Swakarya.Com. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PAMMI Bangka Belitung, Feriyawansyah, SH, MH.CPCLE,- angkat bicara terkait polemik brosur ajang pencarian bakat lomba menyanyi dan menari yang diselenggarakan Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Babel.
Hal itu dikarenakan salah satu persyaratan lomba tertulis “Genre Musik selain Dangdut”
Feriyawansyah menilai tulisan genre musik selain dangdut pada brosur tersebut sangat diskriminasi dan hal itu sangat tidak etis.
“Kami sebagai pengurus DPD Pammi Babel merasa dirugikan akibat tulisan pada brosur tersebut dan hal ini perlu dikritisi,” tukas Wawan sapaan akrabnya Feriyawansyah melalui siaran pers yang diterima redaksi Swakarya.com.
Menurutnya, semua musik sama dan tidak ada perbedaan kasta, mau dangdut mau rock maupun keroncong sekalipun. “Silakan pilih genre apapun itu hak masing masing, namun lebih baik jangan dibuatkan pengecualian dalam brosur tersebut,” ujarnya.
Polemik brosur ini menurutnya akan menjadi perpecahan dalam bermusik. “Jika tidak diperbolehkan genre musik dangdut mengikuti lomba tersebut, seharusnya pengecualian musik dangdut tidak dibuatkan secara tertulis, dan hal ini melukai insan musisi dan penyanyi dangdut Babel,” sesalnya.
Pengacara flamboyan sekaligus menjabat Ketua Himpunan Advokat Muda Indonesia Bersatu (HAMI) Babel ini menyayangkan polemik brosur ajang pencarian bakat tersebut yang menjadi pro dan kontra di akun Facebook Acil Andre Effendi yang merupakan Pembina PAMMI Babel. “dan kami akan segera mengirim surat teguran secara tertulis kepada panitia kegiatan tersebut,” sebutnya.
“Kami selaku pengurus PAMMI Babel akan mengirim surat teguran kepada panitia lomba untuk merevisi kata genre musik selain dangdut pada brosur tersebut. Apabila tidak diindahkan, takutnya hal tersebut akan menjadi konflik sesama insan seni. Untuk itu kami berharap segera merubah brosur tersebut agar kedepan musik dangdut tidak dipandang sebelah mata, oleh penggemar musik aliran lainnya,” pungkas Wawan. (Rls)