Kelapa, Swakarya.Com. Perempuan memiliki peranan yang setara dalam mewujudkan kesejahteraan, baik bagi keluarga sebagai lingkungan terdekat, bahkan bangsa secara umum. Banyak cara yang dapat dilakukan, di antaranya pembangunan ekonomi melalui gerakan ekonomi kreatif, hingga pada pendidikan, dan kesehatan.
Demikian diungkapkan Founder Sekolah “Sekuntum Melati” (Sekolah untuk Perempuan Jadi Mandiri dan Terlatih), Melati Erzaldi saat memberikan sambutan pada acara Wisuda Sekolah “Sekuntum Melati” Angkatan ke-2 Tahun 2021, di Halaman Sekolah Dasar (SD) Negeri 12, Desa Pangkal Beras, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat (Babar), Selasa (14/12/21).
“Perempuan punya hak dan kewajiban yang sama dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dan bangsa. Salah satunya untuk mencapai hal itu, dengan pendidikan dan pelatihan yang baik bagi perempuan untuk menjadi mandiri dan terlatih,” ujarnya.
Wisudawati Sekuntum Melati angkatan kedua ini dikukuhkan sebanyak 113 perempuan, yang berasal dari dua desa, yakni Desa Pangkal Beras, Kabupaten Bangka Barat (53 orang), dan Desa Tanjung Gunung, Kabupaten Bangka Tengah (60 orang). Sedangkan angkatan pertama, telah dikukuhkan untuk perempuan yang berdomisili di Desa Jelutung II, dan Desa Rukam, pada 2020 lalu.
Dengan diwisudakannya ratusan perempuan yang disebutkan Melati Erzaldi sebagai perempuan yang memiliki potensial, produktif, dan berbakat ini, menjadi jalan terciptanya tujuan besar Sekolah Sekuntum Melati, menjadikan perempuan Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berkualitas, dan dapat bersaing di era globalisasi, yang menuntut keahlian untuk tetap eksis di semua aspek kehidupan.
“Hari ini kita melihat perempuan-perempuan hebat, berbahagia mencapai tujuan ini. Ini merupakan prestasi luar biasa. Selama tiga bulan kita diikat oleh kebersamaan, kekerabatan, bergilir memberikan manfaat membangkitkan masa depan,” ujarnya.
Melati Erzaldi mengungkapkan, Sekolah “Sekuntum Melati” tidak hanya bertujuan untuk pengembangan bakat bagi ibu-ibu saja, tetapi lebih luas untuk para perempuan. Selain itu, kurikulum yang diterapkan berbasis kebutuhan sesuai potensi yang ingin dikembangkan di desa masing-masing. Pihaknya juga bekerja sama dengan United Nation (UN) Women Indonesia dalam merancang kurikulum tersebut.
“Oleh karena itu, kita tidak ingin berhenti di titik ini. Kami ingin suatu saat nanti kami mendengar sahabat Sekuntum Melati semua berkembang, sukses dalam karir dan keluarga, berkontribusi dalam membangun pemberdayaan perempuan menuju masyarakat Babel yang maju dan sejahtera,” pungkasnya.***