Solusi Pandemi dari Islam Untuk Negeri

Penulis : Asdiki / Mahasiswa UBB

Saat ini dunia sedang dihadapkan dengan permasalahan yang serius yaitu virus corona atau Covid-19. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019 lalu. Virus ini juga telah ditetapkan WHO sebagai pandemi yang sedang menyerang hampir seluruh dunia termasuk negara Indonesia.

Apa itu pandemi? Pandemi dari bahasa Yunani, “pan” yang artinya semua, dan” demos” yang artinya orang. Pandemi adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia.

Sejak virus ini ditemukan hingga sekarang berdasarkan data per 2 Agustus 2020, sudah tembus 17 juta lebih kasus dan 680.894 ribu angka kematian dunia yang disebabkan oleh virus ini. Di Indonesia sendiri sudah mencapai 12.3503 orang terjangkit dan 5658 orang meninggal.

Agama Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, yang mana kemerdekaan kita pun tak lepas dari perjuangan para ulama dalam melawan penjajahan. Seperti yang kita ketahui bahwa kejadian pandemi pun pernah terjadi pada masa kenabian Muhammad SAW.

Ada beberapa wabah yang terjadi, diantaranya penyakit kusta atau lepra pernah menjadi wabah zaman Nabi Muhammad SAW.

Seseorang yang mengidap kusta, kulitnya akan mengkerut. Bakteri menggerogoti bagian-bagian tubuh hingga berubah bentuk. Penyakit ini menular melalui cairan yang keluar dari hidung si penderita. Wabah penyakit ini diriwayatkan dalam hadits, “dari Anas Ibni Malik bahwa Nabi SAW pernah berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, kusta, dan dari penyakit buruk lainnya.” (HR. Abu Dawud)

Rasulullah SAW mengatasi wabah ini seperti yang dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Bukhari, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” Di masa sekarang, cara ini saat ini disebut physical distancing yang sedang kita lakukan guna untuk mengurangi tingkat penyebaran penyakit.

Kemudian ada wabah Tha’un. Tha’un merupakan penyakit yang berasal dari bakteri hewan. Penderitanya akan merasakan pembengkakan yang parah di kulit. Tubuhnya terasa panas dan sangat haus. Penyakit ini sangat menular dan menimbulkan kematian. Penularan penyakit tha’un sangat cepat. Diriwayatkan dari hadist Shohih Bukhari, “dari Usamah Ibn Zaid, ia bercerita kepada Sa’d dari Nabi SAW, beliau bersabda: Apabila kalian mendengar Tha’un di suatu negeri, maka janganlah kalian masuk ke dalam negeri itu. Namun, jika ia menjangkiti suatu negeri, sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri tersebut.” (HR. al-Bukhari).

Dari hadist di atas, cara yang diterapkan oleh para sahabat saat itu untuk mengatasi wabah tha’un yaitu dengan melarang mereka yang untuk memasuki ataupun keluar dari wilayah yang terjangkit virus tersebut, yang di mana hal ini dilakukan untuk menekan penularan yang pada saat ini kita kenal dengan Lockdown atau karatina wilayah. Dan terbukti usaha ini dapat menghentikan penularan wabah tersebut walaupun pada zaman itu belum ditemukan vaksin untuk penyembuhan namun lebih mengutamakan peningkatan imunitas tubuh dalam melawan penyakit atau virus.

Penyakit lainnya yaitu penyakit kudis. Penyakit ini dapat menyebabkan gatal di kulit, dengan ditandai ruam bintik-bintik jerawat atau bekas lepuhan. Penyakit ini disebabkan oleh kutu kecil yang bersarang di kulit. Kutu yang beranak pinak, menyebar dari satu orang ke selainnya. Pernah diceritakan dalam hadits riwayat Ahmad, “dari ‘Abd Allah Ibn Mas’ud RA, ia berkata; Rasulullah SAW berdiri di hadapan kami, lalu bersabda: Tidak ada sesuatu yang dapat menulari yang lain. Ada seorang Arab pedalaman berdiri, kemudian ia membantah: Wahai Rasulullah, awal mula kudus menyebar itu lewat mulut atau ekor seekor unta, lalu menyebar hingga unta yang lain menjadi kundisan semuanya. Kemudian, Rasulullah SAW bersabda: Lantas, siapa yang menulari unta yang pertama tadi?.” (HR. Ahmad)

Dari hadits tersebut, kita dapat melihat tindakan Rasulullah untuk mengatasi wabah ini, dengan menanyakan siapa yang menulari unta pertama kali, hal ini untuk mencari sumber infeksi virus, dengan mengetahui sumber infeksi virus kita dapat mengetahui dengan siapa saja dia berinteraksi. Setelah itu, orang-orang yang telah berinteraksi dapat diobati lebih awal apabila belum parah, dan diisolasi sementara untuk tidak menulari selainnya. Cara ini saat ini pun mirip dengan rapid test corona yang kita lakukan guna menekan penyebaran virus corona.

Itulah beberapa contoh wabah penyakit yang pernah terjadi pada zaman kenabian dan para sahabat Rasulullah SAW. Bukan hanya memberitahu namun Rasulullah SAW kepada umatnya telah memberikan solusi untuk mengatasi wabah penyakit yang akan dihadapi nantinya.

Hal yang sama pada saat ini kita alami disaat kita terserang wabah penyakit Covid19, ternyata Islam telah memberikan contoh bahkan solusi untuk mengatasi wabah ini yang mana seperti lockdown, karantina wilayah, jaga jarak, dan mengisolasikan diri. Hanya saja bahasanya yang berbeda namun dengan konsep yang sama. Islam adalah agama yang sempurna dengan Kitab Al-quran sebagai pedoman hidup lengkap, layaknya sebuah handphone dan untuk menjaga dan mengunakannya dengan benar maka perlulah buku petunjuk dalam pengunaannya, begitulah pun manusia, Allah menciptakannya beserta Al-Quran sebagai petunjuk yang lengkap.

Semoga hal ini dapat memberikan manfaat pada kita semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *