bongkar muat.
“Kami berharap para pemangku kebijakan dapat mencari solusinya, apakah mempertahankan Pulomas atau mencari solusi lainnya. Tolong, muara air kantung ini sebagai tempat tambat perahu dan tempat kami melakukan bongkar muat. Karena kalau tidak ada yang melakukan pengerukan, kami nelayan yang menjadi korbannya,”katanya.
Penulis : Lio