Kota Kapur, Swakarya.Com. Di ujung Pulau Bangka yang terletak di Desa Kota Kapur, telah menghasilkan inovasi dan potensi baru dalam menciptakan alternatif mata pencaharian masyarakat desa yaitu lidi nipah.
Tidak tanggung-tanggung, lidi nipah ini akan diekspor secara perdana ke negara Nepal sebanyak 12 ton. Sebelumnya, lidi nipah di Babel ini belum mampu mencapai tingkat ekspor.
Disampaikan oleh Jafri, selaku Tokoh Desa Kapur yang juga menjadi koordinator para petani dan nelayan, mengimbau agar permasalahan harga dapat diatur sedemikian rupa untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat diberikan kemudahan dalam hal perizinan.
“Kami minta tolong pemerintah untuk memberikan kemudahan dalam perizinan, dan juga dapat mengatur harga yang bagus untuk ekspor. Kami pun berharap mendapatkan bimbingan dari dinas koperasi dan UMKM, mengingat SDM masih minim,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Elfiyana mengatakan bahwa pada tahun kemarin melaksanakan pelatihan melalui dana DAK non fisik dari kementerian koperasi yang diberikan kepada Pemprov. Babel.
Dinas koperasi dan UMKM melatih masyarakat untuk mempersiapkan diri beralih kepada potensi lain, yaitu lidi nipah.
“Setelah pelatihan, mereka langsung produksi, setelah kita kurasi ternyata hasil mereka baik, dan semangat dari masyarakat untuk dapat memproduksi lidi sangat baik,” ujarnya.
Hal ini sangat bagus, mengingat di masa sulit seperti sekarang sangat diperlukan untuk menggali potensi-potensi mata pencaharian lain.
Lidi nipah ini banyak tumbuh di sungai dan rawa, tidak diperlukan pupuk dan pemeliharaan
Kadis Elfiyana pun mencoba untuk menjelajahi potensi-potensi di desa lainnya, dan memberikan dukungan sebaik mungkin. Kadis Elfiyena ingin membuat Kota Kapur menjadi sentra penjualan yang akan bekerja sama, sehingga para pembeli akan melalui Desa Kota Kapur, mengingat Kota Kapur adalah pencetus lidi nipah.
Saat mengunjungi lokasi lidi nipah, Gubernur Erzaldi Rosman sangat mengapresiasi masyarakat Desa Kota Kapur yang bisa membuat alternatif mata pencaharian. Gubernur Erzaldi meminta agar nantinya pengemasan dibuat menjadi lebih rapi. (***)