Pangkalpinang, Swakarya.Com. Gelar Rapat Pembahasan Pengambilan Kebijakan Dalam Menekan Angka Kematian Akibat Covid-19, Gubernur Erzaldi arahkan Pemerintah Desa untuk cepat menanggapi gejala yang dialami warganya dengan langsung melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) atau Antigen, Jumat (06/08/2021).
“Kami akan membagikan alat tes Rapid Antigen untuk masing-masing desa di kabupaten/kota yang akan dioperasikan oleh Babinsa dan Babinkantibmas yang telah dilatih oleh Tenaga Medis dari Puskesmas,” ungkap Gubernur Erzaldi dalam rapat yang dilaksanakan melalui Aplikasi Zoom didampingi Kapolda Babel, Anang Syarif dan Danrem 045/ Garuda Jaya, M. Jangkung.
Dijelaskan oleh Gubernur Erzaldi dalam rapat yang diikuti oleh para kepala desa, camat, polsek dan polres hingga kodim dan koramil se-Bangka Belitung, bahwa tenaga yang melakukan tes adalah Babinsa dan Babinkatimmas yg dilatih oleh puskesmas agar dapat dilaksanakan lebih cepat ketimbang hanya mengandalkan tenaga medis pada puskesmas setempat saja.
Diyakini Gubernur Erzaldi bahwa ketersediaan alat tes Rapid Antigen akan membantu kawan-kawan di desa. Menerapkan pola segera melakukan tes Rapid Antigen ini dapat membantu masyarakat Babel mendapat penanganan cepat dan lebih terarah.
Hal penting juga ditekankan olehnya, bahwa warga yang terindikasi harus diketahui para Kepala Desa (Kades) melalui pengecekan langsung Satgas Penanganan yang dibentuk sendiri oleh masing-masing desa.
Jika ada masyarakat yang melapor atau diketahui mengalami sesak nafas, Satgas di desa harus bertindak cepat dengan melakukan tes antigen.
“Alat antigen akan mengetahui dengan cepat hasil tes positif atau negatif dalam waktu 5 menit,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan mekanisme yang harus diterapkan tiap desa, salah satunya jika hasil tes Rapid Antigen menunjukkan positif dan tidak dalam kondisi berat, wajib dimasukkan ke isolasi terpusat (isoter).
“Ini juga, Pemerintah Desa (Pemdes) untuk segera menyiapkan isoter, agar warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 bisa di isolasi di isoter yang disiapkan Pemdes,” tegasnya.
Pada kesempatan ini, Kapolda Anang juga menekankan kepada para anggota polisi di tiap polres, polsek hingga Babinkantibmas untuk melaksanakan pengecekan dengan door to door system (DDS).
“Door to door system_dilaksanakan oleh TNI/Polri untuk memastikan, jika ada keluhan harus langsung di antigen. Walaupun prokes ini dengan baik, DDS tetap harus dilaksanakan,” tegasnya menjelaskan bahwa sistem ini dapat membantu Dinas Kesehatan tiap daerah atas tingkat keterisian _Bed Occupancy Rate (BOR) yang tinggi.
“Tidak harus masuk Rumah Sakit, jika hanya Orang Tanpa Gejala (OTG), cukup dengan mewajibkan yang bersangkutan untuk masuk Isoter,” tambahnya lagi.
Lebih khusus juga ditegaskan oleh Danrem M. Jangkung, desa yang belum menemukan tempat yang pas untuk dijadikan Isoter, sementara bisa dilakukan di sekolahan.
“Diberlakukan sistem piket dari Babinsa, agar terawasi dengan baik selama warga berada dalam isoter” tegasnya.
“Isolasi dengan cara ini bermaksud agar dalam penanganan kita tidak ada isoman dan dapat lebih cepat memutus angka kematian,” pungkasnya.***