Oleh: Sabpri Aryanto
Penulis / Sekretaris PW Pemuda Muhammadiyah Bangka Belitung
Kesehatan akal memang harus dirawat sehingga kita terjaga dari penyakit hati yang dapat merusak tingkat kualitas ketakwaan seseorang. Karena penyakit hati banyak sekali modelnya, ada yang iri hati, dengki, hasut dan lain sebagainya yang tidak boleh kita pelihara di dalam tubuh dan akal pikiran.
Allah menciptakan manusia untuk memiliki akal yang membuat manusia bisa berpikir jernih sehingga bertindak/ berprilaku baik kepada siapapun, serta merenung, dan belajar berbagai macam ilmu yang tak bisa dilakukan oleh makluk Allah lainnya di muka bumi ini. Tentu ini bukti bahwa Allah menciptakan manusia sebagai sosok yang terbaik dan paling tinggi derajatnya diantara hambaNya yang lain. Maka dengan itu manusia harus mampu dan bisa merawat akal pikirannya alias menjaga kesehatan akal.
Apalagi saat ini kita sedang menjalani ibadah di bulan penuh keberkahan, Bulan Ramadan. Maka dia harus bisa menjaga kesehatan akal agar bisa memperbaiki nalar keimanan dan ketakwaan manusia itu sendiri serta harus memahami esensi puasa Ramadan itu sendiri. Karena konsepsi bulan penuh keberkahan ini kita berlomba-lomba untuk beribadah kepada Allah SWT dan berlomba untuk melakukan kebaikan agar nalar akal sehat manusia tetap terjaga.
Karena perjalanan kehidupan manusia hendaknya menggunakan akal sebaik mungkin yakni untuk berpikir dan melakukan segala sesuatu (melaksanakan perintahnya) karena Allah SWT dan menjauhi apa yang menjadi larangannya. Sehingga akal sehat kita dapat menjadi jalan ibadah dan tidak berjalan atau berfungsi dengan sia-sia kemudian menjadikan diri kita sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepadaNya.
Kesehatan akal membuat hati nurani seseorang saling berkaitan dengan upaya menjaga emosi agar tidak mempunyai kecenderungan berlebihan, dalam menjalani ibadah dan kehidupan di dunia yang sementara ini. Jadikan kehidupan itu penuh arti dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain agar kita tetap menjalani kehidupan dengan mengunakan nalar kesehatan akal sebagai manusia yang memiliki hakikat martabat dan tanggung jawab sebagai manusia di muka bumi ini.
Melalui bulan Ramadan kali ini kita dapat pelajaran demi pelajaran agar kita menjadi pribadi yang bermanfaat baik dari keilmuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga terhindar dari penyakit hati yang merugikan kita sendiri dan orang lain.
Karena terdapat tiga komponen penting pada diri manusia, yakni hati, akal, dan lisan yang harus kita jaga dan kita jernihkan. Jangan sampai manusia terperangkap dengan penyakit hati adalah yang menganggap rendah orang lain (takabbur), merasa dirinya adalah yang terbaik (‘ujub), riya, pelit (bakhil) hasud, dan lain sebagainya. Semuanya merupakan sifat yang tidak baik untuk dipelihara karena akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Puasa menjadi sarana mensucikan hati dan jiwa agar taat kepada perintahNya, sekaligus mengobati dan menjadi terapi kesehatan manusia yang selama ini ada penyakit mungkin menjadi detok racun-racun dalam tubuh menjadi berkurang ataupun hilang.
Dengan semakin khusyuk beribadah di bulan Ramadan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena bulan puasa dimana pahala dari setiap ibadah dilipatgandakan. Maka dengan puasa kita bisa mensucikan kembali hati dan jiwa manusia agar lebih berhati-hati dalam bertindak dan melangkah ke arah lebih baik untuk melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya.
Mari kita memanfaatkan momentum bulan suci ramadhan dengan memperbanyak amal ibadah dan menjauhi larangan Allah SWT dengan mengedepankan kesehatan akal agar terhindar dari segala bentuk penyakit hati. Karena esensi dari puasa ialah, sebagai media latihan bagi umat manusia untuk berbuat lebih baik sekarang dan kedepannya.
Semoga kita terlindungi dari sifat-sifat negatif dan kembali mensucikan hati agar berpikir positif dan berbuat lebih maju. Fastabiqul Khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan).